Seekor Gajah Dibunuh di Meureudu, Dua Gadingnya Lenyap

Sabtu, 17 November 2018 – 14:36 WIB
Tim Dokter hewan BKSDA Aceh, melihat kondisi gajah yang mati di kawasan pegunungan Kreung Tijei, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya, Kamis (15/11). IHSAN/RAKYAT ACEH

jpnn.com, MEUREUDU - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh kembali menemukan seekor gajah jantan mati di kawasan pegunungan Krueng Tijei, Kecamatan Meureudu.

Pihak BKSDA menduga gajah tersebut dibunuh dengan motif pemburuan gading, apalagi gadingnya telah hilang.

BACA JUGA: Longsor di Sibolangit, Jalur Medan-Berastagi Lumpuh 4 Jam

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan telah menerima laporan kematian gajah di kawasan dari kepala resort, Rabu (14/11).

Dia langsung mengirimkan tim ke lokasi bangkai gajah untuk melakukan nekropsi.

BACA JUGA: Satkopaska Temukan Mortir Aktif Perang Dunia II

Tim yang diturunkan terdiri dari dari dua dokter hewan, masing-masing Drh Rosa Rikahandayani dan Drh Ridwan, Mahot dan aparat polisi dari Polres Pidie.

Setelah tim dokter BKSDA Aceh melakukan olah TKP diketahui bahwa gajah tersebut dibunuh dan telah mati selama sepekan lebih atau berkisar delapan hingga sembilan hari.

BACA JUGA: Pengadilan Agama Janji Tak Ada Pungli

Gajah yang juga diketahui telah berusia 10 tahun tersebut, saat tim ke lokasi dan melakukan nekropsi, kata Sapto, sebagian gading telah hilang, tapi masih tersisa pangkal sepanjang 25 cm.

Tim dokter hewan BKSDA juga melakukan pemindaian di bangkai gajah dengan metal detektor. Namun, tidak ditemukan unsur logam yang tertinggal.

"Gading gajah tersebut dipotong dengan sangat rapi. Bangkai gajah tersebut sudah rusak karena kematiannya sudah lebih seminggu. Untuk mengetahui penyebab kematiannya, tim dokter mengambil sampel organ dalam untuk diuji di laboratorium pusat," sebutnya, Kamis (15/11).

Untuk mengetahui penyebab kematian gajah tersebut baru dapat disimpulkam paling cepat dua pekan, selambatnya sebulan setelah dilakukan uji laboratorium. Sapto juga meyebutkan, di lokasi tempat matinya gajah tersebut bukan kawasan konflik antara gajah dengan manusia dan dekat dengan kawasan hutan lindung.

Sebelumnya, salah seorang petani kebun di kawasan pegunungan Krueng Tijei Bang Wi nama panggilannya, mengaku sudah melihat bangkai gajah yang berusia muda tersebut yang dibunuh oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Dari kondisi di sekitar lokasi bangkai gajah yang dipenuhi tumpahan darah, gajah tersebut mati dibunuh, tapi bukan oleh pemburu gading, karena gajah itu belum ada gading," terangnya sambil memperlihatkan vidio bangkai gajah yang direkamnya.

Saat tim BKSDA ke lokasi bangkai gajah tersebut, juga turut membawa pria yang sudah menguasai seluk beluk dari sebagian kawasan hutan tersebut, sebagai penunjuk jalan untuk sampai ke lokasi bangkai gajah.

Selama ini, Bang Wi mengaku sering melihat orang yang tak dikenal kerap kali masuk hutan kawasan tersebut yang tak diketahui penyebabnya, tetapi membawa senjata. Orang tersebut yakinnya berasal dari luar Aceh.

"Orang yang saya tidak kenal sering sekali masuk ke hutan ini. Saya juga meyakini mereka adalah penburu satwa," terangnya. (mag-78/mai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejari Masih Kejar Empat Buronan Kasus Korupsi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler