BACA JUGA: DPR Enggan Berdekatan dengan Pusat Perbelanjaan
Ternyata, AP terdorong untuk bekerja di kafe BT di Kawasan Kalijodoh, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara itu karena sedang bermasalah dengan ibunya, yakni JU (35).Menurut JU, masalahnya sepele, yakni ia memarahi anaknya karena rasa sayangnya
BACA JUGA: Selama Puasa, Restoran Bandara Soetta Tetap Buka
Sini bantuin masak atau nyuci,” kata JUBACA JUGA: Pelindo Salahkan Buruknya Kualitas Air Kiriman PAM
“Tapi itu semua saya lakukan karena sayang, dan saya juga tidak mau anak saya pergi dari rumah,” beber JU kepada Radar Bogor di rumahnya di Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.Bahkan, JU baru tahu kalau AP bekerja di sebuah kafe di Kalijodoh, lantaran diberi tahu teman AP“Dia itu ternyata sering SMS-an dengan temannya itu,” jelasnya.Saat JU tanya kerjaannya, selalu tidak jelas jawabnyaKadang bilang kerja di salon, kadang juga bilang kalau dia kerja di kafe“Itu kan tidak bener namanya,” beber JU
Sedangkan kata-kata ibunya yang terkesan mengusir itu seperti petir di kepala APKebetulan, AP sudah sering mengobrol dengan Sudarman alias Makao (50) soal pekerjaan yang ditawarkan kepadanya“Dia bilang mau dipekerjakan di kafeKatanya sih untuk nemenin orang minum-minum saja, tahunya begitu sudah di sana, justru melayani semuanya,” kata AP kepada Radar Bogor.
Kemudian, Makao mengenalkan AP pada Suwardi alias Adi (33) yang kini sudah meringkuk di penjara Mapolresta BogorSetelah AP dan salah satu temannya, yaitu AT dijemput oleh Adi, mereka dengan menggunakan angkutan umum menuju ke Kafe BT di kawasan Kalijodoh“Lagi ada masalah keluarga sihMakanya saya ikut saja, lagi pula sudah lama saya ingin kerja,” tambah AP
Selain itu, keinginan AP untuk bekerja menjadi sangat kuat, karena menganggur setelah tamat sekolah dasar (SD).
AP juga menceritakan, di Kafe BT itu dirinya diurus seorang wanita yang dipanggil ‘mami’ berinisial ANDi tempat ini sang ‘mami’ memberikan AP fasilitas yakni kamar sendiri berukuran 3 x 3 meterDi tempat inilah, AP ‘bekerja’ melayani para tamunya
“Kalau keluar dari kafe ya boleh sajaTapi paling kalau keluar cuma dikasih uang Rp10 ribu,” cerita AP, seraya menambahkan, selama sebulan lebih di kafe ini belum pernah pergi ke mana-mana selain beli makanan di sekitar kafe
AP juga mengaku, setiap melayani tamu, AP tak boleh membawa HP oleh sang mami, karena takut menganggu kenyamanan para pelangganSelain itu, AP juga mengaku, melayani tamunya bisa kapan saja, tapi paling ramai adalah malam hari apalagi bila hari Sabtu atau malam Minggu“Biasanya sehari saya bisa melayani sampai tujuh pria,” aku AP
Namun, tidak menutup kemungkinan, di saat siang hari, saat AP sedang asyik-asyiknya tidur, sang ‘mami’ membangunkan AP untuk melayani tamu hidung belangnya ituMenurut AP, rata-rata yang datang ke kafe itu usianya masih muda.
Saat ditanya tentang keberadaan sepuluh orang teman AP yang kini menghilang, ia tak terlalu yakin tahu keberadaannyaMenurut dia, sepuluh temannya itu dibawa sang mami ke daerah Tangerang“Saya juga belum pernah ke tempat yang di Tangerang itu,” jelas AP
Diketahui pula, salah satu ABG berinisial VN yang kini menghilang itu adalah anak Ketua RW di Kelurahan Situgede, Kota BogorMenurut AP, di Kafe BT, VN memakai nama samaran Rere setiap melayani ‘tamunya’“Kalau dia, tidak tahu diajak sama siapa bisa sampai ke kafe itu,” singkat AP lagi.
Sementara itu, istri Makao yang namanya enggan dikorankan menuturkan, ia tahu saat AP dibawa pergi AdiMenurut dia, bukan suaminya yang menjual ABG itu, tapi memang AP dan AT yang ingin pergiIa juga bercerita, kalau AP dan AT pernah datang ke rumahnya untuk bertemu dengan Makao lalu menanyakan lowongan pekerjaan
“Waktu saya dengar kerjanya di kafe, saya sudah bilang pada keduanya kalau kerja di kafe itu tidak ada yang benar,” jelas wanita berumur 30 tahun ini.Makanya ia langsung melarangTapi ia juga bingung, akhirnya mereka bisa berhubungan dengan Adi dan dibawa ke kafe itu.(ote)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manajemen Budha Bar Polisikan Pendemo
Redaktur : Tim Redaksi