Ada dunia daring yang rahasia, di mana laki-laki memperdagangkan pose telanjang para perempuan tanpa persetujuan mereka, sering kali dengan nama dan lokasi yang disertakan. Poin utama:⢠Penelitian menunjukkan sebanyak satu dari lima orang telah menjadi korban pornografi balas dendam
⢠Kantor Komisioner Keamanan Daring Australia segera diberi kekuasaan untuk menghukum para pelaku
⢠Hukuman maksimum untuk individu akan mencapai $ 105.000 (atau setara Rp 1,05 miliar)
BACA JUGA: Ubah Pohon Tumbang Jadi Karya Seni
Penelitian Australia menunjukkan bahwa sebanyak satu dari lima orang telah menjadi korban pornografi balas dendam, atau "pelecehan berbasis gambar" -meskipun tingkat sebenarnya dari masalah tersebut susah diketahui.
Dan beberapa forum bahkan menyediakan direktori perempuan berdasarkan alfabet di kota-kota kecil, kota besar dan pinggiran kota tertentu.
BACA JUGA: Musik Australia Jarang Diputar Di Stasiun Radio
Program The Signal di ABC telah menyelidiki satu forum secara khusus, yang dikenal sebagai AussieSluts, yang beralamat di luar Australia.
Di dalam forum tersebut, pengguna dengan nama alias meminta dan seringkali menerima "wins" -istilah untuk pose telanjang dari orang tertentu.
BACA JUGA: Peneliti Adelaide Kembangkan Komputer Peramal Kerusuhan
Di dalam forum itu, ada pesan berantai dengan lokasi spesifik di mana para pengguna meminta foto perempuan tertentu di kota besar, kota kecil, atau pinggiran kota tertentu. Terkadang permintaan itu dipenuhi, dan terkadang tidak.
Selain foto-foto individu, forum seperti ini juga menampilkan tautan ke sejumlah besar file buangan, dengan folder foto berabjad beserta nama perempuan yang terpampang.
Erick Watson mulai menyelidiki situs tersebut karena teman-teman perempuannya terjebak dalam kebocoran serupa, pada tahun 2015.
"Saya memeriksa ke semua situs yang bisa saya temukan, mengikuti semua tautan yang saya bisa, dan mendokumentasikannya, dan menuliskan apapun yang bisa saya pikirkan tentang itu, dan kemudian menelepon polisi," katanya.
Baru-baru ini, ia tersadar bahwa hal yang sama terjadi lagi, kali ini di situs yang berbeda.
Ketika ia menyelidikinya, ia menemukan pola perilaku yang hampir sama - permintaan untuk "wins", dan tautan ke sejumlah besar file buangan.
"Tautan Google drive yang saya temukan hanya Brisbane, dan itu hanya anak perempuan berabjad A-L -yang berarti ada bagian lain dari folder itu, dan kemungkinan besar ... ada Cairns, dan Sydney serta Adelaide dan Perth ... yang ditambahkan orang," kata Watson.Komisioner tak berkuasa untuk paksa penghapusan
Instansi Pemerintah Australia yang berada di garis depan dalam menangani penyalahgunaan berbasis gambar adalah Kantor Komisioner Keamanan Daring.
Sue Gabor, yang menjalankan tim Pelecehan Berbasis Gambar mereka, mengatakan AussieSluts hanyalah salah satu dari sejumlah situs yang menarget perempuan Australia dan menjadi menampilkan foto-foto intim mereka tanpa persetujuan.
"Kami mengetahuinya [situs] ... karena orang-orang datang kepada kami untuk meminta bantuan agar foto mereka dihapus," kata Gabor.
Ia menggambarkan forum itu sebagai pemain "tengah-tengah". Photo: Para pengguna AussieSluts dengan nama alias meminta dan seringkali menerima âwinsâ -istilah untuk pose telanjang dari orang tertentu. (Screenshot)
Satu dari tujuh permintaan bantuan yang diterima komisioner itu dari para perempuan adalah tentang forum AussieSluts.
Saat ini, Kantor Komisioner Keamanan Daring tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa situs bekerja sama dengan permintaan mereka, terutama yang seperti AussieSluts, yang sering berada di yurisdiksi asing.
"Pada saat ini yang dilakukan adalah pendekatan dengan upaya terbaik," kata Gabor.
Namun metode tersebut telah membuahkan hasil yang sangat baik dalam kasus forum AussieSluts.
"Saya tidak akan mengatakan keberhasilan 100 persen, tetapi saya akan mengatakan bahwa mereka sangat responsif dan menghapusnya ketika kami meminta mereka melakukannya," kata Gabor.Pelaku bisa hadapi denda besar
Mungkin tak lama lagi Kantor Komisioner Keamanan Daring itu diberikan kekuasaan untuk menghukum para pelaku.
Bagi para individu, hukuman maksimal akan mencapai $ 105.000 (atau setara Rp 1,05 miliar). Layanan hosting (server) bisa didenda hingga $ 525.000 (atau setara Rp 5,25 miliar).
"Saya pikir itu akan efektif dalam beberapa kasus," kata Dr Nicola Henry, seorang ahli pelecehan berbasis gambar dari RMIT yang memberi masukan pada aturan yang mengatur hal tersebut.
"Ingat bahwa ini adalah denda maksimum, dan mungkin sebenarnya ... mereka (malahan) mendapatkan pemberitahuan penghapusan."
Kubu Oposisi Australia telah menyatakan bahwa aturan hukuman pidana diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Saat ini, hukum pidana tentang penyalahgunaan berbasis gambar bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain.
Dr Henry mengatakan ia yakin hukuman perdata dan pidana harus diberlakukan.
"Akan sangat bagus jika pelanggaran federal yang baru dirancang untuk mengatasi penyalahgunaan gambar," katanya.
"Saya juga berpikir kami juga perlu memiliki undang-undang yang konsisten di semua negara bagian dan teritori."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wabah Rumput âHairy Panicâ Serang Rumah Warga Di Laceby Victoria