Istilah "seni publik" mungkin memunculkan gambar-gambar grafiti atau instalasi berskala besar, tetapi karya seni ciptaan Joel Mitchell melibatkan beberapa gergaji dan pohon yang ditakdirkan untuk dihancurkan menjadi serbuk kayu.
Dan dia laksana seorang pelukis di sebuah toko peralatan seni setelah Badai Topan Marcus, di mana ia memperkirakan sekitar 80 persen pohon mahoni Afrika yang menjulang tinggi di satu pinggiran kota roboh.
BACA JUGA: Musik Australia Jarang Diputar Di Stasiun Radio
"Itu bagian dari keindahan sebuah kayu," katanya.
"Apa yang Anda lihat di luar sangat jarang menggambarkan apa yang ada di dalamnya; setiap pohon berbeda dan setiap spesies pohon memiliki karakteristiknya sendiri."
BACA JUGA: Peneliti Adelaide Kembangkan Komputer Peramal Kerusuhan
External Link: Joel Mitchell shaves bark off a fallen tree
Setelah lebih dari lima jam di satu siang yang panas minggu ini, batang pohon yang tebal dari pohon mahoni Afrika itu dipahat oleh gergaji Mitchell, yang kemudian berubah menyerupai pohon tumbang yang saling bertautan.
BACA JUGA: Wabah Rumput âHairy Panicâ Serang Rumah Warga Di Laceby Victoria
Dilapisi serbuk gergaji dan keringat, seniman itu mencukur lapisan luar dari kulit kayu batan pohon itu untuk mengungkapkan warna mentega, beetroot, dan labu.
"Ketika Anda mulai mengukirnya, Anda akan menemukan garis kontur, warna dan tekstur yang luar biasa dan warna-warna kontras yang sangat indah." Photo: Joel Mitchell mengatakan dia selalu terkejut dengan pola dan tekstur di bagian dalam kayu.
(Radio ABC Darwin: Jesse Thompson)
Mitchell telah memahat kayu sebagai hobi selama sekitar dua dekade tetapi baru-baru ini telah menjadikannya sebagai profesi penuh waktunya.
Sekarang dia memiliki pameran yang lebih besar di jalur pipa.
Pekerjaan seninya dari pohon tumbang itu dipilih karena lokasinya yang umum dan waktu yang cocok.
Sejak Topan Marcus melanda daerah itu pada akhir pekan lalu, Walikota Darwin telah mengajukan permohonan kepada dewan untuk mempertimbangkan memindahkan pohon-pohon besar yang rentan akarnya dari wilayah ini untuk selamanya.
Sebuah kelompok kerja juga telah dibentuk untuk memberikan kehidupan kedua bagi pohon-pohon tumbang yang berserakan di mana-mana selain hanya dimasukan ke mesin pencacah kayu. Photo: Sang seniman mengibaratkan pola pada lapisan terluar pohon seperti peta topografi.
(Radio ABC Darwin: Jesse Thompson)
"Saya kira pohon-pohon itu nantinya akan ditempatkan di ruang publik sehingga orang dapat melihat pohon-pohon itu dalam bentuk sedikit berbeda daripada hanya sekedar sampah," kata Mitchell, yang terlibat dengan kelompok kerja.
"Dua hari yang lalu ini adalah batangan kayu dari pohon yang kemungkinan akan dilemparkan ke mesin pencacah kayu dan menjadi serbuk kayu, dan sekarang lima setengah jam kemudian batang kayu itu telah berubah menjadi karya seni yang memiliki nilai."
Namun, Joe Mitchell mengatakan masa depan bagi karya terbarunya tidak pasti - dan keputusan itu bukan kewenangannya untuk memutuskan.
"Itu tergantung dewan kota kawasan ini dan ini adalah pohon miliki pemerintah kota praja, jadi saya tidak tahu apa yang akan dilakukan dewan kota dengan itu.
"Aku tahu di media sosial ada banyak percakapan tentang siapa yang akan mendapatkannya, dan ada banyak minat, tapi pohon itu bukan milik saya untuk diberikan."
Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara untuk Kota Darwin mengatakan akan tetap terbuka untuk gagasan melestarikan karya seni ini.
"Sementara dewan kota senang untuk mempertimbangkan gagasan itu, saat ini prioritas kami tetap dalam mengelola hal-hal yang mendesak dan kesehatan dan keselamatan publik." Photo: Joel Mitchell telah memahat kayu selama sekitar 20 tahun.
(Radio ABC Darwin: Jesse Thompson)
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Hepatitis A di Melbourne Dikaitkan Dengan Restoran Lokal