LAMPUNG – Rasa syukur tak henti-hentinya diucapkan oleh Junaidi (50) dan 2 orang keluarganya, yaitu Satriya (52) dan Ahyadi (23), yang merupakan warga Kampung Sinarrejo – Poncowarno Kecamatan Kalirejo, karena mereka berhasil selamat dari musibah atas terbakarnya kapal Fery, yang ditumpanginyaDimana masing-masing mereka dan para penumpang lainnya, menceburkan diri ke laut, ketika mengetahui kapal yang ditumpanginya terbakar
BACA JUGA: Demi Keamanan, Bakauheni Butuh Tugboat
Kini mereka telah tiba kembali di rumah, yakni di Poncowarno dalam keadaan sehat.Diceritakan oleh Junaidi, bahwa ia sempat terapung selama 4 jam di permukaan laut sebelum berhasil tertolong
Lebih lanjut, Junaidi menceritakan tentang musibah yang dialaminya
BACA JUGA: Sumber Api dari Mesin AC Bus
Beberapa menit keberangkatan kapal yang ditumpanginya dari pelabuhan Merak tersebut, ia sedang duduk di ruang kelas ekonomi, saat itu para penumpang lainnya yang berada di ruang yang sama, sedang serius mendengarkan pengarahan dari awak kapal tentang penggunaan jaket pelampung, jika terjadi bahaya, setelah itu, awak kapal memprosikan produk dagangan, belum selesai awak kapal menawarkan produknya, tiba-tiba penumpang mencium bau hangus seperti ada benda yang terbakarBACA JUGA: Wapres Instruksikan Menhub Bertindak Cepat
Dan benar saja mereka segera mengetahui bahwa telah terjadi kebakaran dari arah dek kapal.Saat itu api terus membesar, para penumpangpun, segera berebut, untuk mendapatkan jaket pelampung, dan tak lam dari itu mulai terdengar ledakan, yang semakin membuat penumpang tambah panik, dan mulai melompat menceburkan diri ke lautTermasuk Junaidi dan keluarganyaPara penumpang yang telah menceburkan diri kelaut, masing-masing berjuang untuk menyelamatkan diri dengan bertahan dan terapung di permukaan air lautKarena menurut hingga 4 jam lamanya.
Hal senada, juga disampaikan oleh Satriya, yang juga mengalami nasib yang sama”Saya juga sepontan melompat kelaut saat melihat api terus membesar dan terjadi ledakan, beruntung saya bisa mendapatkan jaket pelampung, dan saya juga bersyukur, saya termasuk paling awal yang bisa tertolong, sehingga hanya sekitar satu jam, saya bisa melihat ada kapal lain, dan saya berhasil naik di kapal tersebut,” ucapnya.
Diceritakan kembali oleh Satriya, saat ia terapung di laut bersama penumpang lainnya, ia sempat melihat ada gerombolan penumpang yang terapung sebanyak 4 orang, mereka saling bergandengan tangan, lalu ia mendekati kelompok tersebut dan bergabung dengan merekaDan tak diduganya ternyata dalam kelompok tersebut, salah satunya adalah anaknya sendiri, yakni AhyadiNamun yang menyedihkannya, dalam kelompok tersebut, satu diantaranya telah tak bernyawa lagi alias tewas.
Setelah ia berhasil tertolong, ia langsung dibawa ke rumahsakit di Merak, lalu ia meminjam HpDan memberikan kabar kepada keluarga di Lampung tentang musibah yang dialaminyaIapun segera mencari tau, tentang keberadaan keluarganya yang turut terjun kelautDan bersyukur, beberama saat kemudian diketahuinya, keluarganya berhasil selamat.
Namun, jenazah Jupran, yang meninggal akibat lakalantas di Serang, yang sedianya hendak di bawa pulang dan dimakamkan di Lampung, sampai saat ini belum bisa dievakuasiJenazah Jupran yang ada di mobil ambulans, dan masih berada dalam kapal yang terbakar tersebut, belum diketahui keberadaannyaApakah turut kebakar atau tidak.
”Sampai saat ini (Sabtu, 29/1-red), Jenazah Jupran, keponakan kami belum bisa terevakuasi, kami tidak tau keberadaannya, apakah turut terbakar atau tidak, kami belum mendapat informasi lebih lanjut,” jelas Junaidi(rnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telusuri Penyelewengan Prosedur Tetap
Redaktur : Tim Redaksi