Selamat Tahun Baru dalam Bahasa Arab Bikin Anggota DPR Kalap

Rabu, 03 Januari 2018 – 06:02 WIB
Wajah Islamophobia Jerman, anggota DPR Beatrix von Storch. Foto: Zeit.de

jpnn.com, BERLIN - Kepolisian Kota Koeln, Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Jerman, menuliskan ucapan selamat tahun baru lewat Twitter dalam berbagai bahasa pada Senin dini hari (1/1). Salah satunya dalam bahasa Arab.

Ternyata, ucapan itu direaksi berlebihan oleh anggota Bundestag (DPR Jerman) Beatrix von Storch. Politikus senior Partai Alternative for Germany (AfD) itu malah mengunggah ujaran kebencian sebagai reaksi cuitan tersebut.

BACA JUGA: Politikus Anti-Islam Sukses Bikin Austria Larang Burqa

’’Apa yang sedang terjadi di negara ini? Mengapa situs resmi kepolisian mengunggah kata-kata berbahasa Arab? Apakah itu upaya untuk membela para pria muslim barbar yang suka memerkosa ramai-ramai?’’ tulis Von Storch, wakil ketua AfD di parlemen, sebagaimana dilansir The Guardian, Selasa (2/1).

Tulisan yang diunggah lewat Twitter itu kini sudah lenyap. Tapi, ujaran kebencian tersebut sempat terdeteksi.

BACA JUGA: Datang Rapat Pakai Burka, Ternyata Punya Agenda Intoleran

Jerman yang baru saja meratifikasi undang-undang tentang ujaran kebencian (NetzDG) pun langsung mereaksi cuitan Von Storch. Terutama setelah Twitter membekukan akun perempuan 46 tahun itu dan melaporkan tindakannya ke pihak berwajib.

Selama 12 jam, akun Von Storch dibekukan. Bersamaan dengan itu, polisi melakukan investigasi. Kini Von Storch dikenai dakwaan kriminal terkait dengan ulahnya.

BACA JUGA: Politikus Gerindra Kaitkan Rencana Pembubaran HTI dengan Islamophobia

Selain di Twitter, Von Storch ternyata mengunggah pernyataan senada di Facebook. Di media sosial itu pun, dia kena sensor.

’’Facebook juga menyensor saya. Ini akhir dari negara yang konstitusional,’’ katanya sambil memperlihatkan teguran tertulis Facebook sebagaimana dilansir Deutsche Welle.

Kemarin, Selasa (2/1), AfD berang mendengar teguran Twitter dan Facebook serta jatuhnya dakwaan kriminal pasca cuitan Von Storch.

’’Lutut saya gemetaran,’’ sindirnya tentang situasi yang sekarang dihadapi.

Kepada BBC, dia mengatakan bahwa untuk bisa memeriksanya, jaksa pemerintah harus lebih dulu mencabut imunitas politiknya.

Sebagai politikus yang juga anggota parlemen, Von Storch memang punya kekebalan tersebut. Tapi, berdasar NetzDG, pemerintah berhak menyelidiki siapa pun dalam kasus ujaran kebencian. (hep/c19/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersenyum di Depan Kebencian, Aksi Gadis Ini Jadi Viral


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler