jpnn.com - PEMKOT Jakarta Timur mengejar target 7x24 jam untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat banjir. Sementara waktu, jalan-jalan yang berlubang itu ditambal dengan aspal hotmix. Namun selanjutnya, seluruh jalanan yang sering rusak akan dibeton.
Kasie Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Sudin PU Jalan Jakarta Timur, Ahmad Yazied Bustomi mengatakan, setidaknya ada 24.670 m2 jalan yang rusak di Jakarta Timur. Sebagian besar penyebab rusak itu karena genangan. Kerusakan itu mencapai 0,38 persen dari total luas 6.480.092 m2 jalan se Jakarta Timur. ”Kami sekarang sudah memperbaiki lebih dari 50 persen,” pungkas Yazied saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Timur seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Jumat (31/1).
BACA JUGA: Pelataran Klenteng Dipenuhi Pengemis
Menurut Yazied, pekerjaan perbaikan jalan itu dikebut tidak mengenal waktu yakni baik siang maupun malam. Dia berharap, seluruh perbaikan jalan akan selesai hari ini. ”Pekerjaan kami terbatas juga dengan cuaca, karena kalau hujan tidak bisa dikerjakan. Kami gerak cepat saja kalau situasi tidak hujan, kami langsung kerja baik itu malam atau siang. Sabtu dan Minggu, kami tidak libur,” tuturnya.
Yazied mengaku, perbaikan jalan kali ini bersifat darurat. Yakni, hanya bersifat menambal. Areal jalan yang berlubang ditutup dengan aspal hotmix lalu dipadatkan dengan mesin stamper atau diroll. Jalanan besar yang ditambal antara lain, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Otista Raya, Jalan Bekasi Timur, Terminal Kampung Melayu, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan Raya Bogor.
BACA JUGA: Siapkan Sanksi Sita Motor untuk Pelintas Jalan Layang
Ke depannya, kata Yazied, seluruh jalan di DKI akan dirigid atau dicor beton. ”Seluruh jalan di DKI, mulai jalan protokol hingga jalan lingkungan mulai tahun ini diprogramkan betonisasi. Itu diawali dengan jalan-jalan inspeksi dan jalan yang sering rusak dulu ya karena banjir atau karena tonase kendaraan,” ungkapnya.
Seperti pihaknya sudah mengawali pembetonan sejumlah jalan yang mudah rusak terutama jalan-jalan sejajar sungai atau jalan inspeksi. Antara lain, Jalan Laut Arafuru dibeton 500 m2, Jalan Bintara (500 m2), Jalan Laning (500 m2), Jalan Laut Samudera, Jalan Bungur. ”Menurut saya memang sangat tepat kalau semua jalan dirigid (beton), biar usianya panjang,” ugnkapnya.
BACA JUGA: RTH Terkendala Pembebasan Lahan
Ke depan, Jalan Inspeksi Kali Malang juga akan dibeton. Dikatakan, memang ada kelebihan dan kelemahan masing-masing dari material jalan. Semisal cor beton berusia leibh panjang karena lebih kuat terhadap beban kendaraan maupun pengaruh cuaca.
Usianya yang panjang akan menekan biaya perawatan. Namun di sisi lain, pengerjaan cor beton memerlukan perlakuan khsusus dan waktu lebih lama serta biaya lebih dari dua kali lipat dari hotmix.
”Kalau ngecor kan harus dijagain, tidak boleh kendaraan lewat sampai benar-benar kering. Makanya biasanya macet. Tetapi kalau hotmix begitu sudah di-roll kendaraan boleh lewat,” ungkapnya.
Sementara penggunaan material aspal hotmix kelebihannya adalah pekerjaannya cepat serta biayanya lebih murah. Namun kekurangannya tidak tahan terhadap beban berat dan mudah rusak karena cuaca. (dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Tahun Tutup Median Jalan untuk Konstruksi MRT
Redaktur : Tim Redaksi