Semua Akses ke Istana Gbagbo Ditutup

Sabtu, 09 April 2011 – 19:19 WIB
ABIDJAN - Ketegangan masih menyelimuti Pantai GadingKemarin (8/4), pasukan Alassane Ouattara mengepung istana kepresidenan yang menjadi benteng pertahanan terakhir Laurent Gbagbo dan keluarga, serta pasukan yang loyal padanya

BACA JUGA: Pemerintah AS Terancam Tutup

Bersamaan dengan itu, komisi HAM PBB menemukan sedikitnya 100 mayat di wilayah barat.

Dentum meriam dan desing peluru terus bersahutan di Kota Abidjan
Penduduk pun terpaksa mengurung diri di dalam rumah demi menghindari celaka

BACA JUGA: Gempa Susulan Sempat Goyang Tokyo

Padahal, persediaan makanan dan air minum sudah semakin tipis
Pasokan listrik dan keamanan di permukiman warga pun mengalami penurunan

BACA JUGA: Menlu se-ASEAN dan Jepang Berjumpa Bahas Bencana

Tapi, pasukan Ouattara masih belum meninggalkan kompleks istana kepresidenanSebab, Gbagbo masih bertahan di sana.

"Kami telah memblokir seluruh akses di sekeliling istana kepresidenan, demi keamanan warga sipil," kata Ouattara dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi nasionalBlokade sengaja dilakukan untuk meminimalkan korban salah sasaranPasalnya, meski tersudut, pasukan Gbagbo masih memiliki cadangan senjata yang cukup banyak untuk membalas serangan pasukan Ouattara.

Dalam pidato pertamanya pasca pemilihan presiden (pilpres) Oktober lalu itu, Ouattara mengimbau rakyat untuk bersatuDengan diisolasinya istana kepresidenan dan wilayah sekitarnya, presiden terpilih yang kemenangannya diakui masyarakat internasional dan PBB itu berharap rakyat bisa kembali menjalankan aktivitas ekonominya"Secara bertahap, jam malam akan diperlonggar," ujarnya.

Sementara itu, Komisi HAM PBB menemukan sedikitnya 100 mayat di kawasan barat Pantai GadingSebagian besar diantaranya adalah mayat warga sipilMereka diyakini sebagai korban pembantaian"Tim kami yang berada di lapangan menemukan mayat-mayat itu dalam penyisiran 24 jam di tiga lokasiSepertinya, pembantaian ini direncanakan," ujar Rupert Colville, jubir Komisi HAM PBB di Kota Jenewa, Swiss.

Terkait temuan itu, Ouattara berjanji akan bekerja sama dengan tim PBB untuk menyelidiki dugaan pembantaian tersebutMeskipun, dugaan mengarah pada pasukan OuattaraSebab, merekalah yang sekitar sepekan terakhir melintasi jalur tersebut untuk memburu pasukan Gbagbo"Siapapun yang terbukti bersalah akan menerima hukuman setimpal," serunya(AP/AFP/BBC/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Benar, Umar Patek Bisa Saja Dibawa ke Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler