Semua SPBU Wajib Pasang Dispenser Gas

Jumat, 14 April 2017 – 19:52 WIB
Ignasius Jonan. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan diwajibkan menyediakan minimal satu dispenser bahan bakar gas (BBG).

Aturan itu tidak hanya berlaku bagi SPBU domestik, tetapi juga asing.

BACA JUGA: Subsidi Elpiji Berpotensi Bengkak Rp 10 Triliun

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan, kewajiban memasang dispenser gas lebih dulu diutamakan di SPBU di wilayah Jakarta.

 Langkah tersebut akan dilakukan bertahap. Dia mencontohkan, untuk Jakarta, fasilitas pengisian BBG harus dibangun maksimal enam bulan mendatang.

BACA JUGA: Kementerian ESDM Amendemen Puluhan Kontrak Pertambangan

SPBU di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diberi waktu sembilan bulan. Sedangkan SPBU di Jawa dan Bali maksimal 12 bulan mendatang.

’’Ini sedang dibuat list. Nanti seluruh SPBU punya dispenser atau nozel gas,’’ ujar Jonan.

BACA JUGA: Demi Freeport, Jonan Ubah Aturan

Selama ini, lanjut Jonan, upaya konversi tidak berhasil karena stasiun pengisian BBG (SPBG) takk mudah ditemukan.

Padahal, kewajiban untuk membangun fasilitas pengisian BBG merupakan upaya konversi energi. ’’Ada nggak 200 SPBG? Enggak ada!’’ tegasnya.

Dengan kewajiban SPBU menjadi SPBG, konsumsi bahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan diyakini meningkat.

Pemerintah juga kini membahas harga yang bakal dikenai untuk program tersebut.

’’Harganya nanti mengikuti harga bahan bakar minyak, tapi semestinya lebih rendah. Bisa saja lebih rendah Rp 1.000 (daripada harga BBM, Red),’’ kata mantan menteri perhubungan tersebut.

Jumlah SPBU di seluruh Indonesia saat ini sekitar 5.000 SPBU.

Pihaknya menargetkan, dalam 6–18 bulan mendatang, setiap SPBU harus memasang dispenser.

Mantan Dirut PT Kereta Api Indonesia itu optimistis kebijakan tersebut didukung industri otomotif.

Berdasar pembicaraan yang telah dilakukan, asosiasi otomotif telah menyatakan minat untuk mendorong penggunaan BBG jika ada pompa gas di SPBU.

Jonan juga mengimbau masyarakat mau mengonsumsi BBG untuk transportasi. Sebab, harganya lebih murah, yaitu Rp 3.100 per liter setara premium.

Lingkungan pun menjadi bersih. BBG juga tidak diimpor sehingga dapat memperkuat devisa negara. (dee/c14/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian ESDM Kejar Target BBM Satu Harga


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler