jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Farouk Muhammad mendorong pemerintah menjadikan peringatan 200 tahun letusan Gunung Tambora - Nusa Tenggara Barat sebagai momentum menjadikan daerah itu sebagai kawasan strategis nasional.
Farouk menilai bencana dahsyat yang memberi dampak kerugian materil dan bencana lain hingga kawasan Eropa dan Asia tersebut memberikan banyak pelajaran, di antaranya dalam meningkatkan kemampuan mitigasi terhadap bencana dan pengelolaan sumber daya alam untuk dapat mendukung percepatan ekonomi Daerah.
BACA JUGA: Perekam Video Dewasa Pelajar SMP Tarakan Ditahan Polisi
“Di balik kesengsaraan atau mudharat ternyata Tuhan Yang Maha Kuasa kini menganugerahkan manfaat yang banyak dari peristiwa itu, Tambora menjadi perhatian dunia karena keindahan alamnya dan kekayaan ekosistem yang terkandung di dalamnya.” Kata Farouk, dalam siaran persnya, Minggu (12/4).
Senator asal NTB yang ikut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan 200 tahun letusan Gunung Tambora di kawasan sabana Doro Ncanga, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) Sabtu, kemarin, sangat mengapresiasi perhatian Pemeritah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Dompu.
BACA JUGA: Rela Antre Lima Jam Demi Rp 600 Ribu
Dia memandang pemerintah daerah telah bersinergi dan berkerja keras dalam menyelenggarakan acara "Tambora Menyapa Dunia" untuk menandai dua abad meletusnya Gunung Tambora.
Selain itu, Farouk juga sangat menghargai kesediaan dan komitmen Presiden yang karib disapa Jokowi dalam menghadiri serta mendukung acara tersebut.
BACA JUGA: Bidik Tarakan jadi Pusat Pengelolaan Rumput Laut
Dalam kesempatan tersebut, salah satu dukungan Presiden selain menghadiri peringatan dua abad meletusnya Gunung Tambora, juga menetapkan kawasan Gunung Tambora menjadi Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT).
Taman Nasional Gunung Tambora berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri dari tiga zona, yaitu cagar alam seluas 23.840,81 hektare (ha), suaka margasatwa 21.674,68 ha, dan taman buru seluas 26.130,25 ha. Luas keseluruhan TNGT mencapai 71.645,74 ha.
Adapun kawasan konservasi Gunung Tambora memiliki potensi keanekaragaman hayati.Vegetasi yang tumbuh terdiri dari 106 jenis pohon, 18 jenis epifit, 6 jenis herba, 39 jenis liana, dan 49 jenis perdu. Tak hanya itu, terdapat pula rusa timor (mamalia), biawak, kadal pohon, ular sanca (reptil), kera abu dan lain sebagainya.
“Namun secara pribadi saya masih menyesalkan dalam peraturan tata ruang, Tambora masih dikategarikan sebagai Kawasan Strategis Provinsi, Sementara sesuai karater dan potensi alam, semestinya dapat menjadi Kawasan Strategis Nasional, sebagaimana yang sempat diusulkan kepada Kemeterian Pekerjaan Umum pada tahun 2010/2011," jelasnya.
Dia berharap dengan status sebagai kawasan strategis nasional, Tambora akan bisa dikelola lebih intensif dan terpadu, sehingga mempunyai daya tarik yang besar baik untuk wisata maupun bisnis.
Doktor lulusan Universitas Florida ini juga memberikan penghargaan yang besar atas peran serta dan dukungan berbagai pihak termasuk media massa yang telah berpartisipasi dengan menginformasikan dan ikut serta mensukseskan acara peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora.
“Pelajaran dari Tambora mengingatkan kita semua, betapa di balik setiap musibah selalu ada hikmah yang tak terduga dan dapat dijadikan pelajaran berharga. Dengan sisi lain kita senantiasa waspada dan prefentif dalam antisipasi bencana dalam bentuk apapun, untuk mengurangi dampaknya,” tambahnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Usut Guru Jual Kunci Unas Rp 200 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi