Senin dan Jumat, Terapkan Ganjil-Genap

Rabu, 22 Juni 2011 – 16:26 WIB

UPAYA mengurai kemacetan yang teramat parah terus dilakukanDirektorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya berencana melakukan pembatasan mobil dengan sistem ganjil-genap setiap hari Senin dan Jumat

BACA JUGA: Senin dan Jumat, Terapkan Ganjil-Genap


”Untuk tahap uji coba tidak setiap hari

Kami uji cobakan setiap Senin dan Jumat saja dulu,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Royke Lumowa, kepada wartawan, Selasa (21/6) siang

BACA JUGA: Warga Blokir Akses Jalan Alam Sutera


Disampaikannya, pemilihan waktu pada Senin dan Jumat karena dinilai sebagai puncak jam kesibukan

”Pada Senin dan Jumat itu durasi kemacetan lebih lama, jadi cukup efektif jika uji coba diterapkan di kedua hari itu,” lontarnya

Dijelaskannya lagi, waktu kemacetan pada Senin pagi dimulai pukul 06.30 hingga pukul 10.00

BACA JUGA: Arab Puncak Mulai Exodus

Sedang pada hari Selasa, Rabu dan Kamis kemacetan baru terjadi mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.30.

”Nah untuk hari Jumat kemacetan biasanya terjadi mulai pukul 16.00 hingga pukul 21.30,”tukasnyaDiurainya, setiap Senin pagi di luar libur nasional, masyarakat disibukkan dengan aktivitas untuk memulai pekerjaannya di hari pertama”Pekerja di Jakarta yang umumnya tinggal di kawasan perbatasan, berdesakan mengejar jam sibuk untuk berangkat kerjaSehingga kemacetan ini bisa terjadi mulai dari pinggiran Jakarta hingga masuk ke dalam kota Jakarta,” urainya.

Ia melanjutkan, kemacetan ini juga akan dirasakan di ruas tol dalam kota meskipun sudah tidak ada lagi truk yang masuk ruas tol dalam kota pada jam kerjaNamun, para pekerja dari luar kota itu memburu jalan tol agar terhindar dari aturan 3 in 1

”Kalau Jumat, kepadatan di jalan pada sore hari karena orang mau berakhir pekan atau para pekerja yang kembali ke rumahIni macetnya lebih lama dan kepadatan juga terjadi mulai dari dalam kotan hingga perbatasan Jakarta,” pungkasnya.

Pengawasan Ganjil Genap Didukung Sistem ElektronikSementara, pengawasan pelaksanaan sistem ganjil genap disarankan mengunakan sistem elektronik yang memang sudah terbukti sukses dipraktikkan di sejumlah kota di Eropa dan Tiongkok”Caranya meletakan chip di dalam mobil, dimana chip ini akan terdeteksi alat sensor yang diletakkan di sejumlah titik yang berada di jalur berlakunya sistem ganjil genap,” ujar Royke

Ditambahkannya, selain menggunakan chip, untuk mendukung pelaksanaan sistem ganjil genap ini, sebaiknya STNK yang ada saat ini diganti dengan STNK elektronik”Kalau STNKnya sudah eletronik maka akan memudahkan pengawasan dalam penerapan sistem ganjilgenap ini,” tukasnya

Secara optimistis, disampaikan mantan Dirlantas Polda Sumatera Utara ini, sistem ganji, genap akan menurunkan tingkat kemacetan di Jakarta khususnya semisal di jalur protokol yang menerapkan sistem ini hingga mencapai 50 persenNamun Ia mengakui akan banyak timbul pro dan kontra dari sejumlah kalangan, khususnya pemilik kendaraan roda empat jika kebijakan ini dilaksanakan.

”Tapi jika setiap pemilik kendaraan pribadi sudah merasakan manfaatnya melaju di jalur tersebut dengan cepat dan waktu yang pendek, maka pro dan kontra akan berakhir,” ujarnya yakin

Dilanjutkannya, waktu pelaksanaan sistem ganjil genap beserta pengadaan alat sensor dan STNK elektronik masih membutuhkan waktu lamaHal ini dikarenakan rencana tersebut masih dalam tahap wacana yang dibicarakan di tingkat informal para pemangku kebijakan.

”Sistem ini belum dibicarakan secara resmi dengan pihak Dishub DKI Jakarta dan kementerianTapi mereka merespon positip gagasan ini yang akan mengurangi kemacetan,” ungkapnya

Royke pun berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah jumlang armada Busway dan mengatur usia angkutan umum agar ketika terlaksananya sistem ganjil genap itu dapat secara maksimal”Penambahan jumlah armada busway diperlukan untuk menampung penguna jalan yang hari itu tidak dapat mengunakan kendaraan pribadinya,” imbuhnya.

Ia memperkirakan kalau kebutuhan jumlah busway dapat mencapai dua kali lipat dari jumlah saat iniTerkait pembatasan usia angkutan umum, dijelaskannya usia angkutan umum saat ini tidak terkontrol dan menjadi penyebab tingginya angka kecelakaan di jalan

”Sesuai data di kami, diketahui banyak kecelakaan yang terjadi di jalan melibatkan angkutan umum atau bus kecil seperti metromini dan KopajaSedangkan keinginan penumpang menaiki kendaraan yang aman dan tidak mudah mogok,” jelasnya

Dirincinya pula, sesuai data yang diterimanya diketahui kalau saat ini jumlah angkutan umum bus besar dan bus kecil sebanyak 22.776 unit dimana 16.460 unit (72,26 persen) telah berusia uzur dan tidak layak beroperasi(ind)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Urai Kemacetan, DKI Siapkan Enam Jembatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler