Sentimen Bisnis Asia Menurun Tajam

Kamis, 19 Desember 2013 – 13:58 WIB

jpnn.com - SEOUL--Hasil survei Thomson Reuters menunjukkan sentimen bisnis di antara perusahaan terkemuka di Asia menurun tajam pada kuartal keempat tahun ini, lebih tinggi dibandingkan penurunan kuartal sebelumnya. Penyebabnya ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya biaya yang membebani perusahaan di kawasan.

Menurut Thomson Reuters, Indeks Sentimen Bisnis Asia,  jatuh ke level 62 pada kuartal keempat dari 66 pada kuartal ketiga tahun 2013.  Angka ini terendah semenjak indeks pada kuartal ketiga 2012 .

BACA JUGA: Pengusaha Rokok Tuding FCTC Ancam Industri di Daerah

Di Asia Tenggara sendiri investasi senilai USD 1,5 triliun melayang oleh gejolak politik di Thailand dan topan di Filipina. Kondisi ini menyebabkan indeks bisnis di Thailand menempati posisi 40 dan Filipina di posisi 58, terendah bagi kedua negara sejak jajak pendapat pertama kali disusun pada 2009.

"Pemulihan ekonomi global masih sangat rapuh," ujar Zhang Shiyuan , ekonom yang berbasis di Shanghai Southwest Securities Co.

BACA JUGA: Meski Utang Menumpuk, Merpati Dilirik 15 Investor

Menurutnya, ada masalah mendasar seperti beban utang yang melilit negara-negara. Ini bisa jadi bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu jika kebijakan moneter dan fiskal tidak berjalan baik.

Hasil survei juga menunjukkan,  sektor otomotif paling negatif dengan skor indeks 33, menurun tajam dari 63 pada kuartal sebelumnya, diikuti sektor makanan dan sumber daya dengan skor indeks kuartal keempat pada angka 50 .

BACA JUGA: Pelindo II Segera Cari Pengganti Direktur yang Mundur

Thomson Reuters melakukan survei lebih dari 100 perusahaan top di kawasan Asia - Pasifik, termasuk Hyundai Heavy Industries , Fast Retailing dan International Container Terminal Services Inc ( ICTSI ) di 11 negara , di seluruh sektor termasuk properti , keuangan dan teknologi. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketauan Main Golf di Jam Kerja, Dirut BKI Dipecat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler