Sepakat dengan Kapolri, Sahroni: Santri Harus Terdepan Menangkis Hoaks di Tahun Politik

Selasa, 23 Mei 2023 – 17:25 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi NasDem Ahmad Sahroni. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni sepakat dengan Kapolri Jenderal Listtyo Sigit Prabowo bahwa santri harus mewaspadai kampanye negatif termasuk hoaks memasuki tahun politik.

Hal itu disampaikan Sahroni menanggapi pesan Kapolri kepada para santri di Pesantren Subhanul Wathon, Magelang, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Kapolri Luncurkan Program Polisi RW Jelang Pemilu, Pengamat Menanggapinya Begini

Kapolri saat itu berpesan agar seluruh santri di Indonesia dapat menyaring informasi yang beredar dengan kritis agar tidak mudah terpapar hoaks.

Senada dengan Kapolri, Sahroni menilai akan ada pihak-pihak yang berusaha memecah belah masyarakat, termasuk di dalam pesantren-pesantren.

BACA JUGA: Kejari Aceh Barat Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Penimbunan Lokasi MTQ, Begini Modusnya

"Saya sepenuhnya sepakat dengan yang disampaikan oleh Pak Kapolri. Memang menjelang tahun 2024 situasi politik mulai memanas," ujar legislator Partai NasDem itu melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (23/5).

Sahroni menilai situasi itu karena adanya pihak-pihak yang dengan sengaja menyebar informasi hoaks guna memecah belah masyarakat/.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Tidak Menyangka Syekh Panji Pendiri Ponpes Al Zaytun Jago Bahasa Mandarin

"Para oknum ini menyasar ke semua elemen masyarakat, bahkan termasuk lingkungan pesantren," lanjutnya.

Oleh karena itu, Sahroni ingin pesantren beserta seluruh perangkatnya memiliki spirit untuk menjaga persatuan.

Pria asal Tanjung Priok itu juga berharap pesantren terus merawat pola pikir kritis bagi para santrinya. Hal tersebut agar lingkungan pendidikan agama itu tidak mudah terpapar kampanye negatif.

"Dalam sejarahnya, pesantren selalu dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini," ucapnya.

Untuk itu, dia berharap seluruh elemen yang ada di pesantren, baik itu kiai, ustaz, tenaga pengajar, santri/santriwati harus terbiasa untuk terus menerapkan pola pikir kritis.

"Setiap informasi atau doktrin yang mengandung unsur memecah belah tidak boleh memengaruhi pesantren," kata Sahroni.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KSP Moeldoko soal Kasus Korupsi Johnny Plate, Begini


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler