JAKARTA – Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menegaskan bahwa separatisme di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) kini bukan lagi persoalan seriusMenurutnya, pihak-pihak yang menyuarakan separatisme Aceh hanya sekedar retorika belaka.
“Saya pernah di lapangan di Aceh
BACA JUGA: Yusuf Bisnis Buku di Penjara
Naluri saya mengatakan orang-orang ini tidak bersatu, kecuali bersatu dalam retorika melawan pusatBACA JUGA: Nurhadi Ngaku Terima USD 5000
Cetusan retorikanya galak-galak tetapi tidak serius,” tandas Juwono pada rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (23/2).Menurutnya, justru saat ini yang berada dalam posisi dilematis adalah Gubernur NAD Irwandi Yusuf
BACA JUGA: Gubernur Sumut Dicecar Soal SK Pembentukan Protap
Dia adalah binaan GAM, tetapi sekarang harus mengawal NKRI,” tandasnya.Juwono menambahkan, sebenarnya pihak-pihak di Aceh yang masih ngotot beretorika merdeka dan menyuarakan separatisme hanya ingin diperlakuan baik saja oleh tentara maupun pemerintah pusatKarenanya, guru besar di Universitas Indonesia ini menilai penyelesaian masalah Aceh tetap harus persuasif, fleksibel namun tetap tegas
Mantan Gubernur Lemhanas ini melanjutkan, di Aceh maupun di Papua dan Maluku saat ini yang diperlukan antara lain memperbanyak lapangan kerja serta menjadikan layanan publik semakin merata.
Terkait masih adanya insiden penurunan Merah Putih, Juwono mengatakan, hal itu hanya bentuk cetusan hati karena kurang diperhatikan pusat“Terutama dari orang Jawa seperti sayaKalau kita peluk, saya yakin tidak seperti ituKalau ada perlakuan yang baik dari pusat, itu tinggal waktu sajaSaatnya akan tiba bahwa mereka akan merasa bagian dari arus utama Indonesia,” tandasnya.
Dikatakannya, tidak semua insiden penurunan Merah Putih harus ditangani dengan kekerasanPasalnya, kadang kekerasan justru akan membuat keadaan menjadi lebih parah“Mungkin itu (Merah Putih) sakral, tetapi mereka sebenarya juga tak terlalu serius karena mereka juga tidak bersatuMereka hanya mencoba galak-galakan dengan pusat, tentara atau polisi,” ulas Juwono seraya menambahkan, hal yang penting saat ini di Aceh adalah keberlangsungan tertib sipil.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Suryama M Sastra justru bertanya balik ke Menhan“Jika separatisme tidak lagi serius, bagaimana dengan keterlibatan asing terumata paska tsunami,” ucapnya.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza MahendraMenurutnya, bisa saja Aceh menjadi negara seperti halnya ketika Amerika dan Eropa mendirikan Panama di amerika Latin“Dulu tidak ada negara PanamaTetapi karena Amerika perlu negara yang bernama Panama, dibuatlah Panama,” ujar Yusron.
Karenanya doktor jebolan sebuah universitas di Jepang ini justru mengkhawatirkan hal serupa bakal terjadi atas Aceh“Apa tidak mungkin Aceh juga seperti Panama?” ulasnya.
TNI Siapkan Rencana Kontijensi
Sedangkan Panglima TNI Jendral Djoko Santoso pada kesempatan sama menegaskan, TNI sudah menyiapkan segala rencana dan antisipasi terhadap ancaman separatismeDipaparkannya, di Mabes TNI terdapat sebuah ruangan ruang bawah tanah yang menjadi tempat pengawasan kendali operasi sekaligus menyiapkan rencana kontijensi
“Bukan hanya untuk NAD sajaOpsi-opsi apa saja didiskusikanTentunya tak bisa saya sebutkan kontijensi apa saja untuk hadapi Aceh, Papua ataupun masalah Pemilu,” tandasnya.
Menurutnya, TNI tak perlu lagi diragukan dalam mengawal NKRI maupun menangkal isu separatisme di NAD“Kalau saya diperintahkan serang, ya saya serangKalau pemerintah dan DPR hari ini perintahkan darurat militer, ya saya masuk,” tandasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Investigasi DPR Tak Kompak
Redaktur : Tim Redaksi