jpnn.com - jpnn.com - Pengusaha impor daging Basuki Hariman mengaku pernah beberapa kali bertemu dengan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar.
Sejumlah pertemuan itu digelar di kawasan lapangan golf Rawamangun, Jakarta Timur.
BACA JUGA: Patrialis Akbar Dijebloskan ke Rutan KPK
"Saya pernah ketemu di (lapangan) golf berapa kali saja. Makan sama-sama dua kali kalau tidak salah," kata Basuki saat digelandang ke sel tahanan dari markas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jumat (27/1) dini hari.
Dalam pertemuan itu, Basuki mengatakan dia dan Patrialis membahas uji materi Undang-undang nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
BACA JUGA: Ini Tentang Patrialis Akbar dan Nasi Padang
Basuki juga menjelaskan kepada Patrialis ihwal banyaknya daging dari India yang masuk ke Indonesia.
Menurut dia, masuknya daging India dengan harga yang murah merusak peternak lokal.
BACA JUGA: Aneh! Sidang di MK Kelar Mei 2016, Putusan Belum Keluar
Direktur Utama Sumber Laut Perkasa dan PT Impexindo Pratama Basuki Hariman menambahkan, daging dari India masih banyak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku.
"Jelas kok di sertifikatnya tertulis dari negara terinfektif kenapa masih tetap diimpor," ujarnya.
Karenanya, dia mendukung adanya pihak yang melakukan gugatan uji materi UU tersebut. "Jadi saya jelaskan kepada Pak Patrialis biar beliau mengerti. Begitu dia mengerti, dia coba pelajari," kata dia.
Namun, Basuki membantah dalam pertemuan dengan Patrialis itu menyinggung soal pemberian uang.
"Selama saya bicara dengan Pak Patrialis, tidak pernah dia bicara sepatah kata soal uang," katanya.
Dia menjelaskan, yang meminta uang sebenarnya adalah Kamaludin, orang dekat Patrialis.
Menurut dia, pemberian uang dilakukan dua kali, masing-masing USD 10 ribu dan USD 20 ribu.
Sedangkan SGD 200 ribu, kata Basuki, belum diberikannya kepada Kamaludin yang memperkenalkannya dengan Patrialis.
Dia mengaku mau memberi uang karena Kamaludin dekat dengan Patrialis. Selain itu, kata dia, Kamaludin menjanjikan perkara uji materi itu bisa menang.
"Ya ini perkaranya bisa menang, begitu saja," katanya.
Padahal, dia yakin Patrialis berjuang apa adanya. Dia percaya Patrialis tidak seperti yang disangkakan.
"Terima uang dari saya tidak ada," akunya.
Namun, dia membenarkan jika Kamaludin meminta uang mengatasnamakan Patrialis.
"Tapi, saya tahu itu tidak bakal sampai (ke Patrialis)," katanya.
Sedangkan Patrialis membantah pernah menerima uang dari Basuki. Dia merasa dizalimi dalam kasus ini.
Dia juga membantah pernah meminta uang kepada Basuki lewat Kamaludin untuk keperluan umrah.
"Demi Allah, saya betul-betul dizalimi. Saya tidak pernah terima uang satu rupiah pun dari orang yang namnya Basuki," kata Patrialis sebelum digelandang ke sel tahanan, Jumat (21/7).
Basuki dan sekretarisnya, NG Fenny disangka menyuap Patrialis dan Kamaluddin.
Patrialis, Kamaludin, Basuki dan sekretarisnya NG Fenny ditangkap KPK, Rabu (25/1). Mereka ditangkap atas dugaan praktik suap menyuap penanganan uji materi Undang-undang nomor 14 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Patrialis dan Kamaludin disangka menerima suap USD 20 ribu dan SGD 200 ribu dari Basuki dan NG Fenny.
Patrialis ditahan di Rutan Tahanan Klas I Jakarta Timur cabang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Basuki ditahan di Rutan Klas I Jaktim cabang KPK di Pomdam Jaya, Guntur, Jakarta Selatan.
Kamaludin dijebloskan KPK ke Rutan Markas Polres Metro Jakarta Pusat. Sedangkan NG Fenny ditahan di Rutan Klas I Jaktim cabang KPK. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Patrialis, Dari Dosen Berakhir di Balik Teralis Sel KPK
Redaktur & Reporter : Boy