jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, Gerindra masih setengah hati menyerahkan kursi wakil gubernur DKI Jakarta kepada PKS.
Pasalnya, meski mempersilakan PKS mengajukan calon pengganti Sandiaga Uno, partai pimpinan Prabowo Subianto itu memberikan catatan. Yakni calon harus terlebih dahulu mengikuti proses fit and proper test di hadapan tim yang dibentuk Gerindra dan PKS.
BACA JUGA: Ada-Ada Saja, Anggota DPRD Usul DKI Punya Dua Wagub
“Seharusnya kan kalau sudah diserahkan ke PKS, maka PKS yang punya gawe, yang punya keputusan, yang punya otonom,” ujar Emrus di Jakarta, Kamis (15/11).
Emrus menduga, Gerindra akan memanfaatkan posisinya di tim fit and proper test untuk menjaring calon wakil gubernur DKI yang memiliki visi sama dengan mereka. Apalagi diketahui, hampir semua partai, tak terkecuali PKS, memiliki banyak faksi.
BACA JUGA: Disindir Gerindra, Demokrat Tagih Janji-Janji Sandiaga Uno
“Ketika Gerindra ikut dalam fit and proper test, itu sama saja membuka peluang Gerindra menentukan siapa calon dari PKS,” ucapnya.
Emrus juga menduga ada kepentingan ekonomi dalam perebutan kursi Wakil Gubernur DKI. Mengingat Provinsi DKI memiliki aset melimpah.
BACA JUGA: Gerindra Ingatkan Partai Demokrat soal Seni Politik
APBD Perubahan DKI Jakarta 2018 tercatat mencapai Rp 83,26 triliun. DKI juga memiliki lebih dari 20 BUMD yang menjadi pundi-pundi rupiah bagi Ibu Kota.
“Tidak mungkin wakil gubernur tidak diberikan wewenang, misalnya dalam pengelolaan unit-unit usaha. Jadi, ini sharing power dalam pengelolaan aset,” pungkas Emrus.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: DP Nol Persen Program Obral Anggaran
Redaktur & Reporter : Ken Girsang