Serangan Fajar, Pemilih Dikasih Uang Rp 1,5 Juta

Rabu, 28 Desember 2016 – 09:54 WIB
Pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com--Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Kediri akan dilaksanakan hari ini.

Namun, pesta demokrasi tersebut tak terlepas dari politik uang.

BACA JUGA: Pemkab Keok Akhirnya Bayar Raskin ke Bulog

Di beberapa lokasi, untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih pasangan tertentu, warga desa telah mematok harga.

Bahkan, ada pula pengeboman (uang, Red) satu rumah Rp 1,5 juta.

BACA JUGA: Polwan Pergi Entah ke Mana, Suaminya pun tak Tahu

Dani, 23, salah seorang warga Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, menyatakan bahwa seminggu lalu sudah banyak calon dan tim mereka yang datang ke rumah warga untuk memberikan uang.

"Besarannya Rp 100 sampai Rp 150 ribu," ujarnya.

BACA JUGA: Ya Ampuuun, Isu Teroris jadi Guyonan di Medsos

Metode yang digunakan adalah menyebarkan nasi bungkus kepada anak-anak muda yang begadang.

Bukan hanya itu, ada pula yang memberi satu keluarga uang Rp 1,5 juta. "Ini bom pertama," ungkap salah seorang warga Desa Wonorejo yang enggan disebutkan namanya.

Uang tersebut biasanya diberikan langsung oleh calon atau tim suksesnya.

Yang mungkin tidak mendapatkan uang itu adalah mereka yang menjadi panitia, pegawai negeri sipil (PNS), dan perangkat desa.

Pergerakan uang tersebut diyakini akan lebih dahsyat saat menjelang pemilihan atau biasa dikenal dengan serangan fajar.

Berbeda dengan Desa Wonorejo, di Desa Wonocatur, Kecamatan Gampengrejo.

Rata-rata hampir setiap warung kopi yang biasa digunakan cangkruk warga sudah dibayar calon yang lagi macung.

"Warungnya sudah diborong masing-masing calon," kata Said, warga setempat, kepada Jawa Pos Radar Kediri.

Mematok harga untuk mencoblos ke TPS sudah menjadi kebiasaan di desanya.

Meski mematok uang minimal Rp 20 ribu, dalam prakteknya, dia mendapat uang Rp 100

"Baru dari satu calon," ucapnya. Biasanya, calon lainnya juga datang untuk memberikan uang yang lebih tinggi daripada calon sebelumnya.

Terkait hal tersebut, Ketua Panitia Pilkades Desa Wonorejo Sutio, 54, menjelaskan bahwa pihaknya bersama musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) tetap akan melakukan pencegahan (rq/c5/diq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahanan Wanita Tak Bakal Sesak-sesakan Lagi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler