JENEWA - Investigasi PBB atas insiden Freedom Flotila di Laut Mediterania 31 Mei lalu berakhirDalam kesimpulan tertulis yang dirilis Rabu waktu setempat (22/9), PBB menyatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersalah
BACA JUGA: Hillary Kampanye Kompor Bersih
Mereka melanggar hukum internasional saat menyerang kapal Mavi Marmara"Aksi militer Israel yang mengakibatkan tewasnya sembilan orang tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan
BACA JUGA: Eksekusi Teresa, Pertama setelah Hampir Seabad
Mereka jelas melakukan kebrutalan yang tidak bisa ditoleransi," terang Dewan HAM PBB dalam pernyataan resminya seperti dilansir BBC kemarin (23/9)Menurut panel yang bertugas menyelidiki insiden maut itu, bukti-bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa IDF memang punya niat buruk di balik serangan
BACA JUGA: Perempuan Dominasi Kabinet Swiss
Yakni, membunuh aktivis-aktivis kemanusiaan pro Palestina di atas kapal ituDalam laporan setebal 56 halaman itu, tiga pengacara internasional yang merupakan bagian dari tim penyidik PBB menyatakan, aksi IDF tersebut bertentangan dengan pasal 147 Konvensi Jenewa ke-4Pasal tersebut berisi tentang kesepakatan internasional untuk melindungi warga sipil di masa genting"Mereka jelas-jelas melakukan pembunuhan yang disengaja, penganiayaan dan tindakan tidak humanis yang membuat orang lain terluka," tandas Dewan HAM PBB
Sebelum menyimpulkan hasil penyelidikannya, panel PBB tersebut telah mewawancarai lebih dari 100 saksi mataSebagian besar dari mereka adalah aktivis solidaritas Palestina yang menumpang Mavi MarmaraMereka berkebangsaan Inggris, Jordania, Swiss dan TurkiMemang tidak seorang pun yang berasal dari IsraelSebab, sebelum penyelidikan dimulai, Israel berpesan agar PBB tidak menginterogasi personel militernyaPadahal, mereka lah yang berada di atas kapal berbendera Komoros itu
Konon, pada 31 Mei lalu, pasukan IDF yang baru mendarat dari helikopter tempur langsung menyerang penumpang kapalMereka berusaha mengambil alih kapal sambil melakukan aksi provokatifPara penumpang kapal menyatakan bahwa personel militer Negeri Yahudi itu lebih dulu beraksiTidak seperti keterangan militer Israel yang menyebut tindakan pasukan mereka sebagai reaksi atas ulah penumpang kapal"Sedikitnya enam penumpang tewas akibat aksi brutal mereka," terang panel tersebut.
Lebih lanjut dalam keterangan resminya terkait insiden tersebut, panel PBB itu juga mengkritik blokade yang diberlakukan Israel di Jalur GazaBlokade yang mulai diterapkan Juni 2007, pasca kemenangan Hamas dalam pemilu Palestina pada 2006 lalu, itu sudah berlangsung selama empat tahun"Blokade di kawasan Palestina itu bertentangan dengan hukum mengingat krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza," ungkap Dewan HAM PBB
Namun, hasil investigasi PBB itu langsung dibantah IsraelMenteri Pertahanan Ehud Barak tetap yakin militernya tidak bersalah"Kesimpulan yang dipublikasikan hari ini bias dan berat sebelahTidak berbeda dengan (karakter) panel yang membuatnya," tandas Kementerian Pertahanan Israel dalam keterangan resmi seperti dilansir CNN.
Sebelumnya, Israel menyebut Dewan HAM PBB sebagai organisasi yang bias dan terlalu banyak ditumpangi kepentingan politikMenurut Barak, panel PBB itu sengaja memfokuskan penyelidikan pada bentrok militer Israel dan penumpang kapal yang tidak imbang
Padahal, ada banyak faktor lain yang harus diselidiki"Israel tetap berpegang pada keyakinan bahwa yang dilakukan militer kami di atas kapal tersebut sudah benarInsiden tersebut mencakup dimensi yang sangat luasDan mereka hanya mencuplik poin-poin yang mendukung asumsi mereka bahwa kami bersalah," ungkap politikus 68 tahun tersebut
Sebaliknya, Turki menyambut baik kesimpulan Dewan HAM PBB tentang insiden flotila tersebut"Laporan tentang insiden tragis tersebut benar-benar adil dan didukung bukti-bukti yang meyakinkan," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu seperti dikutip Ynetnews kemarinMenurut dia, temuan tim PBB itu ntidak jauh berbeda dengan perkiraan pemerintah TurkiPendapat senada diungkapkan Jubir Hamas Fawzi Barhoum(hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Serukan Dukungan Lawan Kartel Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi