jpnn.com - JAKARTA - Cendikiwanan dan Ulama Muda Indonesia, Bachtiar Nasir menilai pernyataan Ketua Umum Nahdhatul Ulama (NU), Said Aqil Siradj tentang orang yang jenggotnya semakin panjang semakin bodoh karena syarafnya tertarik oleh jenggot hanya candaan di internal saja. Sayangnya candaan itu masuk ke ranah sosial media (sosmed) membuat bahasa kamar menjadi keluar ke ruang publik.
"Saya kira itu hanya candaan internal saja. Candaan dalam kamar yang keluar ke sosmed atau ruang publik. Memang ada pendapat dari kalangan minoritas di Islam yang sangat kontradiktif seperti yang dikemukakan itu yang bertentangan dengan mahzab yang ada. Pendapat ini kemudian yang dijadikan candaan," kata Bachtiar ketika dihubungi, Selasa (15/9).
BACA JUGA: Setiap Hari Masuk Kerja, Antasari Digaji Rp3 Juta Per Bulan
Bachtian menyayangkan itu dijadikan candaan karena selain bertentangan dengan sunah memelihara jenggot itu shahih karena Nabi Muhammad dan para pengikutnya melakukan itu termasuk Pendiri NU, KH Hasyim Ashari berjenggot, juga karena tidak ada bukti empiris atau ilmiah yang membenarkan hal itu.
"Tentunya sangat disayangkan karena Nabi Muhammad dan pengikutnya, termasuk Pendiri NU, KH Hasyim Ashari berjenggot, juga karena pernyataan itu tidak ada dasarnya. Tidak ada satupun bukti ilmiah yang pernah mengatakan bahwa semakin panjang orang berjenggot, semakin bodoh orang itu," tegas Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini.
BACA JUGA: Stafsus Jokowi Geram Petinggi Freeport Absen di 3 Kali Rapat
Terkait pernyataan Said Aqil bahwa paham yang diikuti itu bukan ajaran Islam tapi hanya mengambil budaya Arab sehingga yang terjadi bukan Islamisasi tapi Arabisasi, Bachtiar melihatnya bahwa hal itu hanya bentuk akumulasi kekesalan NU terhadap kelompok tertentu yang kerap menyerang NU dengan tuduhan bahwa ritual di NU banyak yang bid'ah atau mengada-ada.
"Saya lihat ada kekesalan dengan kelompok tertentu, yang saya akui memang ada di antara teman-teman para pendakwah yang mempraktek agama yang rigid atau kaku. Kelompok ini menyerang NU dan mungkin sangat menyakitkan NU. Kelompok ini kerap menghantam tradisi ritual NU dan NU selama ini diam. NU di bid'ah kan, dikatakan sesat. Ini mungkin terakumulasi, akhirnya terlontar candaan seperti ini. Sudah kelamaan NU disakiti nampaknya. Tapi kalau kebodohan dilawan dengan kebodohan jadinya yah seperti ini," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Mantan Ketua KPK Itu Kini Jadi Pegawai Kantor Notaris Loh...
BACA ARTIKEL LAINNYA... SIKAT: Polri Siap Tindak Anggota yang Terlibat Bakar Lahan
Redaktur : Tim Redaksi