Serukan Boikot Pilpres 2019, Gerindra Seperti Menyerah Sebelum Bertanding

Sabtu, 22 Juli 2017 – 16:40 WIB
Peresmian salah satu kantor DPD Gerindra. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menyayangkan pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono, yang menyerukan untuk memboikot Pilpres) 2019. Hal ini terkait dengan presidential threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20-25 persen.

“Ini patut disesalkan, sebab pernyataan itu bukan pendidikan politik yang baik buat rakyat,” kata Hendri kepada JPNN.com, Sabtu (22/7).

BACA JUGA: Terlalu Berlebihan Anggap PT 20 Persen Menggiring Calon Tunggal

Selain itu, Hendri mengatakan, pernyataan tersebut seperti menggambarkan Gerindra telah menyerah terlebih dahulu untuk menghadapi Pilpres 2019. “Pernyataan ini seperti ungkapan menyerah sebelum bertanding dari Gerindra. Mungkin ada maksud lain dari pernyataan ini,” tuturnya.

Hendri menduga, Pilpres 2019 tidak hanya diikuti oleh satu calon saja. Sebab, menurut dia, masih ada peluang bagi calon lain untuk maju dalam Pilpres 2019.

BACA JUGA: Gerindra Serukan Rakyat Indonesia Boikot Pilpres 2019, Anda Setuju?

“Jokowi memang diunggulkan tapi saya menilai masih ada peluang bagi calon lain, sebab, hitungan hasil 2014 belum tentu sama dengan 2019,” ucap Hendri.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengajak warga negara Indonesia untuk memboikot Pilpres 2019. Pasalnya, keputusan PT sebesar 20-25 persen bertujuan untuk menjadikan Joko Widodo sebagai calon tunggal dalam Pilpres 2019.

BACA JUGA: Pilpres 2019, tak Mungkin Lima Pasang Capres-Cawapres

PT sebesar 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional merupakan salah satu hasil keputusan rapat paripurna pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilu oleh DPR. “Karena itu, saya serukan pada rakyat Indonesia untuk melakukan boikot Pilpres 2019,” kata Arief

Arief menilai, PT 20 persen bisa menghambat tokoh-tokoh lain yang berpotensi dicalonkan pada Pilpres 2019. Salah satunya adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Bukan hanya dengan tujuan untuk menghambat Prabowo, tapi juga tokoh-tokoh lain, yang berpotensi dicalonkan sebagai calon presiden pada 2019 nanti," kata Arief.

Dia mengatakan, PT 20 persen merupakan upaya untuk melanggengkan kekuasaan Jokowi hingga dua periode. "Joko Widodo akan melawan kotak kosong seperti di beberapa pilkada, yang digelar‎ serentak," ucap Arief. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Pilpres 2019 Muncul Calon Tunggal, LE: Kita Anggap Kehendak Tuhan


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler