jpnn.com, YOGYAKARTA - Sisa-sisa hujan semalam masih terasa pagi itu. Kabut belum sepenuhnya hilang dari lereng Gunung Merapi. Penuh semangat, sekitar 80 orang yang tergabung dalam kelompok Lokakarya SKK Migas – Media bertolak dari basecamp Toyota Land Cruiser Merapi (TLCM) di kawasan Bebeng Kaliadem, Umbulharjo, Sleman DIY, untuk menjelajah keindahan Merapi dari dekat. Termasuk melihat bagaimana dahsyatnya bencana meletusnya Gunung Merapi 2010 silam.
Beriringan, rombongan yang menggunakan 20 mobil jeep Hardtop itu menembus hutan. Suara burung yang berkicau semakin membuat suasana pagi syahdu. Sesekali teriakan keseruan terdengar dari anggota rombongan. Terutama saat mobil Hardtop yang dikendarai berhasil melewati rintangan berupa jalanan berbatu yang becek.
BACA JUGA: Irwan, Mahasiswa Ganteng Nyambi Bikin Tato, Omzetnya? Hitung Sendiri
Wisata menggunakan Hardtop memang jadi primadona di sana sejak 2011 silam. Satu hardtop bisa dinaiki maksimal empat orang dewasa. Ada tiga pilihan paket rute bagi wisatawan. Yakni jarak pendek, menengah, dan jauh. Perbedaannya terletak pada destinasi dan lamanya waktu menjelajah.
BACA JUGA: Resmikan Desa Wisata untuk Lokasi Melihat Merbabu-Merapi
Untuk jarak pendek harga yang ditawarkan satu unit Hardtop berkisar di angka Rp 350 ribu – Rp 400 ribu (durasi 1,5 jam). Jarak menengah Rp 450 ribu (durasi 2,5 jam). Sedangkan jarak jauh dikenakan biaya hingga Rp 600 ribu (durasi minimal empat jam). Namun, melihat pengalaman dan pacuan adrenalin yang ditawarkan, harga itu bisa dibilang worth it.
BACA JUGA: Kreatif, Payung Jadi Tren di Tempat Wisata Alam
Rute jarak pendek akan menjelajah Kali Opak, Kampung Petung, Museum Jam Erupsi, Kampung Kaliadem, Bunker, dan Batu Alien. ”Untuk jarak menengah mendapat tambahan destinasi ke petilasan Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan,” kata salah seorang driver dari TLCM Suyitno.
Sedangkan untuk jarak jauh, para wisatawan akan dibuat basah dengan mengunjungi Kali Kuning. Di kali ini, driver akan melakukan manuver yang mampu membuat badan penumpangnya basah kuyup kena percikan air.
Menurut Suyitno, sejak dikenalkan 2011 lalu, Wisata Jeep Merapi tak pernah sepi. Dalam sehari Suyitno mengaku bisa membawa hingga 3 rombongan wisatawan. ”Kalau Sabtu dan Minggu atau hari libur bisa lebih banyak. Kalau semuanya rute pendek, bisa sampai 5 dan 6 kali trip,” jelas pria kelahiran Sleman itu.
Lebih lanjut Suyitno menambahkan, sistem wisata di sana adalah bagi hasil antara driver dan pemilik Hardtop seperti dirinya dengan pengelola. ”Ya sekitar 25 – 75 lah hitungannya. 75 persen pendapatan untuk kita. Tapi bensin dan perawatan mobil semua jadi tanggungan sendiri,” jelasnya.
Dwi Eko Lokononto pimpinan rombongan Lokakarya SKK Migas – Media mengaku sengaja memilih wisata ini karena lain daripada yang lain. ”Ini banyak manfaatnya. Mulai dari mensyukuri nikmat keindahan yang diciptakan Tuhan, melihat dari dekat bagaimana dahsyatnya bencana alam, hingga menghormati kearifan lokal,” kata pria yang akrab disapa Lucky itu. (JPNN/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini JAC Batam Kenalkan Pariwisata Kepri di Medan
Redaktur : Tim Redaksi