Filipina telah mencabut larangan yang sudah berlaku selama hampir dua tahun untuk pelancong asing dalam upaya meningkatkan pariwisata dan industri terkait seiring dengan penurunan jumlah kasus COVID-19 Omicron.

Mulai hari ini, pelancong internasional dari 157 negara dalam skema perjanjian bebas visa dengan Filipina — yang telah divaksinasi sepenuhnya dan dites negatif — akan disambut kembali dan tidak lagi harus dikarantina pada saat kedatangan.

BACA JUGA: Meski Belum Pulih, Kedatangan dan Keberangkatan Internasional di Australia Mulai Menggeliat Kembali

Pemerintah Filipina juga mengakhiri sistem klasifikasi risiko yang melarang pelancong dari negara-negara yang terkena dampak terburuk.

"Kami akan memulai tahap selanjutnya dalam perjalanan menuju pemulihan," kata Menteri Pariwisata, Berna Romulo-Puyat.

BACA JUGA: Australia Ganti Definisi Vaksinasi Lengkap, Dua Dosis Tidak Cukup?

Dia mengatakan bahwa pembukaan kembali perbatasan akan memulihkan pekerjaan dan membawa pendapatan bagi seluruh perusahaan dan komunitas yang terkait dengan pariwisata.

Filipina memberlakukan salah satu lockdown terlama di dunia. Negara itu menerapkan pembatasan karantina paling ketat yang diberlakukan polisi untuk meredam pandemi yang menyebabkan resesi ekonomi terburuk sejak 1940-an dan memicu jumlah pengangguran dan kelaparan.

BACA JUGA: India Menutup Sejumlah Sekolah Setelah Unjuk Rasa Menentang Larangan Hijab

Lebih dari satu juta orang Filipina kehilangan pekerjaan mereka di bisnis pariwisata pada tahun pertama pandemi saja, menurut statistik pemerintah.

Destinasi wisata, termasuk resor pantai dan pulau tropis yang populer, berubah menjadi kota hantu pada puncak lockdown. Kemudian letusan gunung berapi serta angin topan memperburuk keadaan dan menambah kerugian. Pembukaan kembali ditunda

Pembukaan kembali sebenarnya direncanakan pada 1 Desember lalu tetapi ditunda saat varian Omicron COVID-19 yang sangat menular mulai menyebar.

Kurang dari seribu kasus baru tercatat setiap hari selama liburan Natal, ketika kerumunan besar pembeli kembali ke mal dan restoran, meskipun sudah ada peringatan dari pemerintah.

Lonjakan berikutnya memuncak di atas 39.000 infeksi dalam satu hari pada pertengahan Januari, tetapi sejak itu angkanya terus mereda.

Pejabat kesehatan mencatat sekitar 3.600 infeksi pada hari Rabu (09/02), dengan 69 kematian, dan telah menyatakan seluruh kepulauan, kecuali satu wilayah selatan, berstatus "risiko rendah hingga sedang".

Lebih dari 60 juta dari hampir 110 juta orang Filipina telah divaksinasi penuh COVID-19 dan 8,2 juta telah menerima suntikan booster di tengah beberapa insiden kekurangan vaksin dan masyarakat yang skeptis.

Presiden Rodrigo Duterte memperingatkan orang-orang Filipina dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin (07/02) bahwa Filipina belum ke luar dari periode berisiko dan mendesak mereka yang tidak divaksinasi untuk segera diimunisasi.

"Jika Anda tidak divaksinasi dan Anda mati, saya bilang ya 'Tidak heran'," kata presiden.

"Anda bisa berjalan-jalan dan, jika Anda terkontaminasi, Anda akan sangat, sangat menyesali diri sendiri dan untuk keluarga Anda."

Diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari artikel ABC News.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Properti di Australia Meroket, Uang Mahasiswa Indonesia Terancam Habis untuk Sewa Rumah

Berita Terkait