Awalnya, En melapor ke polisi bahwa dirinya telah diperkosa orang tak dikenalHasil sementara penyelidikan, banyak kejanggalan dalam laporan tersebut
BACA JUGA: Mencari Rumah Sewa Nunun Nurbaeti di Bangkok
Suami En yang juga polisi, AKP Tris, akhirnya diperiksaBACA JUGA: Perjuangan Johanes B. Ndolu, Penggagas Arisan Kuliah untuk Keluarga Tak Mampu di NTT
----------------------------
Ridlwan Habib, Jakarta
----------------------------
Langkah En tampak gontai saat hendak memasuki gedung Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri pagi kemarin (16/12)
BACA JUGA: Berhenti Jadi Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra Kembali ke Panggung Hiburan
"Nggak apa-apa Bu, biar sekalian kebenarannya jelas," jawab Buswin
En yang kemarin mengenakan jilbab ungu itu tetap ragu-raguTapi, setelah Buswin meminta para wartawan mengaburkan foto kliennya saat ditayangkan, barulah wajah En terlihat tenang
Hanya sekitar 15 menit di dalam ruang puslabfor, En dan Buswin keluar lagi"Pemeriksaannya batal," kata En
Rencana semula, En kemarin harus menjalani tes kebohongan dengan lie detectorSebab, dia diduga membuat laporan palsu ke polisi bahwa dirinya telah diperkosa di rumahnya di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Minggu (11/12)Saat itulah suami En, AKP Tris, langsung meminta laporan istrinya tersebut diusut tuntas.
Namun, setelah didalami penyidik, ternyata muncul banyak kejanggalan terkait dengan laporan pemerkosaan tersebutEn lantas dituding sengaja merekayasa laporan itu
"Sakit hati saya, MasSaya ini punya dua anakBuat apa saya merekayasa laporanIni di mana keadilannya?" ujar perempuan 37 tahun tersebut kepada wartawan kemarin
Dia lantas menuturkan kejadian pada Minggu dini hari itu"Mulut saya dibekap, tangan saya diikat," ceritanya
Saat itu, dirinya sedang tidur di kamar anaknyaKarena sedang tidur, dia tidak bisa mengingat dan mendengar ketika ada suara pintu atau jendela yang dibongkar"Saat itu sudah pukul tiga pagiSaat membalik badan, saya langsung dibekap dan pelakunya mengancam, "Kamu diam atau saya bunuh." Kemudian, pelaku duduk di pinggang sayaMata dan tangan saya dibekap pelakuTidak lama kemudian, mata saya dilakban," jelasnya
Saat itu, lanjut En, dirinya sempat akan berteriak untuk meminta tolongNamun, mulutnya kemudian juga dilakbanSetelah itu, lehernya dijerat, tangan diikat ke belakang, dan pelaku membisikkan ancaman: "Jangan macam-macam dan ikuti apa kata saya."
Saat itu, En merasa ada sesuatu yang menusuk"Setelah itu, saya dibawa pelaku ke kamar depanHabis itu, pelaku menanyakan di mana laptop dan uangTerus, saya bilang tidak adaDia juga minta saya tak lapor polisi," katanya
Setelah itu, En dikembalikan ke tempat tidur dalam posisi tengkurapSetelah memastikan pelaku sudah tidak ada, baru dia berani membalik badan"Akhirnya, saya membalik badan lagi dan membuka lakban yang menutup mata sayaSaya pikir keadaan sudah amanTerus, saya lepaskan semua ikatan sayaSaya tutup pintu bagian belakang, lalu saya lari ke kamar anak saya karena saya ingat masih ada HP di situTenyata, masih ada HP EsiaSaya ambil HP dan balik ke kamarSaya hanya punya pikiran menghubungi suami sayaTapi, saat itu saya hanya kirim SMS kepada suami," ungkapnya panjang lebar
Saat itu, En tidak berani berteriak dan menelepon karena masih takut kalau ternyata pelaku masih berada di dalam rumah"Saya tidak bisa melihat jelasSaya hanya lihat matanya," ujarnya.
En sehari-hari menjadi guruDia punya dua anakNamun, saat kejadian, dua anaknya tidak berada di rumah
Laporan En itu sudah ditangani Polresta DepokNamun, setelah ditelusuri, justru banyak kejanggalan yang munculMisalnya, dalam laporannya, En mengaku diperkosa pukul 02.00 hingga 03.00 WIBMalam sebelumnya (10/12), pukul 18.00?21.00, Depok diguyur hujan deras (En tinggal di Jl H Ahmad, Kelurahan Cilodong, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat)
Karena hujan deras, tentu tanah di Depok akan basahJika memang pelaku masuk ke dalam rumah melalui jendela belakang yang tingginya 160?170 cm, jejak kaki pelaku seharusnya membekas di lantaiKenyataannya, saat olah TKP (tempat kejadian perkara), tak ada satu pun jejak kaki di rumah En.
Lalu, kepada polisi, En mengaku bahwa pelaku mencongkel jendela dari luarKenyataannya, saat olah TKP, polisi menemukan bekas congkelan dari dalam, tidak dari luar.
Kejanggalan lain, menurut keterangan En, saat pelaku tiba di kamarnya, dirinya tidur dalam posisi tengkurapPelaku lantas mengikat tangannya dengan taliKenyataanya, di TKP, polisi tidak menemukan tali apa pun di dalam rumah.
En juga mengaku dilakban di sekeliling mata dan mulutnya dilakban pendekSeharusnya, berdasar keterangan ahli forensik yang dimintai pendapat oleh polisi, di lakban tersebut ada bekas bulu mata korbanNamun, yang ditemukan adalah rambut-rambut halus.
En juga mengaku mengalami pelecehan seksual di dalam kamarMenurut dia, pelaku sempat melakukan masturbasiTapi, pada barang sitaan polisi di kamar En seperti seprai dan handuk, setelah dicek di laboratorium, tidak ditemukan adanya cairan sperma.
Lalu, menurut En, pelaku keluar dari rumah pukul 03.00?04.00Rumah korban berposisi di bagian belakang yang langsung berhadapan dengan teras rumah orang lainPada jam-jam tersebut (03.00-04.00), kondisi rumah tetangga En sedang ramaiSebab, tetangga saat itu hendak berangkat ke SukabumiTetangga tak pernah melihat ada orang lain memanjat masuk dan keluar dari jendela belakang rumah En.
Dikonfirmasi kasus En, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto menduga permasalahan itu terkait dengan urusan internal rumah tangga"Suaminya sudah diperiksa propamDia mengaku punya dua istri lain lagi," katanya.
Menurut keterangan suaminya, En juga diduga punya PIL (pria idaman lain)Artinya, dia (En), menurut suaminya, juga berselingkuh"Ya, memang dulu sempat ada pria lainTapi, sekarang sudah tidak ada," tutur En saat ditanya wartawan soal PIL
Kapolda Metro Jaya Irjen Untung SRadjab juga menaruh atensi khusus terhadap kasus yang tergolong langka tersebutMenurut dia, hal itu terjadi karena En dan suaminya pisah ranjang sejak tiga tahun laluSelama itu pula si suami jarang pulang"Korban (En) pernah membuat empat laporan ke polisiPertama, uang gaji kiriman suaminya dirampokKedua, melapor bahwa tambahan remunerasi hilangKetiga, ada barang-barang hilangYang terakhir ya kasus iniPenyelidikan menunjukkan, tidak ada orang yang loncat dari jendela rumah," papar Untung.
Jenderal polisi berbintang dua itu menuturkan, pihaknya akan terus menyelidiki kasus tersebutKepolisian, imbuh dia, tidak akan begitu saja percaya pada suatu laporanPerlu ada penyidikan yang utuh"Motifnya bisa saja mencari perhatian," ujarnya.
Jawa Pos berusaha menghungi suami En, AKP TrisNamun, nomornya 081876XXX, 0815 432 XXX, dan 081165 XXX tak bisa dikontak semuaInformasi yang diperoleh Jawa Pos, dia dimutasi ke bagian analisis kebijakan di Polres Jakarta SelatanSebelumnya, Tris menjadi Kanit Patroli Polsek Beji, Depok, dan Kanit Reserse Polsek Pamulang, Tangerang Selatan
Pengacara En, Buswin, juga melaporkan Kasatreskrim Polresta Depok AKP Febriansyah ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri di JakartaDia diduga melakukan pelanggaran tidak bersikap sopan terhadap pelapor, En, saat pemeriksaan di Polresta Depok"Kasatreskrim Polres Depok dan jajarannya sudah Kami laporkan karena tidak profesional dan melakukan pelecehan terhadap klien kami," tegasnyaAda pun pelaporan ke Propam Polri itu dimuat dalam berkas laporan Nomor LP/369/XII/2011/Yanduan.
Menurut Buswin, si Kasatreskrim Polresta Depok dan jajaran tidak sopan karena mengatakan hal yang tidak pantas saat pemeriksaanAtas tindakan tersebut, En merasa dilecehkan"Kasat bilang, kangen enggak kamu sama saya" Lalu, nanyanya, ganteng mana saya dengan suami kamu" Si ibu ini kan korbanDia malah ngomong begituPadahal, di situ juga ada suaminyaSi suami itu juga enggak kenal si Kasat," ungkapnya.
Dia juga jengkel karena penyidik buru-buru menyimpulkan bahwa ada rekayasa pelaporan"Termasuk, pemeriksaan psikologis dan kejiwaan serta alat deteksi kebohonganSemua itu diarahkan seakan-akan klien kami tidak normal jiwanya," katanya(c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Sanggar Setiawan Subekti, Tester Kopi Kelas Dunia dari Banyuwangi
Redaktur : Tim Redaksi