Setelah Kena DBD Orang jadi Kebal? Cermati Penjelasan Dokter Spesialis

Senin, 24 Juni 2024 – 11:40 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi, MPHM saat memberikan paparan dalam media briefing Indonesia Dengue Summit 2024 yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta (IDAI JAYA) bersama PT Takeda Innovative Medicines. Minggu (23/6). Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga minggu ke-23 2024 terdapat 131.501 kasus DBD dengan kematian sebanyak 799 kasus.

Angka kasus kejadian tersebut lebih tinggi dari kumulatif kasus DBD di tahun 2023, yaitu 114.720 kasus, dan mendekati total kasus kematian sepanjang 2023, yaitu 894 kasus.

BACA JUGA: Kasus DBD Masih Tinggi, Jumantik & Kader PKK Butuh Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan

“Sampai saat ini, pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia berfokus lebih berat pada pengendalian vektor yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi, MPHM dalam media briefing Indonesia Dengue Summit 2024 yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta (IDAI JAYA) bersama PT Takeda Innovative Medicines, Minggu (23/6).

Imran menyebutkan, sejak 1980-an, pemerintah telah menjalankan Gerakan 3M Plus secara berkelanjutan, dilanjutkan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

BACA JUGA: Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun

Terbaru, Kemenkes memperkenalkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia sebagai bagian tambahan dari program yang ada. 

Meskipun semua upaya telah dilakukan, kasus demam berdarah di Indonesia masih menunjukkan peningkatan yang signifikan.

BACA JUGA: Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif

Perlu pendekatan inovatif lainnya untuk mengatasi tantangan ini. 

"Karena itulah, Kementerian Kesehatan terus menguatkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, dan berkomitmen menerapkan pendekatan-pendekatan inovatif, termasuk melalui vaksinasi," tuturnya 

Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) menjelaskan dengue atau sering disebut sebagai DBD merupakan penyakit yang dapat menjangkit siapa saja tanpa memandang usia.

Di negara atau wilayah dengan tingkat penularan DBD yang tinggi, anak-anak, dan orang dewasa muda cenderung menjadi paling terkena dampaknya, dengan angka kematian lebih tinggi pada anak-anak. 

Sayangnya, di masyarakat masih banyak terjadi miskonsepsi tentang DBD dan menganggap penyakit ini tidak berbahaya. 

"Masih banyak orang yang berpikir bahwa apabila sudah pernah terkena DBD, maka mereka aman dan menjadi kebal. Padahal, tidak begitu," ungkapnya.

Masyarakat perlu memahami bahwa virus dengue terdiri dari empat serotipe.

Jika seseorang telah terjangkit satu serotipe, mereka masih bisa terjangkit serotipe yang lain.

"Infeksi yang kedua dan seterusnya berpotensi lebih parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, Sp.A(K) menekankan pentingnya pencegahan DBD yang terintegrasi dan komprehensif.

Oleh karena itu, organisasi profesi termasuk salah satunya adalah IDAI, merekomendasikan imunisasi DBD kepada anak-anak usia 6-18 tahun. 

Langkah itu tidak hanya bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue, tetapi juga untuk secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini. 

"Untuk itu, mari bersama-sama lindungi generasi muda kita dari ancaman DBD dengan vaksinasi," ucapnya.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengungkapkan komitmennya untu memerangi DBD melalui pendekatan yang menyeluruh yang melengkapi upaya pemerintah untuk mencapai tujuan 'Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030'. 

"Sejalan dengan komitmen tersebut, kami berupaya menciptakan akses terhadap vaksin inovatif kami, bagi masyarakat luas melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan serta institusi terkait," katanya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Rerie Minta Efektivitas Pencegahan DBD Ditingkatkan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler