MENYANDANG status sebagai janda dan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), bukan pekerjaan yang mudahDengan kedua status itu, Maria Lili, memiliki harapan yang besar untuk bisa memberikan yang terbaik buat dirinya, anaknya dan orang lain
BACA JUGA: Teh Terlalu Pekat Akibatkan Sembelit
Maria adalah salah satu dari sekian ODHA yang terinfeksi penyakit itu dari penularan suamiBACA JUGA: Ngonthel di Warung Onthel
”Ya, cukup berat juga membesarkan kedua anakku dengan status ODHA-ku ini
BACA JUGA: Cabe, Bukan Sekedar Bumbu Pedas
Tuhan tak mungkin membiarkan umatnya menderitaApalagi aku orangnya nggak mau terlalu memaksakan diriKu jalani hidupku dengan ikhlas, yang penting anakku bisa sekolah, aku bisa berbuat kebaikan kepada keluarga dan orang lain,” ujar wanita kelahiran 27 Desember 1975 silam ini.Awalnya, Maria tak pernah menyangka kalau dirinya menjadi ODHASebab, ia adalah ibu rumah tangga yang baik, patuh kepada suami dan tak pernah menyentuh narkoba jarum suntik dan riwayat penularan lainnya“Suamiku meninggal karena HIV/AIDS pada 2007 silamAku tertular dari suamiku sendiri dan bukan karena ulahku,” cerita wanita berdarah Thionghoa ini.
Namun, Maria sendiri tak tahu kalau suaminya meninggal karena HIV/AIDS karena tak ada dilakukan pemeriksaan darah terhadap almarhum suaminyaIa baru menyadari kalau suaminya meninggal karena terinfeksi penyakit itu ketika kondisi tubuh dirinya sendiri mengalami drop
“Beberapa bulan setelah suamiku meninggal, aku ngerasa tubuhku tak sehatSetiap buang air besar selalu disertai diare sampai berat badanku turun 7 kiloAku lalu memeriksakan penyakitku ke RSU Pirngadi MedanLalu aku disarankan memeriksakan darahNah, dari RSU Pirngadi itulah baru didiagnosa kalau aku terinfeksi HIV/AIDS,” kata Maria
Saat mengetahui dirinya terinfeksi, hati Maria langsung hampaDunia rasanya seperti terbalik“Saat divonis terinfeksi HIV/AIDS, aku langsung lari menangis di kamar mandi rumah sakit ituSaat itu hidup terasa hampaAku langsung berdoa kepada Tuhan untuk meminta ampunan dan meminta untuk memberi kesempatan hidup untukku,” ujarnya.
Syukurlah, keluarga Maria tidak mengasingkan dirinya (stigma) meski dia terjangkit HIV/AIDSKeluarganya mendukung penuh dan memberikan motivasi sehingga mampu menguatkan dirinya untuk bisa bangkit“Aku lalu bergabung di Medan Plus, tempat berkumpulnya ODHADi tempat inilah semakin membuat hidupku bersemangatAku bisa sharing, aku dapat pengalaman dan teman senasib serta menjalani trapi hidup sehatAku tak pernah malu untuk mengakui diriku ODHA agar masyarakat tidak melakukan stigma kepada kamiJauhi penyakitnya, bukan orangnya, itu harapan kami,” tutur wanita bertubuh gempal ini.
Ya, Maria adalah salah satu korban dari penularan HIV/AIDS yang ditularkan dari suamiApalagi, berdasarkan data Medan Plus, tren ibu rumah tangga tertular HIV/AIDS meningkat yang ditularkan dari suami
“Setialah pada pasangan, dalam hal ini istriKalau epidemi HIV, laki-laki merupakan mata rantai penyebaran HIV secara horizontalSuami beristri akan menularkan HIV kepada istrinya, selingkuhannya, istri mudanya, atau pekerja seks komersial (PSK)Jika istrinya tertular, maka ada risiko penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya kelak,” kata Maria
Kata Maria, penularan dan penyebaran virus HIV/AIDS tak pernah memandang jenis kelamin, usia dan status seseorangSiapa saja bisa tertular dan terjangkitNamun, dari semua kalangan yang ada, ibu rumah tangga (IRT) menjadi kelompok pertama yang paling rentan tertular penyakit ini.
“Bagi pria yang suka ”jajan” di luar, disarankan untuk berhati-hati atau paling aman berhentilah ”jajan”Jangan bawa penyakit kepada istri Anda yang setia menunggu di rumahKalau tidak bisa, setidaknya pakailah kondom demi aman saat kelakukan bejad ’jajan’ tak bisa dihilangkan,” seru Maria.
Memang, ibu rumah tangga merupakan kelompok paling besar atau sekitar 80 persen yang paling rentan tertular virus HIV/AIDSPara IRT yang tertular mayoritas merupakan perempuan baik-baik yang tidak pernah selingkuhMereka terjangkit HIV/AIDS dari suaminya sendiri, yang kerap berganti pasangan dan berhubungan seks di luar rumah
Data itu berdasarkan hasil penelitian Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) terhadap 2.800 pasien HIV/AIDS perempuan selama 10 tahun terakhir di IndonesiaPenelitian dilakukan pada tahun 1999-2009 terhadap sekitar 2.800 perempuan penderita di Indonesia dari berbagai latar belakang profesiDari data itu, ada 8 juta pembeli seks di Indonesia, dan hanya 10 persen yang memakai kondomArtinya, 7 juta sisanya tidak memakai sehingga berisiko tinggi menulari anggota keluarga merekaSemua ini menjadi renungan bagi pria beristri yang hidung belang(laila azizah/sumutpos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obesitas Menekan Fungsi Testis
Redaktur : Tim Redaksi