jpnn.com - SOREANG-Direktur Sapa Institut, Sri Mulyati menyebutkan Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Bandung terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang selama ini koncern terhadap perempuan di Kabupaten Bandung, Sapa Institut menemukan sejak 2007 lalu angka KDRT yang selama ini didampinginya terus meningkat. Pada 2007 terjadi 75 kasus, 2008terjadi 93 kasus, 2009 terjadi 112 kasus, 2010 hingga 2013 ini rata-rata diatas 120 kasus KDRT.
BACA JUGA: Pelamar CPNS Bakal Membludak
"Itu adalah berbagai kasus yang selama ini kami lakukan pendampingan. Belum termasuk yang ditangani oleh Polisi ataupun instansi pemerintah lainnya. Sedangkan di Jawa Barat pada 2011 lalu terdapat kurang lebih 17 ribu kasus KDRT. Dimana sebagian diantaranya adalah kontribusi dari Kabupaten Bandung," terang Sri, Kamis (5/9).
Menurutnya, setiap tahun KDRT di Kabupaten Bandung terus meningkat. Keterbatasan pendidikan, ekonomi dan pemahaman peran istri yang hanya berperan "di sumur, dapur dan kasur" menjadi pemicu utama berbagai kasus KDRT terhadap perempuan.
BACA JUGA: Enam Bangunan Terbakar, Empat Orang Meninggal
Sebagian besar, kata Sri, kasus KDRT ini terjadi di beberapa daerah pedesaan yang masyarakatnya masih berpendidikan, perekonomian rendah. Seperti di beberapa daerah di Kecamatan Majalaya, Paseh, Pacet, Ibun Ciparay, Pangalengan dan beberapa daerah lainnya.
"Rendahnya pendidikan menyebabkan pemahaman antara pasangan suami istri yang rendah. Peran istri dalam rumah tangga masih dianggap sebagai orang nomor dua yang harus selalu menurut, melayani dan boleh diperlakukan apa saja. Sehingga permasalahan kecil seperti istri tidak menyediakan kopi saat suami pulang kerja pun bisa menjadi pemicu KDRT," jelasnya. (try)
BACA JUGA: Ugal-ugalan, Bus Kopaja Makan Korban
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawuran, Tiga Pelajar Digelandang ke Mapolsek
Redaktur : Tim Redaksi