Setoran Awal Rp 20 Juta-Rp 25 Juta, Berbunga Rp 19,3 Juta Per Jamaah

Rabu, 05 Maret 2014 – 08:14 WIB

jpnn.com - CIREBON - Kementerian Agama (Kemenag) terus memamerkan kinerja mereka dalam mengelola dana haji. Diantaranya, berhasil melakukan pengelolaan dana haji sehingga nilai bunga atau bagi hasilnya mencapai Rp 19,3 juta per jamaah.

Dana itu tidak dikembalikan cash ke calon jamaah, tetapi dipakai untuk membayar sejumlah komponen pembiayaan indirect cost.

BACA JUGA: Chairul Tanjung Geser Anthoni Salim di Daftar Orang Terkaya

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Anggito Abimanyu mengatakan, hasil pengelolaan atau bunga itu khusus untuk jamaah porsi haji 2014. Nilai bagi hasil atau bunga untuk jamaah porsi haji 2015 dan seterusnya, bisa semakin besar lagi.

"Trend dana bagi hasilnya setiap tahun terus meningkat," kata Anggito di sela kunjungan ke Cirebon kemarin.

BACA JUGA: Hari Ini, Konvensi Capres Demokrat di Makassar

Anggito merinci bunga atau bagi hasil simpanan dana setoran awal jamaah porsi haji 2012 adalah Rp 8,8 juta/jamaah. Kemudian untuk dana simpanan jamaah porsi haji 2013 adalah Rp 14,2 juta/jamaah. Dan yang terkini, bunga simpanan dana jamaah porsi haji 2014 sebesar Rp 19,3 juta/jamaah.

Besarnya bunga atau manfaat simpanan itu didapat dari rata-rata bunga deposito 5 persen dan bunga sukuk rata-rata 8 persen. Dana itu diantaranya digunakan untuk akomodasi selama di Madinah, subsidi pemondokan di Makkah, katering selama di Saudi, dan pengurusan paspor serta akomodasi selama di embarkasi.

BACA JUGA: Wakapolri Baru Merasa Clear dari Rekening Gendut

Menurut mantan kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu, bunga simpanan ke depan bakal semakin besar. Sebab secara akumulasi, dana setoran awal BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) terus menggelembung.

Anggito mengatakan proyeksi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan, dana haji yang terkumpul selama 2014 akan berjumlah Rp 73 triliun. Dana ini meningkat dari posisi 2013 sebesar Rp 64 triliun (sudah direview Itjen Kemenag) dan dana posisi 2012 sejumlah Rp 52 triliun (sudah diaudit BPK).

Sementara itu Anggito mengatakan tim pemburu pemondokan sudah mulai bergerilya di Makkah dan Madinah. Posisi saat ini, sudah ada 70 persen unit kebutuhan pemondokan yang mengajukan penawaran ke Kemenag. Sebelum proses penawaran itu dilanjutkan, tim Kemenag melakukan visitasi dulu. Tujuannya adalah untuk mengecek kondisi pemondokan. "Kualitasnya minimal setara dengan hotel bintang 3.

Sedangkan untuk urusan jarak dengan Masjidilharam, jamaah haji 2014 siap-siap tenaga ekstra. Sebab Kemenag memperkuas radius pemondokan haji dari 2,5 km tahun lalu, menjadi 4 km untuk tahun ini. Kemenag beralasan sudah sulis sekali mencari pemondokan di radius 2,5 km dari Masjidilharam.

"Meskipun agak jauh, kami layani dengan kualitas transportasi lebih baik," jelas Anggito. Jika memaksakan mencari pemondokan di radius 2,5 km dari Masjidilharam, dikhawatirkan malah menimbulkan ketidaknyamanan di jamaah haji.

Misalnya dekat dengan proyek perluasan Masjidilharam dan sebagainya. Anggito mengatakan perburuan pemondokan ini diharapkan surah rampung sebelum Sya'ban (bulan di penanggalan hijriyah).

Menjelang keberangkatan haji 2014, Kemenag juga juga meluncurkan Siskohat G.II (Generasi Kedua). Anggito mengatakan Siskohat G.II ini berbasis website sehingga mudah di-upgrade. Sementara Siskohat generasi pertama yang sudah berumur 20 tahun berbasis komputer IBM AS/400 yang sudah tidak dikembangkan lagi oleh produsennya.

Dalam Siskohat G.II ini, Anggito mengatakan lebih banyak menampilkan data pengelolaan dana haji. Selain itu data antrian haji (waiting list) juga disesuaikan menjadi kuota provinsi dan kabupaten/kota. Sebab sejumlah provinsi, seperti Sulawesi Selatan, membagi kuota haji per kabupaten/kota. Sedangkan fitur pengecekan estimasi keberangkatan haji masih dipertahankan.

Anggito menuturkan saat ini masih dijalankan proses migrasi data dari Siskohat lawas ke Siskohat G.II. Dalam proses yang disebut clearance itu, ditemukan sejumlah persoalan data calon jamaah haji.

Seperti banyak nama calon jamaah haji yang dobel. Temuan lainnya adalah, banyak calon jamaah haji yang mendaftar haji di Sabtu dan Minggu. Padahal aktivitas pendaftaran haji di Sabtu dan Minggu diliburkan.

Saking banyaknya temuan persoalan di Siskohat generasi pertama itu, tim atau sumber daya manusia (SDM) juga ikut dirombak. Kepala Bagian Siskohat Kemenag diisi oleh Hasan Afandi yang sebelumnya pegawai BPS (Badan Pusat Statistik).

 "Dulu Kemenag itu banyak sekali menggunakan tenaga konsultan. Sedikit-sedikit konsultan," katanya. Sehingga pengawasan jangka panjangnya tidak optimal.

Orang luar yang ditarik ke Kemenag untuk urusan haji adalah Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadhan Harisman yang sebelumnya pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Posisi Sesditjen PHU Kemenag diduduki oleh Hasan Fauzi mantan pegawai Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Buka Penyelidikan Baru dari Kasus Rudi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler