Prosesi puncak haji masih sepuluh hari lagiDi luar aktivitas ibadah rutin, mayoritas jamaah memanfaatkan waktu luang untuk berbelanja dan berziarah
BACA JUGA: Sukses dan Punya Bisnis, Talkshow Masih Prioritas
-----------------------------------------------------------------
Laporan wartawan Jawa Pos Baehaqi, Makkah
-----------------------------------------------------------------
Sebagian jamaah Indonesia memang dikenal punya hobi berbelanja
BACA JUGA: Hermanto Belum Tahu Kantor, Tugas Pertama Alex Jaga Kantor
Melainkan, hingga ke JeddahBACA JUGA: Bayu Tolak Gaji Dobel, Bambang Enjoy Mobil Lama
Di pusat kota terbesar nomor dua di Arab Saudi itu, jamaah berseragam khas Indonesia amat mudah ditemuiDi antara mereka, terlihat orang-orang yang membawa tentengan tas belanja.Akses kendaraan dari Makkah dan Madinah menuju Jeddah amat lancarSaat musim haji tiba, sekalipun jalan tol dipenuhi bus jamaah haji, nyaris tak ada kemacetanMaklum, jalan tol di sana memang terhitung lebar-lebarSuasana tersebut kontras dengan kondisi sebagian jamaah yang kesulitan angkutan dari pemondokan ke Masjidilharam
Di kalangan jamaah, muncul istilah haji maktab dan haji baladHaji maktab untuk menyebut orang yang kesulitan ke Masjidilharam karena menunggu antrean bus berjam-jamSebaliknya, haji balad adalah sebutan bagi mereka yang mudah bepergian ke pusat perbelanjaan di CornicheDua-duanya memang boleh-boleh saja.
Mereka berbelanja ke Balad berombonganJamaah kloter 5 embarkasi Jakarta, misalnya, harus menyewa sebuah bus dari Makkah yang berjarak 100 kilometer"Sekalian ke Masjid Qisos dan ziarah ke makam Ibu Hawa," kata Agung, salah satu jamaah dari Jawa BaratSebelum rombongan dari Jabar tiba, sudah ada rombongan dari Jatim yang ke Balad
Rombongan sudah melihat-lihat tempat perbelanjaan lainBalad dianggap yang paling lengkapKalau mau barang dengan harga sangat murah, mereka bisa membeli di pasar Balad yang ada di kompleks paling belakangKalau mau yang berkelas, masuk saja di Corniche Center di gedung paling depanYati, jamaah lainnya, menuturkan bahwa banyak barang di Balad yang tidak ditemukan di tempat perbelanjaan lainnyaDia sudah berkeliling"Cokelatnya aneh-anehBagus," ujarnya dengan tertawa
Ada dua toko yang sanga familier bagi jamaah IndonesiaBukan hanya namanya yang menggunakan bahasa IndonesiaSemua pelayannya pun berbahasa IndonesiaNamanya Noor Murah dan Ali MurahKeduanya juga banyak dikunjungi awak pesawat yang singgah di Jeddah.
Banyak orang mengira, kedua orang tersebut dari IndonesiaPadahal, tidakMereka dari BangladeshKalau kemudian fasih berbahasa Indonesia, itu karena mereka memang mempelajarinyaSeluruh karyawannya diharuskan bisa berbahasa Indonesia agar bisa memberikan pelayanan terbaik.
Banyak orang juga keceleMereka mengira pemilik Noor Murah dan Ali Murah bersaudaraPadahal, tidakNoor sudah buka terlebih dahulu 26 tahun laluAwalnya di belakang, kemudian berkembang menjadi empat tokoAli menjadi salah seorang karyawannyaDalam perkembangannya, Ali mendirikan usaha sendiri dan membuka toko Ali Murah di deretan pertokoan sebelah kirinyaToko Ali Murah itu sekarang lebih besar daripada Noor Murah.
Jamaah Indonesia gampang menemukan kedua toko tersebutLetaknya sangat strategis, di sebelah tempat parkir depan Corniche CenterKarena itu, jamaah haji yang berwisata ke Balad tak pernah melewatkan Noor Murah dan Ali MurahKedua toko itu menjual barang paling lengkap untuk kebutuhan jamaah haji
Balad dengan Corniche Center-nya menawarkan semua kebutuhan orang hidup mulai kelas bawah sampai kelas atasDi sana juga dijual segala macam suvenir haji seperti yang dijual di Noor Murah dan Ali MurahYang paling terkenal adalah parfum dan karpet.
Winda, salah satu pramugari Garuda, membuktikan harga di Noor Murah memang lebih murah jika dibandingkan dengan harga di negara-negara lainParfum Bvlgari 100 ml, misalnya, bisa didapat hanya dengan SR 130 (atau setara Rp 325.000)"Kalau di Indonesia, sekitar Rp 700.000," kata Winda, asal Wisma Tropodo Indah, Sidoarjo, Jatim
Temannya ada yang memborong empat boks parfumMasing-masing berisi 18 botolAda juga yang membeli beberapa botol parfum testerHarganya bisa 30 persen jika dibandingkan dengan aslinyaLainnya ada yang membeli karpetParfum-parfum itu katanya titipan rekan-rekannya yang lain yang tidak ke Jeddah
Noor Muhammad, pemilik Noor Murah, mengaku sudah beberapa hari ada rombongan jamaah haji yang berbelanja di tokonyaPuncaknya, nanti ketika mereka mau pulang"Pelanggan kami memang kebanyakan dari Indonesia," kata Noor yang asli Bangladesh itu.
Selain berbelanja, sebagian jamaah memanfaatkan waktu luang untuk berziarahSalah satunya, di kompleks pemakaman Ma"la yang berlokasi di sebelah timur MasjidilharamDari Masjidilharam, berjalan kaki bisa ditempuh sekitar 15 menitDi sana, ada makam istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah.
Di Makkah, sebenarnya, banyak lokasi pemakaman bersejarahNamun, yang amat terkenal bisa jadi Ma'laSelain banyak tokoh sejarah Islam, di lokasi itu dikebumikan juga para jamaah haji yang wafat di Tanah SuciMa"la merupakan nama salah satu kawasan di Kota Makkah dan sejak zaman dahulu sudah menjadi tempat pemakaman nenek moyang bangsa Arab
Posisi makam Khadijah amat istimewaSebab, langsung menghadap kiblat ke arah MasjidilharamKompleks pemakaman Ma'la tak seperti pemakaman di IndonesiaDi sana, setiap makam hanya ditandai sebuah batu sebesar kepalan tangan orang dewasaPosisinya juga rata dengan tanah"Bentuk dan ukurannya sama, semua (kuburan) rata dengan tanah," kata Zainuddin, mukimin yang sudah 12 tahun menetap di Makkah
Kompleks pemakaman Ma'la tertata rapi dan tidak menyeramkan karena terletak di antara permukiman warga yang lumayan padatUntuk memisahkan dengan lingkungan sekitar, kawasan pemakaman Ma"la dikelilingi tembok setinggi lebih kurang satu meter.
Saat musim haji seperti ini, banyak jamaah yang menyempatkan diri berziarah ke Ma"la selama 30"60 menitKebanyakan jamaah yang berziarah adalah kaum wanita atau kaum ibu, untuk mengenang keteladanan beliau selama menjadi istri RasulDiperkirakan, dalam satu hari, ratusan jamaah datang berziarahJamaah pun banyak yang mengabadikan kehadiran mereka dengan foto bersama jamaah lain sebagai kenang-kenangan(agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Redaktur : Tim Redaksi