Penanggalan pola itu, menurut Bambang, termasuk mulai dari pola keseharian, birokrasi dan lainnya, yang (selama ini) justru membuat masyarakat segan dan cenderung takut berhadapan dengan korps Bhayangkara itu
BACA JUGA: RUUK Jogja Pasti Tuntas Tahun Ini
"Simbol-simbol militer pada kepolisian itu harus dihilangkan," ujarnya, dalam acara Deklarasi Independent Police Watch di Jakarta Selatan, Sabtu (31/7).Dikatakan Bambang, paradigma (baru) kepolisian seharusnya mampu mendekatkan diri seluas-luasnya dengan masyarakat
BACA JUGA: 12 Nama Lolos Seleksi Kompetensi Calon Ketua KPK
"Mestinya dirubahlah sistem militer itu," ujarnya lagi.Dengan penghilangan pola militer itu, tambah Bambang, bukan berarti akan mengurangi sikap disiplin polisi
humanis harus didoktrinkan sejak awal kepada aparat kepolisian, sehingga mereka bisa berbaur dan dicintai masyarakat
BACA JUGA: Menag Larang Sweeping Ramadan
"Orientasi kurikulumnya harus lebih banyak berorientasi kemanusiaan dan hukum," tambahnya.Dicontohkan Bambang, pola seperti itu misalnya, kini telah diadopsi kepolisian Jepang dengan menanggalkan atribut kemiliteran sesuai dengan lokasi tugasSehingga masyarakat pun tidak segan berurusan dengan polisi(zul/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pansel KPK Umumkan Hasil Seleksi Hari Ini
Redaktur : Tim Redaksi