TARGET mulainya megaproyek Mass Rapid Transit (MRT) pada 2012, diyakini bakal tercapai. Terlebih lagi dengan adanya ketertarikan Pemerintah Singapura yang menawarkan kerjasama pembangunan, pengoperasian hingga pemeliharaan
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, sudah seringkali berdiskusi dengan Menteri Keuangan Singapura Josephine Teo di berbagai pertemuan Bank Dunia
BACA JUGA: Fitri Spider Kid Akhirnya Terjatuh
Sehingga dia mengetahui rencana pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta, termasuk perkembangan rencana pembangunan megaproyek MRT.Seperti diketahui, Singapura telah jauh lebih maju dalam pembangunan MRT
BACA JUGA: Pemda DKI Segel Kantor Greenpeace
Sedangkan ibu kota hendak memulai pembangunan fisikSalah satu contoh yang harus diperhatikan, kata Fauzi Bowo, adalah menentukan kapasitas penumpang dalam satu gerbong
BACA JUGA: Dewan Telisik Pasar Tanah Abang
Hal itu ternyata harus melihat dan disesuaikan dengan iklim dan budaya di JakartaSeperti iklim di Jepang yang saat musim panas pun, cuacanya cukup dingin, sehingga memungkinkan kapasitas penumpang dalam satu gerbong MRT dibuat padat sekali.Namun hal tersebut tidak bisa diterapkan di Singapura dan Jakarta yang beriklim tropisKalau kepadatan penumpang dalam satu gerbong disamakan dengan kepadatan gerbong di Jepang, maka hal itu akan menimbulkan ketidaknyamanan pengguna jasa MRTKarena itu, lanjutnya, Menteri Keuangan Singapura menawarkan bantuan asistensi untuk mengatur kepadatan kapasitas gerbong MRT yang telah memperhitungkan perbedaan iklim, dan memperhatikan faktor kenyamanan dan keamanan penumpang sebagai yang utama.
Tidak hanya kerja sama MRT saja, Singapura juga menawarkan teknikal asistensi untuk pembangunan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) yang akan diterapkan di JakartaMenurut Fauzi, sistem ERP di Singapura merupakan sistem yang paling efisien sehingga banyak negara yang belajar dari Singapura dalam menerapkan ERP.
Termasuk, bagaimana mengatur pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnyaDijelaskannya, di negara ini, setiap orang yang membeli mobil harus memiliki sertifikat kepemilikan kendaraan yang dikeluarkan oleh pemerintahSertifikat ini dikeluarkan berdasarkan dari jumlah kendaraan tua yang dimusnahkan pemerintah.
Misalnya, jika di tahun 2011 ini telah dihapuskan 100 ribu mobil tua, maka tahun depan akan dijual 100 ribu sertifikat kepemilikanAtau jika pemerintah Singapura melihat jumlah kendaraan sudah cukup banyak, maka dia bisa mengurangi penjualan sertifikat kepemilikan kurang dari 100 ribu.
"Ini cara yang cukup efektif mengatur pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnyaKita akan belajar menerapkan cara ini dari SingapuraDan kemungkinan besar akan kita berlakukan juga di Jakarta untuk menekan pertumbuhan kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya," tukasnya(rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Busway Tewaskan Warga
Redaktur : Tim Redaksi