Sisi Kelam Perang Melawan Narkoba di Filipina, Mayat Diperlakukan Seperti Sampah

Sabtu, 29 Juli 2017 – 18:43 WIB
Ilustrasi POlice line. Foto: AFP

jpnn.com, MANILA - Mungkin karena ada embel-embel perang, aparat Filipina jadi merasa bisa mengesampingkan aspek kemanusiaan dalam memperlakukan penjahat narkoba.

Sadis dan brutal adalah dua kata yang cocok menggambarkan bagaimana para terduga pengedar narkoba diperlakukan.

BACA JUGA: Terbukti Salahi Aturan, JK Bakal Ditindak Tegas

Mereka dibunuh dengan tangan dingin dan jasadnya dibuang begitu saja. Keluarga mungkin tidak akan menemukan jasad mereka dengan mudah. Sebab, para pengguna dan pengedar narkoba yang telah dieksekusi tersebut dibuang begitu saja ke laut.

Kenyataan itu terungkap dalam wawancara eksklusif Al Jazeera dengan para pelayan di Manila. Mereka tentu saja bukan pencari ikan biasa, melainkan orang yang punya tugas tambahan dari polisi untuk membuang mayat-mayat tersebut.

BACA JUGA: Fokus Atasi Konflik di Marawi, Filipina Mundur jadi Tuan Rumah SEA Games 2019

Manuel, salah seorang nelayan yang punya tugas khusus itu, menyatakan bahwa polisi Filipina menyebut mayat-mayat penjahat narkoba tersebut sebagai sampah.

Jika ada penjahat yang dieksekusi, rumah Manuel bakal didatangi. Dia diminta membuang ’’sampah’’ tersebut secepatnya.

BACA JUGA: Kunjungi Marawi, Presiden Duterte Bagi-Bagi Arloji

’’Kami biasanya membuang mereka ke Manila Bay. Kadang-kadang kami beri pemberat agar (mayatnya, Red) tak mengambang,’’ terangnya.

Manuel dan kawan-kawannya tidak mudah melakukan tugasnya. Sebab, kadang-kadang yang teronggok di depan rumahnya adalah jasad temannya. Manuel takut jika suatu saat dirinyalah yang menjadi korban.

Dia tidak percaya dengan polisi karena banyak di antara mereka yang menjadi pemakai maupun pengedar barang haram tersebut meski bertugas membasmi penjahat.

Fakta pembuangan mayat itu mengingatkan pada pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat kampanye dulu. Saat itu dia mengancam membunuh semua pengedar dan pengguna narkoba, lantas membuang mayatnya ke Manila Bay agar ikan-ikan di sana gemuk karena makan jasad para penjahat tersebut. Ancaman tersebut kini terealisasi.

Diornardo Carlos, juru bicara kepolisian Filipina, tidak tahu tentang para nelayan yang membuang mayat penjahat narkoba di Manila Bay tersebut. Dia berjanji menyelidiki kasus tersebut jika memang benar-benar nyata.

Menurut Amnesty International, sejak perang melawan narkoba digulirkan, ada sekitar 7 ribu nyawa yang melayang. Namun, kepolisian Filipina mengklaim hanya membunuh 3.200 orang.

Petugas HAM di Amnesty International Wilnor Papa mengungkapkan, sebelum Februari, jumlah korban kampanye narkoba sangat tinggi. Tetapi, pada April–Mei, jumlahnya menurun karena Filipina menjadi sorotan.

’’Ini bukan hanya soal angka. Bagi kami, satu kematian sudah terlalu banyak,’’ tegas Papa. (AlJazeera/sha/c14/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semua Gedung Hancur Karena Perang, Kecuali Masjid Ini


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler