Siswa Hantam Kepala Bu Guru pakai Kursi, Ya Ampun!

Jumat, 09 Maret 2018 – 07:23 WIB
Sedih. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, PONTIANAK - Nuzul Kurniawati, 48, guru di sekolah Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) Wustha Darussalam di Pontianak Timur, Kalbar, dianiaya siswanya, seorang pelajar kelas delapan.

Bu Guru tersebut terpaksa dibawa ke rumah sakit karena mengalami cidera. Korban bertugas sebagai guru bantu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah tersebut.

BACA JUGA: Pelajar SMP Pukul Guru hingga Pingsan

Kasus penganiayaan itu terjadi saat proses belajar mengajar sedang berlangsung pada Selasa, 7 Maret lalu.

Korban menegur pelaku yang sedang asik bermain game di telepon genggam. Teguran itu tak diterima. Pelaku mengambil kursi lalu menghantamkannya ke kepala korban.

BACA JUGA: Dua Maling Kaget ketika Tuan Rumah Tiba-tiba Bangun

Perbuatan itu tak berhenti. Korban lalu melemparkan telepon genggam ke arah korban hingga mengenai rahangnya.

Guru perempuan itu langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan karena mengalami cedera pada kepala belakang serta bengkak pada rahang kanan.

BACA JUGA: Gogon Pasti Huni Penjara, Minimal 5 Tahun

“Saya bilang kepada pelaku, “ibu kan guru kamu, tentu kalau muridnya ada salah dinasihati,” kata Nuzul mengulang kalimatnya kepada pelaku sebelum kejadian.

Nuzul mengatakan, peringatan itu tak dipedulikan, pelaku tetap saja asik bermain permainan di telepon genggamnya.

Karena tak diindahkan ia lalu mengambil alat komunikasi itu dengan harapan yang bersangkutan bisa mengikuti pelajaran.

“Begitu handphonenya saya ambil, pelaku ambil kursi langsung memukulkannya ke kepala saya. Kena di kepala belakang, kondisi saya langsung sempoyongan,” ucapnya.

Karena kondisi kepala yang sangat sakit, lanjut dia, telepon genggam milik pelaku yang dipegangnya lalu terjatuh. Telepon lalu diambil dan dilemparkan pelaku ke wajah Nuzul.

“Handphone itu mengenai rahang saya. Setelah itu saya tak sadarkan diri,” ungkapnya.

Saat ini, dia menambahkan, kondisinya sudah agak lebih baik. Sebelumnya akibat pemukulan dan hantaman telepon genggam, ia tak bisa bicara. Setiap kali membuka mata kepalanya langsung terasa pusing.

Kapolsek Pontianak Timur, Kompol Abdul Hafidz membenarkan adanya kasus penganiayaan yang dialami guru Wajar Dikdas Wustha Darussalam, Nuzul Kurniawati yang dilakukan siswanya. “Laporan korban sudah kami proses,” kata Hafidz.

Hafidz menyatakan setelah menerima keterangan korban pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku.

“Pelaku masih berusia 15 tahun. Saat ini sedang dalam proses. Sesuai dengan perbuatannya yang bersangkutan akan dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” pungkasnya.

Kepala Seksi Pondok Pesantren, Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, Ernan mengatakan akan melakukan klarifikasi terkait insiden yang dialami Nuzul Kurniawati.

Dikatakan dia, dari informasi yang didapatkan peristiwa terjadi di Wajar Dikdas (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) Wustha Darussalam atau setara dengan paket B ataupun MTs atau SMP.

“Kami sudah mendengar kabar insiden tersebut. Nanti akan ditindaklanjuti,” ujar dia.

Pihaknya masih akan melakukan klarifikasi kejadian sesungguhnya. “Untuk sekarang kami belum bisa memberikan keterangan lebih banyak. Masih koordinasi dengan Kepala Kemenag dan akan melakukan klarifikasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam, Ahmad Bustomi membenarkan kejadian pemukulan siswa terhadap salah satu guru.

Saat kejadian dia tidak berada di lokasi. Pihaknya masih melakukan evaluasi terkait kejadian yang sebenarnya. Setiap kejadian, kata dia, tentu ada sebab akibatnya.

“Masih kami evaluasi terkait sanksi untuk siswa itu, apakah nanti diberhentikan atau diskorsing,” ujar dia kepada Pontianak Post, Kamis (8/3).

Ahmad menerangkan, Nuzul Kurniawati merupakan guru sekaligus Wakil Kepala Bidang Kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam.

Sedangkan status Nuzul di Program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam diperbantukan untuk mengajar Ilmu Pengetahuan Alam.

Dia mengklarifikasi pemberitaan yang mengatakan kejadian ada di MTs (Madrasah Tsanawiyah) karena tidak ada MTs Darussalam di tempat tersebut. “Program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam ini setara dengan SLTP,” papar dia. (adg/mrd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Samsul Bahri Benar-Benar Jahat pada Mbak Rohana


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler