Siswa Pukul Guru Hingga Tewas, Simak nih Komentar Psikolog

Minggu, 04 Februari 2018 – 07:58 WIB
HZF, murid yang pukul Achmad Budi Cahyanto. Foto: GHINAN SALMAN/Jawa Pos Radar Madura/JPNN.com

jpnn.com, SAMPANG - Kelakuan murid SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, inisial HZF yang diduga memukul gurunya, Achmad Budi Cahyanto, hingga meninggal dunia, merupakan tindakan di luar normal.

Dosen Psikologi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Yuriyadi menyampaikan, secara kultur, di Madura masih memegang teguh prinsip patuh dan menghormati guru.

BACA JUGA: Honor tak Seberapa, Nyawa Melayang setelah Dipukul Siswa

Siswa kelas XII SMAN 1 Torjun itu diduga memiliki keahlian ilmu bela diri. Bisa jadi tersangka ingin menunjukkan keahlian silatnya.

”Sudah jauh dari nilai pendidikan yang diajarkan. Ada yang salah dengan kejiwaan siswa ini,” ungkapnya kemarin (3/2).

BACA JUGA: Sinta Sangat Rindu Sosok Pak Guru Humoris Itu

Namun, menurut dia, perilaku itu tidak hanya karena faktor individu tersangka. HZF masih duduk di bangku sekolah.

Peran pendidikan di kelas dan pendidikan keluarga berpengaruh. Selebihnya faktor pergaulan.

BACA JUGA: Pak Guru Sempat Menangkis, tapi Pukulan Kedua Mematikan

Umumnya perilaku menyimpang merupakan cerminan dari pola asuh dan kondisi psikologis anak. Sebaik apa pun pola asuh dan hubungan dengan orang tua, banyak faktor yang dapat memicu anak untuk berperilaku menyimpang.

Faktor ini terutama dipicu stres. Bisa juga karena masalah lain. Karena itu, orang tua harus peka dan peduli terhadap anak dan perasaannya.

Orang tua murid sepantasnya lebih intensif memberikan pendidikan kepada anak. Sebab anak lebih sering kumpul bersama keluarga.

Sangat disayangkan jika wali murid lepas tangan ketika anaknya sudah masuk di sebuah lembaga pendidikan.

”Banyak siswa pintar secara kognitif. Tapi kaku dalam kecerdasan sosial. Sehingga perilaku hanya diukur berdasarkan keinginan pribadi, bukan berdasarkan kesadaran kolektif,” papar Adit.

Saat ini, orang tua murid lebih khawatir jika anak tidak pintar dalam beberapa bidang keilmuan. Namun tidak peduli dengan moral si buah hati.

”Orang tua begitu sangat khawatir ketika anaknya tidak pinter menghitung. Tapi biasa saja ketika moral mereka bejat,” tuturnya.

Menurut Adit, HZF harus diperiksa secara psikologis atau terapi dari psikiater. Sebab perilaku menghilangkan nyawa seseorang bisa dikategorikan psikopat. Selain hukuman, tersangka juga harus diberikan pembinaan psikologis. (bad/luq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Game Pukul Guru Anda jadi Viral, Narasinya Sadis!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler