Sjahrir Wafat Menjelang Pernikahan Putri Bungsu

Selasa, 29 Juli 2008 – 08:48 WIB
Mantan Menteri LH Emil Salim dan artis Denny Malik berdoa di rumah duka. Foto: Muhammad Ali/JP
JAKARTA – Dr Sjahrir, aktivis yang tetap idealis di tengah perubahan, Senin (28/7) menutup mata untuk selama-lamanyaEkonom senior itu mengembuskan napas terakhir di Mount Elizabeth Hospital, Singapura, pukul 09.08 waktu setempat atau 08.08 WIB akibat kanker paru.
Sjahrir yang pernah dipenjara pemerintah Orba karena sikap kritisnya itu tentu tak asing bagi publik

BACA JUGA: KPK Pajang Barang Gratifikasi

Apalagi, sejak 11 April 2007, ayah dua anak kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 24 April 1945, tersebut resmi dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bidang ekonomi.
Hanafi Juni, salah seorang kerabat dekat keluarga almarhum menyatakan, sampai 1,5 bulan terakhir, Sjahrir tidak memperlihatkan keluhan apa pun
’’Baru belakangan ini dia ngomong seperti terkena flu berat

BACA JUGA: Tak Tahu Suami Dimana

Karena khawatir sinusitis, terus dicek ke RS Medistra, Jakarta,’’ katanya.
Dalam prosesnya, kondisi Sjahrir ternyata semakin parah
Ketika itu, peraih gelar doktor ekonomi dari Harvard University tersebut menunjukkan gejala batuk yang tidak berhenti

BACA JUGA: Polisi Temukan Lima Mayat Lagi

Akhirnya, dia memeriksakan kesehatannya di Mount Elizabeth Hospital, Singapura.
Menurut salah seorang asisten pribadi Sjahrir yang bernama Topan, persis sehari setelah diagnosis Mount Elizabeth Hospital keluar yang menyebutkan dirinya mengidap kanker paru, Sjahrir, tampaknya, tetap bersikeras menghadiri resepsi pernikahan putra pertamanya, Pandu Patria, di Washington DC, ASResepsi itu berlangsung pada 28 Juni 2008’’Jadi, persis sehari setelah diagnosis itu keluar, bapak terbang ke Washington,’’ ujarnya.
Mantan aktivis Malari Hariman Siregar yang merupakan sahabat Sjahrir menceritakan, dirinya ikut mendampingi Sjahrir ke Washington untuk menghadiri pernikahan Pandu PatriaMenurut dia, setelah acara resepsi tersebut, kesehatan Sjahrir langsung drop
Hariman mengungkapkan, Sjahrir mengeluh sesak napasKarena itu, mulai 30 Juni, oleh Hariman, Sjahrir dibawa ke salah satu RS di New York’’Beliau dirawat sampai 4 Juli, lantas dipindah ke Mount Elizabeth Hospital, Singapura, mulai 6 Juli,’’ jelasnya.
Saat dihubungi semalam, Hariman masih berada di SingapuraBegitu mendengar sahabatnya kritis, dia langsung terbang ke SingapuraSayang, Hariman terlambatBegitu tiba di rumah sakit, Sjahrir sudah mengembuskan napas terakhir sejam sebelumnya’’Saya datang pukul 10.00, beliau sudah meninggal pukul 09.00,’’ kata Hariman.
Persahabatan Sjahrir dengan Hariman sudah berjalan lebih dari 40 tahunMenurut Hariman, Sjahrir dulu adalah asisten mertuanya, Prof Sarbini Sumawinata, ekonom sosialis di UISaat peristiwa Malari (lima belas Januari 1974), Hariman menjadi ketua dewan mahasiswa (Dema) UISjahrir merupakan senior Hariman, namun masih aktif di pergerakan mahasiswa
’’Saya dan Sjahrir itu seideKami melihat Soeharto tidak beresKami kan antimodal asing, antikapitalisme,’’ tegas Hariman
Mereka juga pernah sama-sama dipenjara pascaperistiwa Malari tersebut’’Saya sepenjara dengan Sjahrir selama tiga tahun, di Rumah Tahanan Nirbaya (sudah digusur untuk proyek Taman Mini Indonesia Indah),’’ jelas lulusan Fakultas Kedokteran UI itu
Meninggalnya Sjahrir memberi luka mendalam bagi anak keduanya, Gita RusmindaRencananya, 8 Agustus mendatang atau 11 hari lagi, Gita melangsungkan pernikahan di SingapuraKebetulan, calon suami Gita adalah warga negara MalaysiaSjahrir sebenarnya sangat ingin mendampingi putri bungsunya itu menikahNamun, ajal keburu menjemput

Wantimpres Paling Aktif
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ny Ani Yudhoyono sekitar pukul 22.00 tadi malam melayat ke rumah duka di Jalan Sukabumi 15, MentengPresiden terlihat sedih kehilangan salah seorang penasihatnya itu
SBY kali pertama mendengar berita meninggalnya anggota Wantimpres bidang ekonomi tersebut di sela-sela pertemuan dengan pemenang Nobel dari Bangladesh, Muhammad Yunus, usai pembukaan Asia Pacific Regional Microcredit Summit 2008 di Nusa Dua, Bali, kemarin siang.
’’Saya atas nama pemerintah dan atas nama keluarga mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya,’’ kata SBY
Bagi dia, almarhum adalah salah seorang tokoh yang kritisDalam arti, menyampaikan pandangan-pandangan yang kritis, kemudian mengemukakan persoalan apa adanya’’Dalam pengembangan kebijakan di bidang ekonomi selama ini, beliau betul-betul sangat membantu saya sebagai kepala pemerintahan,’’ ungkapnya.
Kemarin, SBY juga menelepon istri Sjahrir, Nurmala Kartini, di SingapuraKepada Nurmala, SBY meyampaikan agar keluarga tegar’’Terus terang, kita kehilangan Dr SjahrirTampaknya, penyakit yang beliau derita belum lama benar, hanya beberapa bulan laluTapi, ini tentu kehendak Tuhan Yang Mahakuasa,’’ ujarnya
SBY dan anggota Wantimpres lainnya sempat menjenguk Sjahrir di Singapura, 13 Juli laluSaat itu, SBY baru pulang dari Kuala Lumpur, Malaysia, dan Hokaido, JepangBegitu tiba di tanah air, SBY mendapat laporan dari dokter kepresidenan bahwa kondisi Sjahrir kritis’’Sebelum keluar negeri, presiden tahu bahwa Pak Sjahrir sakit dan meminta dokter kepresidenan ikut menangani,’’ jelas Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng.
Saat dijenguk, kata dia, Sjahrir sadar dan bisa merespons SBYPadahal, sebelumnya, menurut dokter, Sjahrir sempat tidak sadar diriSBY hanya sempat menjenguk 10 menit karena harus bergiliran dengan para menteri dan anggota Wantimpres lainnya.
Menurut Andi, SBY selama ini sangat terbantu oleh pertimbangan dan saran-saran yang diberikan Sjahrir’’Beliau merupakan anggota Wantimpres yang paling rajin menyampaikan saran kepada presiden, baik lisan maupun tertulisAnalisisnya memang tajam,’’ katanya(pri/tom/wir/zul/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Dituntut Empat Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler