Skandal Century Bisa Berdampak Sistemik

Kamis, 14 Januari 2010 – 21:45 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban mengingatkan, skandal Bank Century yang diduga telah merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun bisa berdampak sistemikKemungkinan berdampak sistemik itu, menurut Kaban, setelah menyaksikan berbagai keterangan yang disampaikan para terperiksa di hadapan Pansus Hak Angket Century.

"Soal proses bailout saja misalnya, terlalu banyak versi yang beredar, sehingga sulit bagi masyarakat untuk memahaminya," kata Kaban, di sela-sela Silaturahmi Alumni Menwa Indonesia, di Kirana Room, Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (14/1).

Perkembangan terkini, dari investigasi Pansus terhadap terperiksa mantan Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati, terungkap bahwa Presiden SBY disebut-sebut mengetahui seluruh proses yang terjadi dalam mengambil keputusan bailout Bank Century

BACA JUGA: Anton Medan Atur Penjara DL Sitorus

"Di sisi lain, sebelumnya Presiden telah berulang kali membantah hal tersebut," kata Kaban.

Hal lain yang juga tidak diperkirakan sebelumnya adalah pengakuan Sri Mulyani kepada Wapres saat itu, Jusuf Kalla, bahwa dirinya ditipu oleh data yang disodorkan Bank Indonesia (BI), sehingga bailout membengkak menjadi Rp 6,7 triliun
Demikian juga halnya dengan sumber dana bailout, yang oleh Menkeu Sri Mulyani dinyatakan bukan sebagai uang negara, (hingga) dengan demikian tidak terdapat kerugian negara.

"Sementara JK menegaskan bahwa dana tersebut adalah sepenuhnya uang negara dan berpotensi merugikan," imbuh Kaban pula.

"Saya memprediksi, beberapa hari ke depan Pansus tentu akan menelusuri aliran dana bailout Bank Century tersebut

BACA JUGA: Tunjangan Pejabat Diserahkan ke Pemda

(Dan) kalau sudah masuk ke wilayah aliran dana, cukup sudah syaratnya bagi skandal Bank Century untuk berdampak sistemik," ungkap Kaban
(fas/jpnn)

BACA JUGA: Tumpak : Cukup Bukti Untuk Tahan Anggodo

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Juga Harus Periksa Lawyer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler