jpnn.com - JAKARTA- Presiden Joko Widodo sudah mendapatkan laporan dari Kejaksaan Agung terkait persiapan eksekusi mati terhadap sepuluh terpidana kasus narkoba. Menurut Seskab Andi Widjajanto, presiden meminta Jaksa Agung HM. Prasetyo untuk melaksanakannya dengan hati-hati.
Selain itu, eksekusi tersebut diharapkan tidak menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan negara lain. Salah satunya ialah Australia yang selama ini meradang karena dua warga negaranya bakal dieksekusi.
BACA JUGA: Bareskrim Sudah Jadwalkan Periksa Denny Indrayana
"Presiden memberi tahu Jaksa Agung untuk memperhatikan apa yang menjadi perhatian pemerintah Australia secara serius. Melakukan proses dan prosedur sesuai dengan hukum di Indonesia secara hati-hati. Terutama menyangkut dampak terhadap hubungan kedua negara," ujar Andi di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (4/3).
Andi sendiri mengaku belum tahu kapan eksekusi mati dilaksanakan. Namun, kata dia, Jaksa Agung akan rutin melaporkan persiapan-persiapan eksekusi terhadap presiden setiap bulan.
BACA JUGA: Soal Cantrang, Nelayan Tradisional Nilai Pemerintah Lamban
Apa alasan presiden memilih bersikap hati-hati pada Australia? Andi mengatakan, Indonesia sadar sudah banyak ketegangan yang terjadi antara dua negara akibat rencana eksekusi mati tersebut.
Jaksa Agung, sambung Andi, juga dipesan untuk terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri saat persiapan eksekusi tersebut. “Kami juga pernah menyebabkan ketegangan yang sama dengan pemerintah Belanda. Jadi, kami memperhatikan apa yang menjadi perhatian negara tetangga baik kami secara serius," tegas Andi. (flo/jpnn).
BACA JUGA: BW Mengaku Tak Kenal Tersangka Baru Tangkapan Bareskrim
BACA ARTIKEL LAINNYA... Datang Tak Diundang, BW Salah Interpretasi
Redaktur : Tim Redaksi