jpnn.com, JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK Abdul Basir mengaku tidak habis pikir dengan tudingan tim penasihat hukum Setya Novanto, yang menyebut dakwaan untuk mantan ketum Golkar itu idak cermat.
Apalagi alasan yang digunakan hanya karena dakwaan yang tidak sama dengan beberapa terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) lainnya. Yaitu Irman, Sugiharto dan Andi Agustinus alias Andi Narogong.
BACA JUGA: Maqdir Ismail: Surat Dakwaan Beda dengan Laporan Intelijen
"Itu yang saya tidak habis pikir di mana tidak cermatnya. Perbedaan hitungan sudah dihitung BPKP dan sudah diterima pengadilan sebelumnya,” ujar Basir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (20/12).
Basir menyebut tudingan adanya perbedaan kerugian negara hingga Rp 100 miliar dalam dakwaan Setnov dengan tiga dakwaan terdakwa lain, hanya hitung-hitungan tim penasihat hukum Setnov.
BACA JUGA: Maqdir Merasa Aneh Nama Hilang di Dakwaan Disebut Strategi
"Itu hitungan-hitungan teman kuasa hukum saja,” ucapnya.
Basir lebih lanjut mengatakan, JPU akan memberi jawaban secara lengkap terkait tudingan pihak Novanto, pada sidang lanjutan yang rencananya digelar Kamis (28/12) mendatang.
BACA JUGA: Aneh, Jumlah Aliran Uang di Dakwaan Setnov Bisa Berkurang
Baik itu terkait tudingan perbedaan kerugian negara, maupun hilangnya sejumlah nama politisi dalam dakwaan Novanto.
"Persoalan kemudian materi kenapa atau ada beberapa nama berubah, kerugian negara, jawaban resmi akan disampaikan minggu depan. Dakwaan telah disusun berdasarkan hasil penyidikan,” kata jaksa yang cukup berpengalaman menuntut kasus-kasus korupsi besar ini.
Sebelumnya, penasihat hukum Novanto menyebut ada perbedaan kerugian negara dalam dakwaan Novanto dengan tiga terdakwa lainnya. Dalam dakwaan tiga terdakwa, kerugian negara mencapai Rp 2.314.904.234.275.
Sementara kerugian negara dalam dakwaan Novanto disebut ada penambahan sekitar Rp 105 miliar.
Penambahan berasal dari penerimaan uang yang disebut diterima Novanto USD 7,3 juta, Charles Sutanto Ekapradja USD 800 ribu dan Tri Sampurno Rp 2 juta.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bugar saat Tiba, Papa Novanto Tampak Loyo di Kursi Terdakwa
Redaktur & Reporter : Ken Girsang