Soekarwo Petakan Enam Masalah Rumah Sederhana

Sabtu, 13 Agustus 2011 – 04:04 WIB

SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemrov Jatim) mengoptimalkan fungsi Tim Percepatan Pembangunan Rumah Sejahtera untuk menyelesaikan enam masalah yang di hadapi pengembangTahun ini Gubernur Jatim Soekarwo memerintahkan setiap kepala daerah untuk membentuk tim serupa yang sudah dibentuk di tingkat provinsi

BACA JUGA: Gerbong KA Bermuatan Batu Bara Terguling

Sehingga memudahkan para pengembang untuk membangun 25 ribu unit Rumah Sejatera.
   
Gubernur mengatakan bahwa selama ini para pengembang yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Realesta Indonesia (REI) Jatim rata-rata hanya mampu membangun sekitra 15 ribu Rumah Sederhana setiap tahunnya
Padahal saat ini kebutuhan perumahan di provinsi paling ujung pulau Jawa ini masih tercatat 530 ribu

BACA JUGA: Peredaran Obat Terlarang Kembali Marak

Kondisi tersebut ditimbulkan dari adanya beberapa masalah dalam membangun hunian yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut.  
   
"Pertama adalah masalah dana prasarana, sarana, dan utilisasi (PSU) yang masih minim
Yang kedua adalah mahalnya lahan di lokasi yang berdekatan dengan kota," papar Gubernur di Graha REI Kamis (11/08) malam

BACA JUGA: Pansek PN Manokwari Gelapkan Uang Sitaan Rp 10 Miliar

Untuk itu, tim percepatan akan berkerjasama dengan Pemda untuk memetakan saja wilayah yang akan dijadikan lokasi pembangunan Rumah SederhanaKarena tak lagi sporadis dan dan tertata, sehingga memudahkan pemerintah untuk memberikan dana PSU maupun infrastruktur
"Nanti juga bisa mengajak pengusaha untuk mendirikan panrik di lokasi ituJadi lebih terintegrasi."
   
Masalah berikutnya adalah biaya sertifikasi Rumah Sederhana masih disamakan dengan biaya rumah komersialMenurut Sokerawo, apabila pemerintah sudah memberikan perlakukan khusus berupa bunga KPR bagi konsumen Rumah Sederhana, maka sejatinya demikian pula ada perbedaan biaya dalam hal sertifikasi.

Selanjutnya adalah problem pasokan PDAM dan PLN yang harus sikronMenurut orang nomor satu di pemerintahan Jatim itu, sebenarnya ada surplus pasoakan listrik di JatimSehingga berikutnya yang harus di pecahakan adalah masalah jaringan ke pelanggan.

Problem terakhir adalah melakukan mix and match antara kebutuhan dana segar di sektor properti dengan banyaknya dana nganggu (idle money) perbankan"Daripada bank masukan dananya ke BI, sebaiknya disalurkan ke kredir konstruksi atau KPR," saran Soekarwo.

"Enam poin itu yang harus dikerjakan oleh Wakil Gubernur sebagai Ketua Tim Percepatan," tandas Gubernur"Yang penting, Sekda juga harus gerak (untuk percepat pembaguna Rumah Sederhana, Red).  Ada SK tidaknya, fungsional harus dilakukan oleh Sekda."

Pada kesempatan yang sama, Ketua REI JAtim Erlangga Satriagung mengatakan bahwa apabila point yang disebutkan oleh Gubernur berhasil di pecahkan maka tak menutup kemungkina bahwa pengembang Jatim bias memproduksi Rumah sederhana hingga 25 ribu pertahunnya"Berapapun targetnya pengembang siap sajaYang perlu dilakukan adalah optimalisasi tim percepatanSehingga tahun depan kami bsa bekerja maksimal," ujarnya(aan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karyawan Roti Tewas di Mixer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler