BACA JUGA: Hepatitis Mulai Jadi Pusat Perhatian Dunia
Begitu juga dengan sop di MedanBACA JUGA: Tekanan Ekonomi, Ribuan Warga Pati Sakit Jiwa
Sepintas tidak ada yang beda dengan rumah makan yang khusus menyajikan sop ini, tempatnya sederhana berdindingkan gedek dan beratapkan daun rumbia.Tapi jangan salah, ahli kuliner Bondan Winarno ternyata juga kebelet mencicipi rasa sop yang disajikan
BACA JUGA: Cara Jitu Atasi Anak Tak Doyan Sayur
Padahal warung itu baru beroperasi 2004 lalu“Waktu itu saya heran kenapa rumah makan saya datangi pak BondanPerasaan saya gembira dan bangga,” kata Hj Dara Sukmalia, Pemilih RM Hj Uty.Awal mulanya, ibu tiga anak berdarah Jawa-Banjar ini tidak menyangka usahanya akan maju seperti sekarang iniSoalnya pertama kali buka untuk menghabiskan 1,5 kg daging sulitTapi sekarang sudah menghabiskan 12-15 kg daging setiap hari.
Bak seperti magnet, saat jam makan tiba pengunjung tanpa diundang singgah makan di RM Hj UtyBahkan, 30 kursi yang disediakan kadang kala kurang untuk menampung para pengunjungTapi untungnya pengunjung datang silih bergantiDatang, makan dan pulang“Seperti inilah kondisi sekarang,” ungkap perempuan yang mengenakan jilbab ini
Apa yang buat penasaran kenapa RM ini jadi favorit? Dari hasil wawancara dengan beberapa pengunjung, sop yang disajikan RM Hj Uty beda dengan sop yang lainDari sisi rasa, sop Hj Uty luar biasaAroma rempah-rempah (pala dan merica) menambah selera makanSelain itu, daging yang disajikan juga daging asli tanpa lemak
Hal ini juga diakui, Dara SukmaliaDia bilang setiap kali membeli daging untuk bahan baku sop tidak pernah diikutkan lemaknya“Yang kita sajikan daging asli agar tidak lengket-lengket di mulut,” ungkapnya
Hhmm..enak juga siang-siang begini ngomongin soal sop.(dra/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap Tahun, Junk Food Renggut Nyawa 40 ribu Warga Inggris
Redaktur : Tim Redaksi