Sri Paus: Pelestarian Lingkungan Tak Efektif tanpa Keadilan Sosial

Senin, 09 September 2019 – 03:26 WIB
Paus Fransiskus menyampaikan pesan Natal di Vatikan, Senin (25/12). Foto:Reuters

jpnn.com - Masalah deforestasi dan hilangnya keragaman hayati di banyak negara di dunia saat ini tidak boleh diperlakukan sebagai masalah lokal, karena telah mengancam masa depan planet bumi. Begitu kata pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Madagaskar akhir pekan ini.

Berbicara kepada presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, kabinetnya dan pejabat lainnya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa beberapa orang mendapatkan untung dari penggundulan hutan yang berlebihan dan hilangnya spesies yang terkait.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Sambangi Mozambik demi Mengubur Konflik 4 Dekade

"Kerusakan keanekaragaman hayati itu membahayakan masa depan negara dan bumi, rumah kita bersama," katanya.

Merujuk pada kebakaran yang melalap hutan Amazon di Brasil beberapa waktu terakhir, Paus Fransiskus menekankan pentingnya melindungi alam.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Pilih Mgr Ignatius Suharyo Jadi Kardinal

"Hutan terakhir terancam oleh kebakaran hutan, perburuan liar, penebangan hutan-hutan berharga yang tidak dibatasi. Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan terancam oleh barang selundupan dan ekspor ilegal," ujarnya, seperti dimuat Reuters.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Sambangi Mozambik demi Mengubur Konflik 4 Dekade

BACA JUGA: Revisi UU Ketenagakerjaan Harus Memberi Keadilan Sesuai Pancasila

Salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai solusi adalah upaya mencapai keadilan sosial. Sehingga orang-orang yang mata pencahariannya merusak lingkungan memiliki cara lain untuk bertahan hidup.

"Tidak mungkin ada pendekatan ekologis sejati atau upaya efektif untuk melindungi lingkungan tanpa pencapaian keadilan sosial yang mampu menghormati hak atas tujuan bersama barang-barang Bumi, tidak hanya dari generasi sekarang, tetapi juga dari generasi yang akan datang," tegasnya.

Madagaskar sendiri diketahui merupakan pulau terbesar keempat di dunia. Menurut lembaga penelitian dan lembaga bantuan, Madagaskar telah kehilangan sekitar 44 persen dari hutannya selama 60 tahun terakhir. Hal itu dikarenakan adanya ekspor ilegal kayu bakar dan kayu hitam. (rmol/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peran Penting Riset Integratif dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler