Awalnya Annette Frambach tinggal di Indonesia karena ikut suami pada 1960Empat belas tahun kemudian, sang suami meninggal dunia
BACA JUGA: Dari Peluncuran Buku Koruptor Go To Hell Karya Bibit Samad Riyanto
Meski demikian, perempuan asal Belgia itu tak kembali ke negaranyaBACA JUGA: Susahnya Teliti Gelatin agar Tak Masuk Neraka
-------------------------- ----------------
LUCKY NUR HIDAYAT, Jakarta
--------------------- ---------------------
Umur Annette hampir berkepala delapan
BACA JUGA: Sakit Parah pun, Besarkan Hati Sesama Penderita Kanker
Tapi, dia masih energikBicaranya lantang dan sangat fasih berbahasa IndonesiaDi usianya yang sudah tergolong senja itu, Annette tinggal sendirian di kawasan perumahan elite, kompleks Sentul City, BogorRumah itu bertipe 65 dan ada kolam renangnya yang menghadap langsung ke rimbunnya lahan hijau"Tiap hari saya selalu berenangDua kali sehariPagi satu jam, sore sekitar setengah jam sajaUntuk menjaga kebugaran," katanya kepada Jawa Pos yang mengunjungi rumahnya kemarin (19/12).
Tinggal sendiri di perumahan dilakoni Annette sejak delapan tahun laluAnak-anak dan cucu-cucunya tinggal di tempat lainJawa Pos sempat menyatakan keheranannya mengapa dia tinggal sendiri"Apanya yang aneh kalau orang tua seperti saya tinggal sendiri?" kata wanita bernama asli Anne Marie Frambach ini santai"Di Indonesia mungkin anehTapi, di luar negeri, orang tua tinggal sendirian itu biasa," lanjut ibu tiga anak, empat cucu, dan dua cicit ini
Meski tinggal sendiri, Annette tak merasa kesepianPadahal, dia sudah tak punya aktivitas di luarDi rumah pun, selain membaca, aktivitasnya juga berenang"Saya tak pernah merasa kesepianKalau kesepian, saya ke rumah anak saya," katanyaDari ketiga anaknya, satu tinggal di Amerika, satu di Jakarta, dan satu lagi di Bogor"Rumah anak saya ada yang dekatSekitar dua kilometer dari sini," katanya
Annette lantas menceritakan bagaimana awalnya dia tinggal di Indonesia"Saya ke sini karena ikut suami," kata sulung dari tiga bersaudara ini, mengawali ceritanyaItu terjadi pada 1960
Suryanto, suami Annette sebelum pulang ke Indonesia, adalah pegawai di perusahaan minyak di LondonDi negara itulah Suryanto bertemu Annette, hingga keduanya menikahSaat itu usia Annette 23 tahun
Setelah empat belas tahun tinggal di Indonesia, musibah itu datangSaat itu, 1974, suami Annette meninggal karena sakitDitinggal suami, Annette sempat kelimpunganApalagi, ketiga anaknya masih kecil-kecilKarena dituntut harus mencari nafkah, Annette pun memutuskan mencari pekerjaanKerja apa" Karena satu-satunya keahliannya adalah menyanyi dan mengajar vokal, pekerjaan Annette tak jauh-jauh dari itu
Dunia musik dan tarik suara bagi Annette bukan hal asingSejak umur enam tahun, dia mengenal musik dari sang nenekDi tempat asalnya, ketika umurnya 20 tahun, Annette pernah manggung di opera Liege, BelgiaDia juga jebolan sekolah tinggi musik Conservatoire Royal di Liege, BelgiaBerbekal latar belakangnya ini, sepeninggal suami, Annette lantas membuka kursus vokalAwalnya dibuka di rumah kontrakan di daerah Kebayoran, Jakarta SelatanItu terjadi pada 1974, beberapa bulan setelah sang suami meninggal"Selain mengajar di rumah kontrakan, saya mengajar keliling," kata wanita yang juga piawai bermain piano ini
Annete yang merupakan anak pemilik toko dan bengkel alat musik di Belgia itu juga aktif menggelar konser bersama beberapa muridnya di gereja-gereja di sekitar JakartaNamanya mulai melambung ketika salah seorang muridnya, Prawaningrum Katamsi, menggondol predikat juara Bintang Radio beberapa kali
Prawaningrum yang asal Jogja saat itu juga dikenal sebagai Ibu Seriosa-nya IndonesiaDia sukses menyabet gelar Juara Bintang Radio pada 1965, 1966, 1968, 1974, 1975, dan 1980Saat itu, ajang Bintang Radio memiliki gengsi tinggi di dunia vokal tanah air
Sejak saat itu banyak murid Annette menyusul menjuarai ajang tersebut, termasuk Johnson Hutagalung yang menjuarai festival Bintang Radio dan Televisi tingkat nasional pada 1988, 1990, dan 1992Salah satu muridnya yang juga terkenal adalah Doddy Keswara Kartikajaya atau yang dikenal sebagai Doddy Katamsi, yang tak lain anak kedua Prawaningrum
Murid-murid lain Annette adalah grup acapella Jamaica Caf" dan Takako Leen, penari keturunan Jepang asal Surabaya"Sayang saya sudah tak ingat semuaUh, terlalu tua untuk mengingat ituJumlahnya (pemenang ajang Bintang Radio, Red) juga banyakAda puluhan orang," ujar Annette disambung dengan senyuman
Pada pertengahan 1992, wanita yang dikenal memiliki head voice bagus itu dipinang PranadjajaDia pemilik sekolah musik tersohor saat itu, yakni Bina VocaliaAnnette ditawari mengajar di sekolah itu"Selain itu, saya ada tugas khususYakni, mengajar anak Pak Pranadjaja, Citra Pranadjaja," tutur pengagum Luciano Pavarotti ini.
Di sekolah itu pun Annette tak berhenti mencetak bintang-bintang radio dan televisi baru"Saya merasa bangga dan berhasil jika murid suksesAwalnya hanya cari uangTapi, semakin lama saya jadi cinta dunia olah vokal," ungkap wanita yang memiliki jenis vokal soprano lirico ini
Kemudian, sekitar 2006, dia bergabung dengan sekolah musik Gladi Resik bersama musisi kenamaan lain, seperti Gilang Ramadhan, Benny Likumahuwa, Donny Suhendra, Todung Panjaitan, dan Krisna PrameswaraSetelah sekitar satu tahun mengajar, dia memutuskan berhenti"Saya kasih kesempatan untuk yang mudaSupaya ada regenerasi," jelas wanita yang berhenti menjadi solist saat usianya 67 tahun itu.
Annete yang masih menyimpan obsesi memiliki murid yang bisa go international itu tak ingin tiga anak mengikuti jejaknyaMenurut dia, di Indonesia sulit hidup dengan mengandalkan penghasilan dari musik, terutama musik klasik"Musik ini kurang komersial, terutama di negara iniTetapi, ini harus dimaklumi karena ini bukan budaya dari negara ini juga," tutur nenek model, pemain sinetron, bintang film, dan presenter TV kondang Nadia Mulya itu.
Wanita yang mengaku berteman akrab dengan pelatih vokal Indonesian Idol Catherine Leimena ini bahkan banyak menemui anak muda yang tak mau belajar vokal secara serius walau memiliki modal talentaApalagi, mendalami musik klasik"Karena itu, mending saya pensiun dan mensyukuri anak-anak saya yang telah menjadi profesional," tuturnya"Kini saya fokus untuk mempersiapkan koper besar dan isinya untuk bekal perjalanan yang panjang setelah hidup di dunia," ungkapnya.
Selama mengajar pun jarang sekali murid yang memintanya mengajarkan teori menyanyi klasikAnnette yang mengaku telah jarang pulang ke tanah kelahirannya itu hanya mengajari mereka tentang proyeksi suaraYakni, bagaimana cara memproduksi suara yang benar"Akhirnya banyak juga murid saya yang menjadi penyanyi dangdut, Mandarin, dan yang lainnya," ucapnya.(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mukjizat Darah Tali Pusar Terus Berkembang
Redaktur : Soetomo Samsu