jpnn.com, JAKARTA - Center for Budget Analysis (CBA) mendesak Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mundur dari jabatannya setelah operasi tangkap tangan KPK yang menjerat Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono.
Antonius dijadikan tersangka setelah ditangkap karena diduga menerima suap dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (AGK) Adiputra Kurniawan.
BACA JUGA: Suap di Kemenhub, Uang 33 Tas Besar Ditaruh di Rumah Kumuh
Koordinator Investigasi CBA Jajang Nurjaman menjelaskan berdasarkan catatan lembaganya, Kemenhub memiliki proyek pengerukan alur pelayaran pelabuhan Tanjung Emas tahun anggaran 2017.
Proyek itu dijalankan Kemenhub melalui kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan Tanjung Emas.
"Anggaran yang disiapkan untuk proyek ini Rp 45.015.800.000," kata Jajang, Jumat (25/8).
BACA JUGA: Tangkap Dirjen Hubla, KPK Ungkap Modus Baru Pemberian Suap
Menurut Jajang, memang benar pemenang proyek itu adalah PT AGL yang beralamat di Rukan Puri Mutiara Blok A nomor 16, Jalan Griya Utama Sunter Agung, Jakarta Utara. "Adapun nilai proyek yang diajukan PT Adhiguna Keruktama sebesar Rp 44.518.000.000," tambahnya.
CBA mendorong KPK mengusut tuntas kasus dugaan korupsi proyek pengerukan alur pelayaran pelabuhan yang dijalankan Kemenhub, khusunya yang melibatkan PT AGK. "Karena berdasarkan catatan kami, perusahaan tersebut merupakan langganan dari proyek-proyek besar Kemenhub," kata dia.
BACA JUGA: Dirjen Hubla Resmi Jadi Tersangka Penerima Suap, Begini Kasusnya
Jajang membeberkan pada 2016-2017 saja, nilai proyek yang dimenangkan PT AGK mencapai Rp 179.227.397.000. Namun, kata dia, KPK jangan sampai berhenti di proyek 2016 dan 2017 saja. Sebab, antara 2012 sampai 2017 terdapat delapan proyek pengerukan alur pelayaran pelabuhan yang dimenangkan PT AGK.
Dia memerinci, pekerjaan pengerukan alur pelayanan pelabuhan Tanjung Emas Semarang tahun anggaran 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2017 semuanya diborong PT AGK.
"Dari lima proyek tersebut PT Adhiguna mendapatkan gelontoran anggaran dari Kemenhub sebesar Rp 212.028.697.000," paparnya.
Adapun tiga proyek lainnya yakni pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan laut Kumai 2014, pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Samarinda Tahun Anggaran 2016, dan pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Pulang Pisau 2016. "Total anggaran yang dihabiskan dan lagi-lagi masuk kantong PT Adhiguna sebesar Rp 201.369.297.000," paparnya.
Jika ditotal, kata dia, nilai delapan proyek pengerukan alur pelayanan pelabuhan yang dimenangkan oleh PT AGK mencapai Rp 413.397.994.000.
Menurut Jajang, hal ini mengindikasikan bahwa praktik permainan proyek di tubuh Kemenhub yang dipimpin Budi Karya Sumadi sudah lama terjadi. Kinerja mantan dirut PT Angkasa Pura II tersebut di Kemenhub dinilai bukannya mengalami perbaikan, justru semakin menjadi-jadi.
"Menurut kami sebaiknya Presiden Jokowi mempertimbangkan untuk mencari Menteri Perhubungan yang lebih tegas alias baru. Jangan sampai proyek-proyek strategis nasional yang dijalankan Kemenhub, malah dijadikan ajang bancakan oknum-oknum tidak bertanggung jawab karena menterinya kurang tegas," tandasnya. (boy/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Dirjen Sekolahkan 2 Anak di AS dan Beli Lahan Rp 1 M untuk Makam Istri
Redaktur : Tim Redaksi