jpnn.com, SURABAYA - Data hasil zonasi PPDB SMA negeri berubah. Jarak domisili pendaftar yang diterima dengan sekolah semakin jauh. Pendaftar yang sebelumnya terlempar kembali masuk.
Misalnya, SMAN 4 Sidoarjo. Selasa (18/6), jarak terjauh yang diterima adalah 1.006 meter. Lalu kini jarak terjauh menjadi 1.247 meter. Para siswa yang semula tidak diterima kini sementara tercatat diterima.
BACA JUGA: PPDB 2019 Gaduh, Tetapi SMPN Satap Diuntungkan
Contoh lainnya, SMAN 1 Krembung. Sebelumnya, jarak terjauh yang diterima adalah 2.512 meter. Kini menjadi 4.761 meter. Itu merupakan jarak terjauh siswa yang diterima di SMAN Sidoarjo.
BACA JUGA : Polemik PPDB Sistem Zonasi, Sekolah Swasta Malah Dapat Berkah
BACA JUGA: Antre Pendaftaran PPDB, Emak â emak: Kamu Baru Datang Mau Nyelonong!
Febiola Alyza Kusuma termasuk siswa yang beruntung. Awalnya, dia dinyatakan tidak diterima. Sebab, jarak dari rumahnya ke SMAN 4 Sidoarjo mencapai 1.120 meter.
Nah, kemarin Febiola masuk peringkat ke-209 dari 236 siswa yang diterima lewat jalur zonasi.
BACA JUGA: Ketum Ikatan Guru Tuding Pemda Sumber Kisruh PPDB
''Sepertinya ada yang tidak jadi mendaftar atau pindah ke sekolah lain. Karena itu, jarak terjauhnya berubah," ujar Lailiyah, ibu Febiola.
Lailiyah baru tahu perkembangan itu setelah mengecek kembali. Dia penasaran dengan hasil terakhir PPDB. "Saya pikir sudah tidak diterima. Wong sejak hari pertama tergeser," ucapnya.
Setelah membuka website, Lailiyah kaget. Nama anaknya ada. ''Akhirnya tidak jadi ke swasta. Padahal, sudah daftar," kata warga Desa Suko tersebut.
Sayang, tidak semua pendaftar beruntung seperti Febiola. Terutama siswa yang di dekat tempat tinggalnya tidak ada SMA negeri.
"Itu masih satu desa dengan SMAN 4 Sidoarjo, jadi wajar. Nah, yang beda desa atau beda kecamatan seperti kami ini bingung," keluh Putranto Ari, wali murid Sindi Arofah. Pasalnya, tidak ada SMAN yang dekat dengan rumahnya di Sukodono.
BACA JUGA : Pengumuman Penting soal PPDB: Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 Direvisi
SMAN terdekat berjarak 3,5 km dari tempat tinggalnya. ''Bukan hanya Sukodono. Anak dari Jabon, Tulangan, dan Tanggulangin juga bingung," ungkap Putra.
"Akhirnya yang Jabon lari ke SMA swasta di Beji (Pasuruan). Kan jauh," imbuhnya.
Dia sempat berpikir akan ada harapan. Sebab, pengumuman PPDB SMAN sempat ditangguhkan kemarin. "Saya pikir aturannya bakal berubah," tuturnya.
Ternyata, saat Putra mengakses website, hasilnya tidak berubah. Tetap menggunakan zonasi. "Ya sudah, ke swasta saja, walaupun akhirnya malah lebih jauh," ujarnya.
Di tempat lain, sudah banyak warga yang protes. Mereka sampai berdemo di Surabaya. Namun, itu tak memengaruhi keputusan tentang sistem PPDB.
"Saya baca mulai dari dewan, banyak yang protes. Tapi, tetap begini. Bagaimana lagi," tambahnya. (uzi/c18/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Perintahkan Mendikbud Evaluasi Sistem Zonasi
Redaktur & Reporter : Natalia