Sukhoi Paksa Turun Pesawat Asing

Kamis, 13 Agustus 2015 – 02:19 WIB
Pesawat Sukhoi. Foto: Agoes S/dok.JPNN

jpnn.com - TARAKAN – Satu pesawat asing dipaksa mendarat oleh Sukhoi, Rabu (12/8) pukul 10.00 Wita. Pesawat asing tersebut masuk ke wilayah perbatasan tanpa izin otoritas negara.

Seluruh kekuatan dari segala lini dikerahkan dalam melakukan penurunan paksa pesawat asing ini. TNI Angkatan Udara menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU-27 dan SU-30.

BACA JUGA: Tersandung Korupsi Alkes, Erigana Resmi Sandang Status Terdakwa

Pesawat Sukhoi sudah ready di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Tarakan sejak Minggu, 9 Agustus. Satu flight pesawat Sukhoi disiagakan di Tarakan, yang terdiri empat unit pesawat Sukhoi.

Awalnya, pesawat asing terdeteksi oleh Satuan Radar 225 Tarakan memasuki wilayah Indonesia dan dicurigai sedang melakukan pemantauan. Dengan segera Satrad 225 Tarakan langsung mengkonfirmasi kepada Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dan langsung dilakukan penindakkan kepada pesawat asing tersebut.

BACA JUGA: Tersangka Korupsi Alkes Diserahkan ke Kejari

Satu flight pesawat Sukhoi yang sudah siaga di Lanud Tarakan langsung meluncur mendekati pesawat asing yang telah terdeteksi masuk wilayah NKRI tanpa izin tersebut.

Maksud dan tujuan pesawat Sukhoi mendekati pesawat asing tersebut untuk meminta pilot supaya pesawat yang dikemudikan diturunkan di bandara terdekat (Bandara Juwata Tarakan).

BACA JUGA: Lamban Ditangani, Peserta BPJS Meninggal di Rumah Sakit

Tak ada perlawanan yang dilakukan pesawat asing saat digiring dua Sukhoi ke Bandara Juwata Tarakan. Sukhoi yang menggiring dan turut mengawasi perjalanan pesawat asing untuk mendarat di landasan pacu, satu Sukhoi berada di posisi kiri pesawat asing dan satu Sukhoi lagi berada di posisi belakang pesawat asing dengan sikap ready menembak jika pesawat asing tersebut mencoba melakukan perlawanan atau coba kabur.

Terkonsep dengan baik. Akhirnya, pesawat asing tersebut berhasil didarat paksa di Bandara Juwata Tarakan. Semua pasukan yang sudah siap dengan senjata lengkap pun telah siaga menjemput pilot dan orang yang berada di dalam pesawat. Pilot dan co-pilot pun diamankan.

Tak hanya itu, pesawat langsung dilakukan pemerikasaan dengan tujuan mencari bahan berbahaya seperti bom atau senjata yang bisa mengancam.

Kasat mata tak terjangkau, anjing pelacak juga ikut serta dalam pemeriksaan pesawat asing tersebut. Pilot dan co-pilot digiring masuk dalam ruang introgasi untuk dimintai keterangan lebih lanjut alasan melakukan pelanggaran memasuki wilayah Indonesia tanpa izin.

Inilah sebuah simulasi salah satu rangkaian gelar latihan perkasa pesawat Sukhoi dan pasukan TNI Angkatan Udara Tarakan.

Dikatakan Asisten Operasi Kas Kohanudnas, Kolonel Pnb Kustono kepada awak media, jadi asumsinya ada pesawat dari negara asing yang wilayah NKRI dan dicurigai sedang melaksanakan pengintaian.

“Ini nantinya unsur Lanud Tarakan akan mengatasi dan menindaki pelanggaran tersebut, yang tentunya bila ditemukan dan dicurigai akan ditindaklanjuti,” kata Kustono, kemarin (12/8).

Sedangkan prosedur pemaksaan mendarat terhadap pesawat yang melakukan pelanggaran, seperti yang telah dilakukan dalam latihan kali ini. Tak memandang pesawat sipil atau pun pesawat militer asing yang melakukan pelanggaran tetap dilakukan hal yang sama.

“Yang jelas, pesawat asing tersebut masuk wilayah tanpa izin dan berhasil ditangkap oleh radar kami kemudian diidentifikasi secara elektronis. Ternyata pesawat tersebut memang tidak memiliki izin dan dilaksanakan intersepsi serta identifikasi secara visual,” tegas Kustono.

Kustono membeberkan, dalam tahun ini terdapat ada beberapa pelanggaran yang terjadi di perbatasan oleh pesawat asing. Namun, setelah melakukan patroli baru-baru ini, tidak ada temuan pelanggaran yang teridentifikasi.

“Jadi, latihan ini adalah latihan rutin yang dilaksanakan Kohanudnas dengan sandi Latihan Perkasa Bravo,” tuntas Kustono. (win/asm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak PNS Minta Pindah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler