JAKARTA - Pengembangan teknologi reverse osmosis (RO) yang akan dilakukan PT Pembangunan Jaya Ancol (PT PJA) diperkirakan dapat menghemat pengeluaran operasional Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut hingga Rp13,14 miliar per tahunTidak hanya itu, langkah tersebut juga akan mampu meningkatkan pelayanan terkait kebutuhan air bersih, khususnya pada masa liburan
BACA JUGA: Warga Mengeluh Air Kotor dan Berbau
Per harinya, PT PJA harus mengeluarkan Rp150,6 juta untuk penggunaan 12.000 meter kubik air yang distribusikan PT Aetra Air Jakarta
BACA JUGA: BK Bakal Periksa Pimpinan Dewan
PJA yakni sebesar Rp12.550 per meter kubik.Sedangkan melalui sistem RO, PT PJA akan mampu mengurangi konsumsi air sebanyak 5.000 meter kubik per hari hingga akhir tahun 2010 dan berkurang 10.000 meter kubik pada dua tahun mendatang
BACA JUGA: Aktivitas Padat, Cuma Setor Rp. 1,5 M /tahun
PJA akan mampu menghemat sekitar Rp36,5 juta perhari atau Rp 1,095 miliar per bulan atau Rp 13,14 miliar per tahun.Menurut Coorporate Communication PT PJA Sofia Cakti, pengembangan RO merupakan langkah edukasi yang saat ini tengah dikembangkan pihaknyaDikatakannya, dalam melakukan programnya penghematan bukan menjadi prioritasNamun lebih mengedepankan pelayanan pada pengunjung terkait penyediaan sanitasi untuk toilet dan pemeliharan tanaman di kawasan wisata ini
Mengingat jumlah pengunjung Taman Impian Jaya Ancol sangat fluktuatifTerutama saat musim liburYakni pada hari kerja mencapai 12.000 hingga 17.000 pengunjungSedangkan pada musim liburan sekolah jumlah pengunjung meningkat hingga 50.000 pengunjunng, lebaran 100 ribu pengunjung serta tahun baru hingga mencapai 340 ribu pengunjung“RO ini semata untuk memberikan sarana yang lebih baik pada pengunjungTerlebih saat ini untuk memperoleh air bersih pengunjung tidak dikenakan biaya,” sambungnya.
Menanggapi persoalan itu, Ketua Komisi B DPRD DKI, Selamat Nurdin mengaku segera memanggil PT Aetra Air JakartaSeperti diketahui sebelumnya, operator tersebut mempertanyakan rencana program RO yang akan dikembangkan PT PJAAlasannya, program tersebut akan berdampak pada beban subsidi bagi pelanggan kurang mampu.
Justru alasan itu dibantah NurdinSebab pemanfaatan teknologi dimaksud tidak berhubungan dengan peningkatan beban subsidi yang dirancang oleh operator“Subsidi itu diatur pemerintah melalui PAM Jaya, bukan oleh Aetra,” katanya.
Politisi asal PKS itu juga mempertanyakan kinerja operator yang belum berhasil menjawab kebutuhan air bagi warga Jakarta“Faktanya tidak sanggup melayani seluruh kebutuhan airTidak salah jika ada pihak yang terpaksa membuat unit pengolahan air,” tandasnya
Di sisi lain, Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta, Santoso justru mengimbau kepada seluruh perusahaan swasta dan masyarakat yang mampu untuk menjalankan penyulingan air laut menjadi air tawarSebab, teknologi itu akan bisa memenuhi kebutuhan, tanpa harus mengandalkan operator air“Justru saya sepakat bila semua yang punya kemampuan melakukan hal yang sama,” kata dia.
Kendati demikian, politisi asal Partai Demokrat itu mengingatkan agar penggunaan teknologi RO tidak melupakan kepentingan masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir pantai“Sumbangsih kepada masyarakat haruslah nyata oleh perusahaan yang menggunakan teknologi tersebutApalagi gubernur sudah memberikan sinyal penggunaan teknologi itu boleh bagi siapa saja,” tukas Santoso(aak/pes/rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik Bantargebang Beres 2013
Redaktur : Tim Redaksi