“Selain dikhawatirkan mengandung cemaran logam dan merkury, tingkat kepekatan kadar lumpur juga amat tinggi seperti yang diteliti oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota, sehingga berbahaya bila dikonsumsi,” terang Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Dra Sudarmini Apt.
Disebutkan, pihaknya mengimbau warga khususnya di daerah bantaran untuk tidak mengkonsumsi air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari
BACA JUGA: DPR-DPD Kaltim Tak Bisa Perjuangkan APBN 2012
“Bagi yang selama ini mengkonsumsi air Kahayan lebih baik menggantinya dengan air bersih, misalnya dengan menggunakan air mineral, guna menghindari penyakit,” tambahnya.Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (DPP) Kota Palangka Raya Asmat Limbong menyarankan, petani keramba untuk mengurangi menebar benih ikan dalam musim kemarau ini
BACA JUGA: Pemko Pekanbaru Stop Terima CPNS
Hal ini mencegah terjadinya kematian ikan secara massal terulang kembali“Hentikan menebar benih sementara waktu guna menghindari kematian ikan,” katanya
BACA JUGA: Mantan Wako Dipindah ke Rutan Tanjung Gusta
Menurut ia, sekitar 40 persen ikan yang mati yakni jenis nilaRata-rata beratnya sudah mencapai 150 gramKepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palangka Raya, Nuh Gufron Ahmad, baru-baru ini menambahkan, terjadinya pendangkalan Sungai Kahayan yang disertai dengan tingginya kadar lumpur yang terkandung di dalam air sungai tersebut, salah satunya akibat maraknya penambangan emas tanpa izin di daerah hulu Sungai Kahayan yang hingga saat ini masih terus saja terjadi.
Tingginya kadar lumpur dalam air sungai menyebabkan, ikan yang dikembangkan petani keramba di Palangka Raya banyak yang matiTingginya tingkat kekeruhan air sungai, menyebabkan oksigen yang masuk dalam keramba berkurang, karena didominasi oleh kandungan lumpur dengan konsentrasi partikel tanah yang tinggi(rya/viv/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Redam Konflik, Polisi-TNI Giatkan Patroli
Redaktur : Tim Redaksi