BACA JUGA: PDIP Siapkan Koalisi Antar Tokoh
Namun, suara yang akan menjadi "kunci" kemenangan ternyata hanya berkisar 150 ribu atau setara dengan penduduk satu kecamatan di SurabayaYa, seperti prediksi, pertarungan merebut kursi gubernur Jatim kali ini benar-benar ketat
BACA JUGA: Para Tokoh bakal Capres Kecewa UU Pilpres
Sampai-sampai, siapa yang bakal keluar sebagai pemenang baru bisa diketahui hingga detik akhir, yakni saat KPU mengumumkan secara resmi hasil penghitungan suara manual.Ini terjadi setelah seluruh lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat (quick count) kemarin memilih "angkat tangan''
BACA JUGA: Survei IRDI : JK Paling Kuat Dampingi SBY
Apakah duet Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) atau pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa).Dari seluruh quick count yang dilakukan sebagian besar lembaga survei, duet Kaji masih leading dengan margin yang superketatRata-rata perbedaan suara hanya satu persen.
Quick count Lembaga Survei Indonesia misalnyaDari total 400 sampel TPS se-Jatim yang disurvei, duet Kaji meraih 50,44 persen suaraUnggul 0,8 persen atas Karsa yang meraih 49,56 persen
Demikian juga hasil penghitungan cepat Lingkaran Survei IndonesiaLembaga ini mencatat, duet Kaji meraih 50,76 persen suara, sedangkan Karsa 49,24 persen atau hanya terpaut 1,52 persen suara.
"Dari hasil quick count ini, kami belum berani menyimpulkan siapa yang bakal keluar sebagai pemenang Pilgub Jatim karena selisih dengan margin error yang terlalu tipis," kata Adam Kamil, peneliti Lembaga Survei Indonesia, kemarin (4/11)
Dia menjelaskan, perbedaan di dalam margin error bisa mencapai 2 persen"Karena itu, untuk bisa mengetahui siapa pemenangnya, kita harus menunggu penghitungan manual dan penetapan resmi KPU Jatim," kata Kamil.
Menurut dia, dengan posisi seperti itu, adanya efek kluster perbedaan jumlah pemilih dari masing-masing TPS dan variasi angka partisipasi yang memungkinkan tingkat error menjadi lebih besarArtinya, perolehan suara kandidat dari hasil quick count ini bisa bergeser ke atas atau bergeser ke bawah hingga dua persen
Belum lagi, sampel di beberapa wilayah yang diambil tidak terlalu banyak sehingga beberapa di antaranya digabung dalam satu wilayah"Dengan begitu, ada kemungkinan berubah," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Riset Lingkaran Survei Indonesia Eka KusmayadiDia mengatakan belum bisa mengklaim siapa pemenang di antara dua kontestan pilgub tersebut
Sebab, selisih persentase suara di antara keduanya kurang dari dua persen Pihaknya mengenakan margin error satu persen dalam penghitungan tersebutKedua pasangan sama-sama punya peluang membalik keadaan''Ini kali pertama terjadi dalam sejarah LSI di pilgub Indonesia,'' katanya
Eka mengakui, pilgub putaran kedua Jatim ini berlangsung ketatBahkan, di daerah kantong pun, pasangan unggulan tidak bisa menang dengan selisih besarSelisihnya berkutat di angka 10 hingga 15 persenTak banyak daerah yang memenangkan salah satu pasangan dengan selisih hingga 20 persen''Itu pun mereka saling mengalahkanSatu daerah menang besar, daerah lain giliran lawannya yang menang,'' tuturnya.
Direktur PuSDeHAM MAsfar juga menyampaikan hal senadaDengan perbedaan perolehan suara yang sangat tipis (di bawah tingkat toleransi kesalahan yang ditetapkan), secara statistik tidak ada satu pun kandidat yang bisa dikatakan sebagai pemenang"Karena itu, semua masih bisa terjadi," katanya.
PuSDeHAM kemarin juga melakukan penghitungan cepatHasilnya, Kaji meraih 50,29 persen dan Karsa 49,71 persen suaraHanya saja, mereka tidak menggunakan quick countMelainkan metode exit pool (mewawancarai para pemilih yang keluar dari TPS).
Sementara itu, dua kandidat sama-sama mengklaim dirinya sebagai pemenangBahkan, mereka mengaku sama-sama membuat quick countHasilnya tentu memenangkan mereka.
Misalnya, quick count yang dilakukan PKS (salah satu partai pendukung Karsa)Hasilnya, Karsa meraih 53 persen suara dan Kaji 47 persenBahkan, para kader PKS kemarin menggelar sujud syukur di Kantor DPW PKS, Jl Darmo, Surabaya''Karena itu, kami tetap akan menunggu hasil penghitungan suara resmi dari KPU Jatim,'' kata Yusuf Rohana, ketua tim pemenangan pemilu DPW PKS JatimDemikian juga, hasil quick count tim sukses Kaji yang menyebutkan bahwa duet jagonya meraih 55,02 persen suara, sedangkan Karsa meraih 44,98 persen.
Yang jelas, besarnya suara Kaji tidak lepas dari perubahan signifikan peta kekuatan jelang coblosanSebab, dari beberapa hasil survei, hingga akhir Oktober lalu, duet Karsa masih unggul.
Pada putaran kedua kali ini, memang ada beberapa perubahan signifikan terkait persebaran suara para kandidatMereka saling mengalahkan di beberapa daerah yang pada putaran kedua lalu menjadi kantong calon tertentu
Eka mencontohkan di JombangDi salah satu Kota Santri itu Kaji unggul telak dengan raihan 55,71 persen suara, sementara Karsa 44,29 persenPadahal, pada putaran pertama lalu, daerah itu dimenangkan KarsaNamun, hasil itu dipukul balik Karsa di daerah tapal kudaDi Pasuruan, misalnya, Karsa unggul dengan meraih 58,15 persen suara, sementara Kaji 41,85 persen
Putaran kedua pilgub ini, kata Eka, masih mengusung sentimen genderItu dibuktikan dari kecenderungan pemilih wanita yang sebagian besar memilih KajiBerdasar jenis kelamin, Khofifah masih menjadi favorit kaum HawaTerbukti, dia dipilih 48,68 persen pemilih, sementara Karsa 36,8 persenSisanya tidak memberikan jawaban.
Untuk pemilih lelaki, Karsa unggulPasangan yang diusung PAN, PD, dan didukung PKS itu dipilih 47,7 persen pemilih pria, sementara 35,5 persen lainnya memilih KajiSisanya tidak memberikan jawaban.
Eka menyatakan, sebelum pencoblosan pihaknya melakukan survei awalDia menilai, popularitas Kaji terus meningkat seiring semakin dekatnya waktu pencoblosanBahkan, pada dua minggu terakhir, banyak swing voters yang beralih ke Kaji
Dari hasil quick count Lembaga Survei Indonesia juga ada yang menarikBeberapa daerah yang dikenal sebagai kantong PDIP maupun Kaji ternyata tidak utuh mendukung duet ituDi Blitar, misalnya, Karsa malah unggulDemikian juga di beberapa wilayah lainBasis Karsa pun banyak ''dicuri'' Kaji
Sementara itu, KPU Jatim memilih berhati-hati menyikapi kenyataan tersebutMereka sepakat menunggu rekapitulasi manual yang kini masih berlangsung''Kami tidak mau berspekulasiSebaiknya kita tungguKami pastikan semua berjalan dengan prosedur,'' kata Arief Budiman, anggota KPU Jatim.
KPU sendiri menargetkan rekapitulasi suara bisa diketahui sebelum 12 November''Bahkan, bisa lebih cepatSebab, kami sudah ditunggu berbagai agenda yang lain,'' ujarnya.
Lalu, bagaimana reaksi para kandidat? Soekarwo dan Saifullah tetap optimistis bakal keluar sebagai pemenangMereka juga yakin kemungkinan terjadinya perubahan hasil quick count''Quick count hanya sebagai alat bantu untuk mengetahui lebih cepatTentu itu harus dihormati sebagai sebuah kemajuan teknologiTapi, tentu kita harus taat aturanApalagi, dukungan kami juga terus bertambah,'' tutur Soekarwo.
Saifullah juga mengklaim bahwa Karsa kini unggul atas KajiItu berdasar survei yang dilakukan tim internal mereka''Dengan margin error seperti ini, semua masih bisa terjadi,'' katanya.
Sementara itu, Khofifah tidak memberikan tanggapan serius terhadap hasil penghitungan cepat yang dikeluarkan beberapa lembaga surveiMenurut dia, meski hasil quick count menyatakan dirinya menang, dia tidak lantas berbangga hatiIstri Indar Parawansa itu memilih menunggu keputusan KPU Jatim"Saya harap semuanya fair karena itu adalah modal Jatim ke depan," katanya.
Ketua DPW PPP Jatim Farid Al Fauzi juga berkomentar senadaSebagai parpol pengusung duet Kaji, katanya, PPP akan mengawal proses penghitungan suara hingga KPU menentapkan hasilnya kelak"Kita akan cermati terus proses ini," katanya.(ris/aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Jatim, Khofifah atau Karwo?
Redaktur : Tim Redaksi