Perjanjian untuk mengurangi sampah plastik di Australia dan wilayah sekitarnya telah ditandatangani oleh lebih dari 60 organisasi yang di antaranya meliputi supermarket dan 'brand' multinasional.
Perjanjian bertajuk 'ANZPAC plastics pact' tersebut berupaya mengurangi secara drastis sampah plastik dari Australia, Selandia Baru dan kawasan Pasifik yang berakhir di tempat pembuangan sampah dan lautan sebelum tahun 2025.
BACA JUGA: Supermarket Besar di Australia Teken Pakta Pemusnahan Kemasan Plastik
Perjanjian ini ditandatangani oleh perusahaan merek besar seperti Coles, Woolworths, Nestle dan Coca-Cola, serta Australian Beverages Council, Australian Food and Grocery Council dan Planet Ark.
Semua perusahaan ini bertekad untuk memenuhi empat buah target pada tahun 2025, yaitu:
BACA JUGA: Perbatasan Masih Ditutup Sampai Pertengahan 2022, Australia Tetap Terbitkan Visa Pelajar
Menghilangkan kemasan yang tidak penting Mengusahakan agar semua kemasan plastik dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau dibuat kompos Menambah jumlah kemasan plastik yang dikumpulkan sebanyak 25 persen Menambah jumlah konten daur ulang untuk membuat kemasan hingga 25 persenKesepakatan itu disusun selama tiga tahun lamanya menyusul krisis industri limbah yang terjadi bertahun-tahun.
Brooke Donnelly dari Organisasi Perkumpulan Pengemas Australia (APCO) mengatakan bahwa lebih dari 800.000 ton sampah plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau di lingkungan di Australia setiap tahunnya.
BACA JUGA: Dexter Kruger Jadi Pria Tertua di Australia, Berapa Usianya?
"Yang kami coba atasi adalah masalah sistematik yang menunjukkan seberapa cacatnya industri plastik," katanya.
"Pendekatan 'mengambil, membuat dan membuang' kami menandakan banyak sampah plastik berujung di tempat pembuangan sampah." Ratusan ribu ton sampah plastik
Siapa saja yang menemukan sedotan plastik di pantai atau melihat botol di sungai pasti tahu bahwa sampah plastik adalah masalah besar di Australia dan wilayah sekitarnya.
Menurut data APCO, di periode 2018-19, sebanyak satu juta ton plastik dijual di Australia, tapi hanya 18 persen di antaranya yang didaur ulang.
"Pada dasarnya, ini berarti bahwa 82 persen dari 1 juta ton itu dibuang ke tempat pembuangan sampah, atau ke lingkungan," kata Brooke.
Brooke mengatakan jika tidak segera ditindak, di tahun 2040 jumlah plastik di pasaran akan naik berlipat ganda, sementara jumlah plastik di laut akan meningkat hampir tiga kali lipat.
"Oleh karena itu, campur tangan serius sangat dibutuhkan," ujarnya.
Langkah pertama yang diambil kelompok tersebut adalah memetakan rencana demi mencapai targetnya.
Brooke juga mengatakan bahwa beberapa upaya sederhana bisa dilakukan. Misalnya, mengurangi produksi potongan plastik kecil yang tidak diperlukan pada kemasan serta menemukan cara yang lebih baik untuk menangani plastik jadi.
"Misalnya, kita mengambil kembali materi plastik dan melakukan proses akhirnya, jadi bisa didaur ulang, digunakan kembali, atau dibuat kompos," katanya.
Ada 10 pakta seperti ini di seluruh dunia, yang dimiliki oleh beberapa negara seperti Inggris, Afrika Selatan dan Kanada, dan pedalaman Eropa. Masalah plastik lebih besar dari kemasan
Jenni Downes, seorang peneliti di Institut Pengembangan Berkelanjutan di Monash University, mengatakan pendekatan pada wilayah pedalaman yang dilakukan ANZPAC adalah langkah awal yang tepat.
"Yang saya harapkan pakta tersebut akan menjadi cara Australia dan Selandia baru untuk mendukung wilayah Pasifik, yang menghadapi masalah berbeda terkait plastik, tapi sama menantangnya," katanya.
Dia mengatakan bahwa tujuan pakta tersebut tumpang tindih dengan 2025 Target Pengemasan Nasional Australia, yang didirikan oleh APCO pada tahun 2018. Hal ini akan membantu industri dalam memenuhi tujuannya.
"Sebagian besar [proses] ini didorong kesadaran bahwa masalah plastik di laut masih sangat besar. Kebanyakan plastik tersebut adalah kemasan ringan sekali pakai bekas konsumen," katanya.
Menurutnya, masalah plastik sebenarnya lebih besar dari itu, namun seringkali "hanya itu yang kita perhatikan dan pikirkan kalau mendengar kata 'plastik'".
"Memang ada masalah penting terkait kemasan plastik, tetapi seringkali kita melupakan gambaran yang lebih besar."
Peneliti juga menekankan pentingnya keberadaan sebuah sistem yang efektif untuk memastikan keberadaan pasar daur ulang.
"Kami ingin orang-orang mengatakan akan mengumpulkan semua plastik ini dan mengubahnya menjadi produk baru," katanya.
"Tanpa itu, tidak ada gunanya mengumpulkannya." Sukarelawan di Melbourne menyaksikan langsung polusi plastik
Sekitar 10 yang lalu, Ross Headifen dan istrinya terinspirasi untuk mengubah kebiasaan mereka mengumpulkan plastik di pantai Port Melbourne menjadi suatu hal yang lebih serius.
Mereka kemudian terlibat dalam organisasi yang bernama 'Beach Patrol' yang didirikan pada tahun 2010.
Organisasi tersebut terdiri dari jaringan sukarelawan komunitas Melbourne yang mengemban tanggung jawab untuk membersihkan pantai, taman dan kawasan publik lainnya.
Ross adalah presiden dari organisasi yang memulai gerakan mereka dari pantai dekat Port Phillip Bay, hingga berkembang mencakup pinggiran kota lainnya.
Jumlah anggotanya berkembang pesat hingga lebih dari 4.500 sukarelawan.
'Beach Patrol' sudah mampu memanfaatkan banyak energi terpendam, karena orang sadar bahwa ada masalah besar tapi tidak tahu apa yang dapat dilakukan," katanya.
"'Beach Patrol' memberikan kesempatan bagi mereka untuk keluar selama satu jam sebulan dan mengumpulkan beberapa plastik dari pantai atau jalan atau taman, menaruhnya di tempat sampah atau mendaur ulangnya," katanya lagi.
"Ini memberikan semangat kepada orang-orang, dan membuat mereka merasa memiliki kontribusi dan turut membantu memecahkan masalah."
Pada tahun 2019, kelompok mengumpulkan 30.000 botol minuman plastik dari pantai Melbourne dan kawasan publik lainnya.
Ross mengatakan bahwa sukarelawan terus-menerus mengumpulkan barang, termasuk tutup botol, gelas minum, film plastik dan balon, tetapi mereka telah memperhatikan penurunan jumlah sedotan plastik selama beberapa tahun terakhir.
Dia menyambut baik berita pakta tersebut, tapi mengkhawatirkan keberadaan pasar plastik daur ulang, dan apakah tujuannya dapat dicapai dalam jangka waktu singkat.
"Hanya tersisa empat tahun lagi dan bahkan kalau industrinya benar-benar ada, waktunya tidak akan cukup bagi mereka untuk mengubah seluruh proses produksinya supaya mesin dapat membuat barang dari bahan yang berbeda dan memproduksinya dengan cara yang berbeda," katanya.
Keterlibatan Ross dalam bidang sampah plastik dan latar belakangnya sebagai insinyur juga menginspirasinya untuk memulai sebuah perusahaan disebut Biogone, yang membuat plastik nabati yang dapat didaur ulang, tetapi juga dapat terurai dalam beberapa tahun.
Dia mengatakan tujuan utama 'Beach Patrol' tidak hanya untuk mengumpulkan sampah plastik, tapi membantu lebih banyak orang memahami masalahnya.
"Sukarelawan serta keluarga dan teman mereka bercerita tentang menemukan 100 botol plastik di pantai atau film plastik, dan kabar itu menyebar," katanya.
Diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari artikel ABC News dalam bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Melbourne Kerahkan Perempuan Multibudaya untuk Sebarkan Informasi mengenai Vaksinasi COVID-19