BACA JUGA: PDB Capai USD 4 Triliun
Seperti yang dilakukan oleh PTPN XI yang menyatakan siap memasok gula ke Bali dan NTB pada 2011.Adig Suwandi, sekretaris perusahaan PTPN XI mengatakan bahwa Jawa Timur uang memiliki 31 PG menghasilkan rata-rata 1,1 juta hingga 1,2 juta ton gula kristal putih
"Karena itu, sebagian gula akan dialokasikan untuk provinsi lain yang notabene bukan merupakan sentra produksi
BACA JUGA: PLN Butuh 26.000 Pekerja, Kuatkan Konsep ABG
Beberapa di antaranya adalah Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera Utara yang selama ini sudah menjadi langganan bagi produk PTPN XI," katanya kemarin.Dari hasil survei di Bali dan NTB, lanjutnya, perusahaan agrobisnis perkebunan ini mendapati informasi bahwa masyarakat di daerah tersebut lebih menyukai konsumsi gula lokal
BACA JUGA: Pajak Progresif Bisa Diakali
Sehingga gula lokal tidak hanya cocok untuk konsumsi langsung (rumah tangga), namun juga bagi industri pengolahan pangan rumah tangga dan industri kecil. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa Bali memerlukan sekitar gula enam ribu ton gula per bulan (72 ribu ton per tahun) dan NTB 3.500 ton per bulan (42 ribu ton per tahun)."Kami menyatakan siap memasok gula ke sejumlah provinsi," tandasnyaNamun Adig tak membeberkan lebih lanjut mengenai alokasi pasokan gula untuk luar Jawa Timur maupun pelaksanaan pengirimannya.
PTPN XI yakin bisa memenuhi janji tersebut pasalnya pada tahun ini diperkirakan produksi akan naik ketimbang hasil tahun laluPerkiraan produksi 2011 sebesar 405.850 ton gulaLebih tinggi 27,8 persen dari pada realisasi 2010 yang akibat gangguan iklim hanya berhasil memproduksi 317.560 ton gula dari areal 66.370 hektar.
Di tahun ini, PTPN XI siap menggiling tebu sebanyak 5,62 juta ton untuk menghasilkan gula 405.850 ton dan tetes 252.860 ton. Produksi tersebut diperoleh dari areal pengusahaan tebu seluas 67.890 hektar, terdiri 16.925 hektar milik sendiri dan 50.965 hektar milik petaniAngka-angka tersebut diperoleh dari kompilasi perhitungan 16 PGPTPN XI sendiri adalah pengelola PG di Jatim dengan kontribusi sekitar 16 persen produksi nasional.
Sementara, belajar dari pengalaman tahun lalu, PTPN XI menyiapkan alat pengering ampas (bagasse dryer) di beberapa PG, sehingga bakar bakar tersedia dalam jumlah cukup meski kondisi iklim bisa saja basahSebab di 2010, akibat perubahan iklim dalam bentuk hujan berkepanjangan selama masa giling, menyebabkan pembentukan rendemen melalui aktivitas foto sintesis tidak berjalan lancarSelain itu, transportasi dari kebun ke pabrik juga terhambatTidak mengherankan kalau akhirnya jam berhenti operasi PG di atas normal dengan risiko penggunaan bahan bakar meningkat pula(aan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UE Segera Sidangkan Usul Pemerintah Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi