Susah Tidur Jelang Naikkan Harga BBM

Supaya Tak Bikin Macet, SBY Tak Suka Pengawalan Panjang

Jumat, 28 November 2008 – 07:00 WIB
Foto : Rumah Tangga Kepresidenan RI

Di sela-sela waktunya yang sempit saat mendampingi sang suami (Presiden SBY) melakukan lawatan ke empat negara -Amerika Serikat, Meksiko, Brazil, dan terakhir Peru- Ny Ani Yudhoyono, first lady Indonesia itu, meluangkan waktu untuk ngobrol secara khusus dengan media iniBerbagai pengalaman pahit dan manis sebagai first lady, sebagai ibu bagi anak-anaknya, sebagai nenek bagi cucu pertamanya, dan sebagai pendamping setia presiden dikemukakan kepada Dahlan Iskan dan Budi Rahman Hakim dari Jawa Pos di Presidential Suites Room, Hotel Melia, Lima, ibu kota Peru.


Empat tahun sudah Ibu menjadi first lady

BACA JUGA: Polisi Tahan Pemegang Saham Century

Seperti apa rasanya?

Banyak sekali pengalaman

Ada yang bilang, Ibu Ani ini paling siap menjadi seorang ibu negara

BACA JUGA: Panitia Angket BBM Jalan-jalan

Kenapa orang berpikir seperti itu? Oh, saya pikir, saya memang berbeda dengan first lady yang dulu-dulu
Bapak kan yang pertama dipilih langsung oleh rakyat

BACA JUGA: Aulia Pohan Bukan yang Terakhir

Jadi, sejak menjelang kampanye, kami memang sudah harus siap jadi ibu negaraBukan tiba-tiba jadi ibu negaraBapak jadi presiden kan melalui proses kampanye yang panjang dan kerja keras untuk bisa terpilihSejak itu pun, saya sudah siap, kalau sang suami menjadi presiden, tentu istrinya menjadi ibu negara

Ketika kampamye dulu, orang melihat sebuah kursi RI-1 dan segala keindahannyaTapi, dalam pandangan saya, di belakang kursi RI-1 itu justru ada pekerjaan dan tanggung jawab yang sangat banyakMaka, menjadi ibu negara atau menjadi istri presiden, tentu banyak sekali pekerjaannya, tidak ada habis-habisnyaJadi, kesan utamanya itu ya bekerja keras.

Apa yang dirasakan paling berat?

Suka dukanya banyak sekali, terutama saat awal-awal penugasanBelum lagi, hantaman dari banyaknya orang yang menginginkan perubahan secara cepatPerasaan saya luar biasa saat ituSaya pernah sangat bersedih sampai menangisKarena komentar-komentar yang menyudutkan bapak luar biasa dan saya ikut merasakan sebagai seorang istriPadahal, bapak sudah bekerja siang malam, bahkan sampai larut sekaliTetapi, bapak masih saja diserang dengan komentar-komentar negatif

Sebagai manusia biasa, pertahanan saya bisa jebol jugaSaya sampai menangisErni, ajudan saya, melihatDia juga sangat sedihTapi, dia berusaha menabahkan saya agar sabar dalam mendampingi bapakKalau saya tidak kuat, maka bapak pasti lebih sulit lagiSaya sebagai penopang di belakang harus kuatBapak pun manusia biasa jugaKadang, bapak juga sedihMaka, waktu saling berbagi perasaan, kani ambilah suatu kesimpulan: dalam kondisi apa pun, kami harus selalu bersama sebagai suami, istri, dan anak sebagai suatu kesatuan keluargaItulah yang saya rasakan, suka dukanya luar biasa

Keputusan yang paling berat adalah saat bapak harus menaikkan harga BBMSepertinya, bapak tidak punya hatiKetika akan menaikkan harga BBM, berhari-hari beliau tidak tidurBeliau juga mengerti, kalau beliau dipilih oleh rakyat, maka segala keputusannya pasti akan menyangkut rakyat jugaRasanya berat sekali waktu itu, bahkan saya pernah menangis saat berjalan di karpet merah bersama bapak

Kiat yang dilakukan Ibu untuk membantu meringankan beban pikiran dan perasaan bapak terutama di saat-saat sulit?

Pertama, saya berzikir dan berdoa kepada AllahKedua, kami saling berbagi perasaanKetiga, saya lihat bapak membaca buku yang sangat bagus sekaliJudulnya: La Tahzan (jangan bersedih)Kalau kita membaca itu, hati kita menjadi dinginPerbanyak doa dan zikir untuk menguatkan iman dan perasaanItu saja yang biasa kita lakukan

Bapak juga senang menulis puisi dan mengarang lagu sebagai pelepas kepenatan, kabarnya...

Memang, bapak juga sering membuat puisi-puisi untuk mencurahkan isi hatiSejak menjadi Danrem di Jogjakarta dulu, bapak sering membuat puisiKalau boleh saya cerita sedikit, bapak masih ada keturunan seorang pujanggaKarena, eyangnya bapak dari garis bapak itu seorang pujangga zaman dulu dan sering membuat puisi dalam bahasa JawaIni saya dengar langsung dari orang tuanya bapakBahkan, eyangnya bapak mewasiatkan ketika akan meninggal agar puisi-puisi ciptaanya itu dibacakan

Puisi-puisi sang kakek masih disimpan?

Wah, kalau itu saya tidak tahu ya.

Puisi ciptaan Pak SBY sendiri waktu jadi Danrem di Jogja masih disimpan?

Nah, itu yang hilangPuisi-puisi itu dimasukkan ke file komputer, tetapi hilang saat kami pindah dari Jogja ke BosniaBapak tugas ke Bosnia dan saya pindah ke Jakarta

Kalau yang belakangan masih disimpan?

Ya, sudah diterbitkan sebagai buku.

Ibu masih sempat menyiapkan makannya bapak?

Ya, masih sempatTapi, kan juga ada juru masakDan lagi, bapak kan makannya simpel saja, seperti tahu, tempe, kerupuk, atau nasi gorengBahkan, bapak acap kali menggorengnya sendiriSaya baru bantu-bantu menyiapkan hidangan bapak sepanjang ada special request sajaMisalnya, minta digorengkan telur ceplok atau dibuatkan nasi goreng favoritSelebihnya, sudah ada ahli masak di istana yang menyiapkan segala sesuatunya.

Busana Presideb SBY kan selalu necis matchingBagaimana soal ini, apa Ibu yang menata semua?

Sejak dulu, sejak baru nikah, kami memang senang mengenakan baju yang tepatTermasuk matching-matching-anMisalnya, biru dengan biru, merah dengan merahJadi, kita dari dulu memang begituSering saya yang menyesuaikan dengan baju yang hari itu dikenakan bapakTapi, sesekali, saya minta bapak yang menyesuaikan dengan pilihan sayaTermasuk sampai soal sepatuBapak itu kan kakinya cukup besar, ukuran 43Agus itu (anak pertama) malah lebih besar lagiJadi, kita susah mencari sepatu dalam negeriBapak agak konvensionalKalau sudah satu, ya satu ituIbaratnya, mencarikan yang sama itu sulitMotifnya gak ada yang aneh-aneh, paling konvensional saja.

Ditemani Ibu (Menlu) Hasan Wirajuda itu, Ibu Ani Yudhoyono juga bercerita tentang kegiatannya menjelang tahun politik 2009Termasuk tentang kedua anaknya yang berbeda jalan dalam meretas pendidikan dan karirSi sulung ke militer dan kedua terjun ke dunia politikBerikut lanjutan petikan wawancara Dahlan Iskan dan Budi Rahman Hakim dari JPNN dengan first lady Indonesia itu.

jpnn.com -  

Tahun depan kesibukan Bapak akan meningkatAda krisis, ada pemilu legislatif, dan pilpresApa yang ibu persiapkan menyongsong semua itu?


Ya, karena bapak sudah memutuskan untuk running lagi, maka tentu harus bekerja keras lagiPersiapan bapak yang sekarang mungkin sudah berbeda dengan yang duluSudah berpengalamanTentu saya tahu kita akan lebih sibuk lagiTapi barangkali secara mental, sudah lebih siapItu menurut perasaan sayaKalau dulu, kita memang belum punya pengalaman sama sekali.

Tentu banyak aturan protokol yang kadang bisa menjauhkan dari rakyatApa kiat ibu agar Bapak tetap dekat dengan rakyat?

Ya, memang protokol atau pengawalan paspampres memang mempunyai tugas yang seperti ituTapi, bapak kan sejak dulu dekat dengan rakyatPemilu dulu itu kan bapak bukan siapa-siapa ya.., sehingga tidak ada protokoler seperti ituSekarang lebih ketatTetapi kita juga mengatakan kepada pengawal bahwa bapak itu dekat dengan rakyatBoleh ketat tapi jangan kasar dan kerasKalau kalian kasar, orang menilai sama dengan saya yang kasar kepada rakyat

Karena itu, boleh melarang (rakyat) mendekat atau apa, tapi dengan cara-cara yang sopanItu selalu kita katakan kepada paspampresBahkan pernah suatu saat misalnya paspampresnya itu ganti, belum tahu kalau sikap bapak seperti ituKadang-kadang kasar sekaliBapak marah dan mengatakan kalau seperti itu lebih baik tidak usah dikawalKalian boleh marah tapi jangan kasarMereka itu rakyat yang juga ingin menyalami saya, rakyat ingin bertemu dengan pemimpinnyaSebaliknya pemimpin ingin bertemu rakyatnyaYa kalau tugas seperti itu seolah-olah seperti ada gap antara pemimpin dengan rakyatnyaKarena itu setiap pulang ke Cikeas bapak minta jangan ada pengawalan yang panjangBikin macet dan orang akan kesalPresiden yang lebih sering mengalah, dengan cara memilih waktu ke Cikeas atau dari Cikeas yang lebih pagi atau lebih malam.

Peran sebagai first lady di masa Ibu banyak perubahanTermasuk kegiatan menciptakan masyarakat kreatif.

Begini...saya barusan ngobrol dengan ibu-ibu dari KBRI (Peru) jugaKetika saya dulu menjadi istri presiden, saya baca aturan perundanganApa sih tugas sebagai seorang istri presiden? Yang ada hanyalah ibu negara itu mendampingi presiden dalam menjalankan tugas negara di dalam dan di luar negeriTetapi, selebihnya tidak adaOleh karena itu saya berkomitmen, apa yang bisa saya lakukan untuk membantu tugas bapak

Tentu ada perbedaan antara ibu negara yang pertama sampai kepada sayaTugas-tugasnya atau pilihan-pilihannyaMasyarakat bisa membandingkanTetapi saya tidak mengatakan saya yang paling bagus, tidakTetapi ada perbedaaanSilakan dibandingkan

Bisa dirinci jenis kegiatan itu?

Saya selalu melihat Indonesia ini seperti apa ke depan...apa yang ditujuYaitu Indonesia yang adil, makmur, dan sejahteraArtinya kecukupan pangan, cukup sandang dan papanKemudian pendidikan dan kesehatan yang memadai, lingkungan dan rasa aman.

Menuju kesejahteraan itu, generasi baru Indonesia harus pintarKalau anak-anak itu pintar, suatu saat bisa menapai kesejahteraanKarena itu kita adakan program mobil pintar, motor pintar, rumah pintar, (bahkan) ada kapal pintarSemuanya kita rancang khusus: ada buku-buku, permainan edukatif, ada televisi, kemudian ada komputerMengapa dulu kok nggak ada ini

Inspirasi kegiatan ini dari mana?

Saya kalau ke daerah-daerah sama bapak, anak-anak itu menyampaikan ingin belajar, ingin membaca, tapi nggak ada buku, nggak ada kemampuanSaya waktu itu berpikir, semacam perpustakaan keliling ituKemudian saya minta Ibu Hatta Radjasa (isteri Mensesneg Hatta Radjasa), bisa nggak sebagai koordinatorSaya ingin mewujudkan segeraJadilah kemudian apa yang seperti seperti sekarang iniMobil baca itu dilengkapi tenaga tutor yang membantu mereka, kemudian ada jinggel khusus, seperti es krim kelilingBiar pun di kamar, kalau mendengar jinggel itu anak-anak akan tahu kalau sedang ada mobil pintar yang sedang kelilingMereka kemudian lari ke jalan memanfaatkan mobil pintar itu.

Sejauh ini perkembangannya bagaimana?

Melalui Indonesia Pintar itu kini sudah berkembang ke ratusan mobilDari mana sih dananya? Kita bekerja sama dengan para donaturDonatur ini sebenarnya tahu program kita baik, kemudian mereka menawarkan diri untuk membantuKadang-kadang saya juga ingin melihat siapa ya pengusaha yang ada di daerah itu ya kita ajak bekerja samaKita tidak menerima uangnyaCukup memberikan desain dan syarat-syarat mobil berikut isinyaMereka yang mengadakan sendiri.

Kabarnya program ini dikembangkan di negara lain..?

Itu program kita yang pertamaSaya kirim ke LebanonKebetulan anak saya (Agus Harimurti) waktu itu (tugas) di Lebanon, dia juga kepingin memberikan persembahan kepada masyarakat setempatPasukan dari negara lain itu kan selalu melakukan donasiIndia kasih kaki palsu, karena dia kan punya pabrik kaki palsu, kemudian Spanyol juga dalam bentuk lainIndonesia selama ini nggak dilirik karena yang diberikan Indonesia biasanya hanya jasa seperti bakti sosial dengan cara pengobatan gratisAtau dalam bentuk kerja baktiAgus punya ide agar Indonesia bisa dikenang seperti negara lainAgus bilang sama Annisa, isterinya, dan Annisa bilang sama sayaLalu saya katakan, coba mau tidak dengan mobil pintarKalau kalian mau kan bisa, ada unsur pendidikan dan kesehatan

Lalu..?

Mereka akhirnya berdiskusi dengan komandannyaYa bagus juga ya, tapi kita nggak punya mobilnyaLha Agus bilang, ini kan ada ambulanAmbulan dua tidak dipakaiNah, mobil ambulan ini saja yang kita desainAkhirnya tentara kita mendesain ulangAda rak bukunya segalaKemudian saya kirimkan dana untuk permainan edukatif tapi kan harus beli di sanaKan harus pakai bahasa Arab atau PrancisBuku yang dari Indonesia adalah yang berbahasa Inggris, terutama mengenai pariwisata di Indonesia.

Di sana ternyata (mobil pintar) menjadi primadona, bahkan mendapat pujian dari komandan force-nyaKeberadaan mobil pintar di sana lantas dibikinkan CD-nyaSaya dikirimi CD-nya ituWah menyenangkanBermanfaat sekaliAduh anak-anak (tentara) ini luar biasa, baguslah membuatnya ituBagus sekaliAda juga rekaman testimoni dari anak-anak sanaBahkan, mereka nulis kesan-kesan dalam bahasa Arablalu diterjemahkan untuk saya ibu negara IndonesiaTerima kasihKami primadona di sana

Jadi proyek percontohan ya..?

Dulu kan saya diundang oleh Unesco, tanggal 31 Juli 2007 untuk memaparkan program iniKebetulan kita kan punya Pak Arief Rahman, yang menjadi duta Unesco yang ada di IndonesiaJadi dia yang menyampaikan program ini ke UnescoSaya paparkan dengan filmnya, fakta-fakta yang ada, kemudian bagaimana hasilnya sekarangTernyata mendapat sambutan yang luar biasaBahkan sekarang ini dianggap Unesco sebagai suatu kegiatan untuk bisa memberantas buta aksaraYang kedua, juga bisa mengangkat pemberdayaan kaum perempuan, sehingga ibaratnya dia mendapat income dari ituJadi kesejahteraan itu akan tercapaiHal itu akan diterapkan di beberapa negara, seperti Meksiko, Brazil, Mesir, Bangladesh, Pakistan, India, kalau tidak salahMana lagi...(total) sembilan negara termasuk Indonesia. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ICW Tuding Pengadilan Legalkan IL


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler